Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkah Balotelli Jadi Sorotan Tim Inggris

Kompas.com - 24/06/2012, 05:30 WIB

Krakow, Kompas - Kegilaan striker Mario Balotelli dan bayang-bayang adu penalti. Dua hal itu menjadi tema pembicaraan di markas tim Inggris menjelang duel perempat final Piala Eropa 2012 melawan Italia di Stadion Olimpiade, Kiev, Ukraina, Minggu (24/6) atau Senin dini hari WIB. Kubu Inggris beranggapan, jika mampu mengatasi dua ancaman tersebut, mereka yakin lolos ke semifinal.

Dua tema tersebut mendominasi pertanyaan-pertanyaan media yang disampaikan kepada kiper Joe Hart dan gelandang Scott Parker dalam sesi jumpa pers, Kamis. Sabtu lalu, tim Inggris dan Italia, yang sama-sama bermarkas di Krakow (kota wisata di bagian selatan Polandia), sesuai laporan wartawan Kompas MH Samsul Hadi dari Krakow, telah bergeser ke Kiev untuk mencoba lapangan Stadion Olimpiade.

Inggris pernah tampil di stadion itu saat memukul Swedia 3-2 pada penyisihan Grup D. Namun, Italia baru akan pertama kali ini tampil di stadion berkapasitas sekitar 60.000 penonton atau yang terbesar di antara stadion di delapan kota penyelenggara Piala Eropa 2012. Tiga laga penyisihan Italia dijalani di Polandia.

Yang bakal menjadi sorotan dalam laga tersebut, antara lain, kemungkinan duel bomber Italia Mario Balotelli melawan rekan satu klub atau lawan di Liga Inggris, termasuk Hart. Dalam sesi tanya-jawab dengan Hart, seorang wartawan Italia mengungkapkan, di Italia berkembang pandangan yang membandingkan Balotelli dengan striker andalan Inggris, Wayne Rooney.

Balotelli dan Rooney sama- sama telah menyumbangkan gol bagi tim masing-masing. ”Ya, dia (Balotelli) bisa menjadi ancaman besar. Dia pemain hebat, tetapi kami juga punya Joelie (Joleon Lescott) yang bisa menghadangnya. Saya tak khawatir sema sekali dan siap menghadapinya,” ujar Hart dalam jumpa pers.

Balotelli sosok cukup familier di Inggris karena memperkuat Manchester City, klub yang diantarkannya menjuarai Liga Inggris tahun ini. Jika diturunkan sejak menit awal, striker berusia 21 tahun itu bakal berhadapan dengan beberapa rekan satu klubnya, seperti kiper Joe Hart, bek Joleon Lescott, dan gelandang James Milner.

”(Balotelli dan Rooney) dua sosok yang berbeda sama sekali. Keduanya sama-sama punya talenta, punya kemauan memenangi laga. Terkait urusan sepak bola, mereka pemain hebat,” kata Hart menjawab pertanyaan wartawan Italia tadi.

Riset adu penalti

Hal lain yang menjadi sorotan kubu Inggris adalah kemungkinan terjadi adu penalti. Inggris memiliki catatan buruk soal adu penalti pada ajang-ajang besar sepak bola. ”Three Lions”, julukan tim nasional Inggris, lima kali kalah dari enam adu penalti yang mereka jalani di Piala Dunia ataupun Piala Eropa.

Dalam skuad yang ditangani Pelatih Roy Hodgson ini, terdapat enam pemain yang menderita kekalahan adu penalti dari Portugal di perempat final Piala Dunia 2006. Menjelang Piala Eropa 2012, reporter Inggris sempat kaget saat berkunjung ke Stadion Hutnik, tempat timnas Inggris berlatih. Ia mendapati di lapangan stadion itu tidak memiliki titik penalti.

Apa Anda siap jika diminta ambil bagian dalam adu penalti? Demikian tanya salah satu wartawan kepada Hart, Kamis siang. ”Ya. Ya, saya siap dan tidak sabar menunggunya. (Adu penalti) ini seperti lotere. Namun, kami punya penendang-penendang bagus,” kata Hart yang disebut-sebut menjadi sosok pengganti kiper pascalegenda David Seaman dan Peter Shilton.

