Jerman unggul lebih dulu pada menit ke-24 melalui kerja sama apik dari barisan belakang, memanfaatkan lemahnya benteng pertahanan Belanda. Bola dari sayap kanan langsung dioper Thomas Mueller kepada Bastian Schweinsteiger yang berada di tengah, yang kemudian meneruskannya kepada Mario Gomez yang berada di depan tanpa kawalan. Penyerang Jerman yang dikira bek-bek Belanda dalam posisi off-side itu pun dengan mudah mengecoh kiper Belanda, Maarten Stekelenburg.
Barisan pertahanan Belanda yang relatif terbuka, meski telah diperkuat kembali bek andalannya, Joris Mathijsen, terus dimanfaatkan pasukan Jerman dengan mengirim umpan-umpan panjang langsung ke depan.
Kelemahan barisan pertahanan Belanda kembali dimanfaatkan duet Schweinsteiger-Gomez yang sama-sama menjadi tulang punggung Bayern Muenchen, dengan gol kedua Gomez pada menit ke-38.
Upaya Belanda untuk membalas gol-gol Jerman selalu kandas sebelum masuk kotak penalti akibat kokohnya pertahanan Jerman, dan juga kurangnya kebersamaan para penyerang Belanda. Arjen Robben, Van Persie, maupun Ibrahim Afellay kerap bermain sendiri-sendiri. Komunikasi antara Robben dan Van Persie pun kurang maksimal.
Meski Belanda pada babak pertama lebih banyak menguasai bola ketimbang Jerman, pasukan Van Marwijk gagal menciptakan peluang emas karena sering terbentur benteng pertahanan Jerman yang kokoh.
Sebaliknya, melalui umpan-umpan lambung jauh ke depan dan umpan-umpan terobosan, Jerman menyerang dengan efektif, dimotori Schweinsteiger dan Mezut Oezil. (OKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.