KOMPAS.com - Para pemain Rusia terenyak setelah Polandia mampu menahan imbang mereka pada laga kedua. Rusia yang sempat jemawa setelah menggilas Ceko, 4-1, kini harus turun dari angkasa. Mereka marah dan menyumpah serapah. Namun, Dick Advocaat mengubah energi negatif itu menjadi bara di dada pasukannya untuk bangkit dan melibas Yunani.
Rusia bertekad menang untuk dua tujuan: memastikan tiket ke perempat final dan memilih lawan yang lebih mudah dikalahkan.
Di peta persaingan Grup A, semua tim masih berpeluang lolos ke delapan besar. Rusia yang berada di puncak klasemen dengan empat poin berpeluang lolos paling besar.
Hasil imbang saat menghadapi Yunani sudah cukup meloloskan Rusia ke perempat final. Namun, hanya kemenangan yang menjadikan mereka juara Grup A dan akan menghadapi tim di posisi kedua Grup B. Juara Grup A akan menghadapi runner-up Grup B di Warsawa.
Para pemain Rusia bakal menghindari Jerman, yang diperkirakan menjadi pemuncak Grup B, di perempat final. Apalagi, Rusia berharap dapat menembus semifinal, seperti pada Piala Eropa 2008.
”Kami harus menang agar dapat terus berlaga di Warsawa. Hasil lain tidak dapat kami terima,” kata gelandang sayap Roman Shirokov.
Pencetak satu gol ke gawang Ceko itu mengatakan, timnya sudah kembali bersemangat untuk menghadapi Yunani pada laga terakhir Grup A. Permainan buruk saat melawan Polandia sudah dievaluasi dan mereka kembali siap bertempur untuk menekuk Yunani.
Semangat yang sama juga diungkapkan oleh kiper Vyacheslav Malafeev. Malafeev mengatakan, dirinya dan para pemain belakang siap bertempur habis-habisan untuk mementahkan setiap serangan Yunani. Malafeev juga berjanji tidak melakukan kesalahan seperti Petr Cech, yang gagal menangkap bola dan berbuah gol bagi Yunani.
Bek tengah Sergei Ignashevich mengatakan, timnya harus mengambil inisiatif serangan dan unggul secara cepat sejak menit pertama. Tim Rusia juga harus terus menyerang dan memperbesar keunggulan untuk memastikan kemenangan di tangan.
Tim Yunani yang memiliki pertahanan kuat harus dikejutkan dengan serangan cepat, seperti yang dilakukan Ceko dengan mencetak dua gol dalam enam menit. Rusia juga harus mencetak dua gol atau lebih agar Yunani tidak berkesempatan menyamakan kedudukan, seperti yang dilakukan Polandia.
Advocaat mengaku gembira dengan semangat yang membara di dada pasukannya. Namun, Rusia memiliki beberapa masalah yang harus diselesaikan agar dapat mengalahkan Yunani. Salah satunya adalah ketajaman penyerangnya.
Advocaat biasanya memasang tiga penyerang, yaitu Andrey Arshavin, Aleksandr Kerzhakov, dan Alan Dzagoev, dalam formasi 4-3-3. Dari ketiganya, hanya Dzagoev yang produktif mencetak gol di turnamen ini. Arshavin dan Kerzhakov belum mencetak gol.
Mantan Pelatih Zenit St Petersburg itu sedang mempertimbangkan untuk mengganti Kerzhakov dengan Roman Pavlyuchenko yang lebih tajam dan memiliki daya dobrak bagus. Pada laga melawan Ceko, Pavlyuchenko juga mencetak satu gol.
Namun, posisi Arshavin diperkirakan masih aman karena pemain berusia 31 tahun itu mampu membongkar pertahanan lawan dan melepaskan umpan-umpan matang bagi Dzagoev dan dua di antaranya berbuah gol.
”Dia (Arshavin) adalah pemain yang sangat berbahaya dan sangat tajam dengan bola. Saya pernah hampir menggantinya saat melawan Polandia, tetapi kemudian dia melakukan hal yang positif,” kata Advocaat.
Masalah lain yang muncul adalah cederanya bek sayap kiri Yuri Zhirkov. Zhirkov tidak ikut berlatih pada Rabu (13/6) dan terlihat menempelkan es di lututnya. Selain tangguh di pertahanan, Zhirkov juga sering mengalirkan bola ke Kerzhakov.
”Saya sedang menyusun strategi dan formasi pemain untuk menghadapi Yunani. Kami harus menang pada laga terakhir ini,” kata Advocaat.
Yunani merendah
Di kubu Yunani, para pemain tim biru putih itu memilih bersikap merendah dalam menghadapi Rusia.
”Lebih baik menjadi tim yang tidak diunggulkan sehingga kami akan tampil tanpa beban. Kami justru diuntungkan,” kata Kostas Mitroglou, penyerang yang diturunkan saat melawan Ceko.
Menurut Mitroglou, pada Piala Eropa 2004, timnya juga tidak diunggulkan, tetapi mereka sanggup menjadi juara. Ketiadaan beban juga membuat mereka dapat bermain ofensif sejak menit awal.
Namun, Mitroglou lupa, Rusia mengalahkan Yunani pada Piala Eropa 2004 dan 2008.
”Pertandingan ini adalah pertandingan final bagi kami. Rekan-rekan akan memberikan yang terbaik pada laga ini,” kata Kostas Fortounis.
Pelatih Fernando Santos menekankan pentingnya konsentrasi sejak menit awal. Tanpa konsentrasi, Yunani akan menjadi bulan-bulanan lagi, seperti saat melawan Ceko.
Menghadapi Rusia, dua pemain Yunani diperkirakan bakal absen. Keduanya adalah kiper Kostas Chalkias dan bek Avraam Papadopoulos. Namun, Santos tidak risau dan mempersiapkan taktik baru.
”Kami melihat kelemahan Rusia pada laga kedua. Kami merasa berpeluang mengalahkan Rusia dan melaju ke perempat final,” kata Santos. (AFP/AP/ECA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.