Lawan bebuyutan Ronaldo adalah kiper tim ”Kereta Cepat”, Petr Cech. Dia bukanlah lawan enteng yang dihadapi setiap kubu. Ronaldo harus mengatasi serangan tim yang menempati posisi pertama Grup A.
Sebaliknya, Cech harus menahan gempuran Portugal yang, meski berada di posisi runner-up, berasal dari grup neraka. Dengan porsi penguasaan bola Portugal mencapai 57 persen, implikasinya adalah serbuan deras Ronaldo terhadap Cech.
Kiper klub Chelsea tersebut harus berjuang habis-habisan. Apalagi, Portugal mengerahkan kekuatan penuh.
Dalam laga bertempo cepat yang berlangsung cukup panas itu, Cech dibombardir 20 tendangan dan enam tendangan di antaranya mengarah ke gawang. Bandingkan dengan serangan untuk kiper Rui Patricio yang hanya dua kali mengarah ke gawang Portugal.
Cech jelas pontang-panting menyelamatkan gawang. Pada babak pertama, gedoran Portugal umumnya masih bersifat minor. Ancaman besar pertama kali datang pada menit pertama perpanjangan waktu babak pertama melalui tendangan Ronaldo.
Namun, Cech yang menjatuhkan diri masih bisa menghalangi bola dengan tubuhnya. Babak kedua merupakan rentetan perpaduan antara kepiawaian Cech dan lindungan dewi fortuna. Berkali-kali Cech mengelakkan sepakan bola dari lawan.
Tak jarang pula, tendangan pemain Portugal mandul melenceng dari gawang. Pada menit ke-76, misalnya, Nani menembak dari kiri gawang, tetapi bola bisa ditangkap Cech.
Keberuntungan masih memayungi tim Ceko saat penyerang Portugal Hugo Almeida menjebol gawang Cech. Namun, upaya di depan mulut gawang itu dinyatakan off-side. Dominasi Portugal akhirnya mematahkan kemujuran dan kecakapan Cech.
Sundulan Ronaldo dari umpan lambung tak mampu diatasi Cech. Gawang Ceko pun jebol pada menit ke-79 dengan gol semata wayang. Hingga akhir laga, Portugal tak bisa mengimbangi skor 0-1.
Cech tampil luar biasa dengan menunjukkan perlawanan sengit terakhir sebelum mengakui kekalahannya. (BAY)