Hart mengaku telah banyak melakukan riset sendiri soal bagaimana gaya dan kebiasaan pemain-pemain Italia dalam mengeksekusi tendangan penalti. Menurut kiper berusia 25 tahun itu, ia dan rekan-rekannya sudah melakukan tendangan penalti sejak sebelum Inggris lolos ke perempat final.

Ia tersenyum saat ditanya soal berapa kali tendangan penalti rekannya yang berhasil dia gagalkan. Fans dan media Inggris wajar merasa cemas jika laga timnas mereka melawan Italia harus dilanjutkan dengan adu penalti setelah skor imbang hingga babak perpanjangan waktu.

Berdasarkan catatan sejarah, penalti seolah menjadi kutukan bagi Inggris. Kutukan itu bermula saat Inggris kalah adu penalti 3-4 dari Jerman Barat di Piala Dunia Italia 1990. Enam tahun kemudian, Inggris sempat menang adu penalti lawan Spanyol di perempat final Piala Eropa 1996, tetapi di semifinal kalah dari Jerman melalui adu penalti pula.

Pada Piala Dunia Perancis 1998, Inggris tersingkir setelah adu penalti dengan Argentina pada putaran kedua. Hal serupa terulang di Piala Eropa 2004 dan Piala Dunia 2006, saat mereka juga kalah adu penalti di perempat final melawan Portugal.

Bagi Italia, dua adu penalti terakhir mereka menghadirkan aroma berbeda. Pada perempat final Piala Eropa 2008, ”Azzurri” kalah adu penalti 2-4 di tangan Spanyol yang kemudian menjadi juara. Saat waktu normal berakhir, ditambah perpanjangan waktu, skor 0-0. Dua pemain yang saat itu gagal mengeksekusi penalti, yakni Daniele De Rossi dan Antonio Di Natale, masih memperkuat tim Italia kali ini.

Dua tahun sebelumnya, pada Piala Dunia Jerman 2006, Italia menggenggam trofi juara setelah unggul adu penalti 5-3 atas Perancis pada laga final. Kelima algojo Italia, yakni Andrea Pirlo, Marco Materazzi, Daniele De Rossi, Alessandro Del Piero, dan Fabio Grosso, sukses menunaikan tugas. Sebaliknya, Perancis harus menanggung kekalahan akibat kegagalan penalti striker David Trezeguet.

Pemenang laga Inggris versus Italia akan menghadapi Jerman yang memukul Yunani 4-2 di perempat final pada laga semifinal di Stadion Nasional Warsawa, 28 Juni mendatang.

(ADP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Motogp
Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Liga Inggris
Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Liga Italia
Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Liga Inggris
Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Liga Italia
Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Liga Lain
Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Liga Indonesia
VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

Liga Indonesia
Bekal di Thomas-Uber, Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand Open 2024

Bekal di Thomas-Uber, Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand Open 2024

Badminton
PSSI Akan Segera Bertemu Shin Tae-yong untuk Bahas Kontrak

PSSI Akan Segera Bertemu Shin Tae-yong untuk Bahas Kontrak

Timnas Indonesia
Alasan Skuad AC Milan Gunakan Jersey Nama Ibu Kala Libas Cagliari

Alasan Skuad AC Milan Gunakan Jersey Nama Ibu Kala Libas Cagliari

Liga Italia
Alasan Ten Hag Yakin Akan Bertahan di Manchester United

Alasan Ten Hag Yakin Akan Bertahan di Manchester United

Liga Inggris
Menilik Statistik Perjuangan Timnas U23 Indonesia di Piala Asia-Playoff Olimpiade

Menilik Statistik Perjuangan Timnas U23 Indonesia di Piala Asia-Playoff Olimpiade

Timnas Indonesia
Exco PSSI Ungkap Reaksi Ernando Ari soal Marteen Paes

Exco PSSI Ungkap Reaksi Ernando Ari soal Marteen Paes

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com