Dibesarkan sebagai anak ”adopsi” dan merasa dibuang oleh orangtua kandungnya tampaknya sangat memengaruhi kejiwaan Balotelli. Hubungannya yang tidak harmonis dengan kedua orangtua angkatnya membuat perilaku Balotelli makin liar dan kerap bertingkah seperti anak kecil yang ingin mendapat perhatian dari orang sekitarnya.
Sama seperti Mancini, Prandelli menyadari benar potensi sekaligus risiko keberadaan Balotelli di dalam tim. Namun sepertinya Prandelli lebih percaya pada potensi sehingga memberikan Balotelli dua kesempatan menjadi starter saat Italia menghadapi Spanyol dan Kroasia. Penampilannya tidak terlalu menonjol meski punya kontribusi besar dalam strategi menyerang ”Azzurri”.
Pada laga penentuan melawan Irlandia, posisi Balotelli digantikan Antonio Di Natale, pemain yang mencetak gol saat melawan Spanyol. Balotelli gelisah di bangku cadangan, dan bahasa tubuhnya menunjukkan kemarahan luar biasa kepada Prandelli. Menit ke-74, Balotelli masuk menggantikan Di Natale dan, menjelang peluit akhir, pemain yang juga dijuluki ”The Magician” ini membuat gol akrobatik menawan. Meski ditarik kostumnya oleh John O’Shea sehingga kehilangan keseimbangan, Balotelli tetap bisa melakukan tendangan salto untuk menaklukkan kiper Shay Given.
Begitu mencetak gol, Balotelli terlihat mengeluarkan kata-kata dengan urat leher menegang. Bek Leonardo Bonucci yang paling dekat dengannya langsung memeluk pundak dengan satu tangan, sementara tangan lainnya membekap mulut Balotelli. Dalam pengakuan setelahnya, Bonucci mengatakan, tidak tahu persis apa yang dikatakan Balotelli karena diucapkan dalam bahasa Inggris.
Hingga kini apa yang dikatakan Balotelli masih misteri dan hanya dia sendiri serta Bonucci yang tahu. Tampaknya Bonucci melindungi Balotelli agar pemain temperamental itu tidak semakin liar mengumbar kata-kata kasar kepada Prandelli.
Prandelli tampaknya tahu Balotelli memaki dirinya, tetapi dia tidak menganggap hal itu sebagai masalah besar. Prandelli sejak awal sadar, menangani Balotelli adalah tantangan tersendiri. Impian suksesnya sebagai manusia, seperti kata Mancini. Barangkali, kalaupun Italia tak bisa jadi juara, Prandelli bisa dianggap sukses jika mampu mengendalikan ”si bengal” Balotelli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.