Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanyol, Barca Tanpa Messi

Kompas.com - 12/06/2012, 05:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor

Hal terbaik dari laga Italia melawan Spanyol di Grup C Piala Eropa 2012, Minggu (11/6) di Gdansk, Polandia, adalah bahwa tim Spanyol masih tetap sebuah mesin yang impresif, mengesankan. Tegas dalam komitmennya untuk turun gelanggang dan berjuang untuk menang, lalu memainkan laga, mengambil dan menguasai bola, serta menikmati saat-saat penuh gembira—dengan semua risiko yang mungkin terjadi. Disertai keberanian dan cinta terhadap bola, seperti biasanya.

Di lingkungan seputar rumah saya, ada sebagian orang yang berpendapat: melawan tim seperti Spanyol, Anda tidak akan bisa memainkan bola karena lawan Anda itu tak pernah berkeinginan melepaskannya. Anda bisa mengimbangi mereka dengan wajib menyertakan semua unsur sepak bola dalam permainan; Italia memahami itu dengan baik.

Tim Italia ini berbeda dengan sebelumnya. Tak ngotot mendominasi penguasaan bola seperti dahulu; saat mereka hadir di lapangan memang ”tidak untuk kalah”. Namun, kali ini mereka berlaga dengan sepenuhnya respek pada pertandingan dan bola, lebih bijak dan mencermati semua detail, dan, ini terbukti—semua itu terjadi hanya ketika Spanyol mengizinkan itu (baca: sedang tidak menguasai bola).

Italia memaksimalkan pendekatan lebih luas terhadap pertandingan, usaha kolektif, menggunakan lebih banyak kekuatan fisik, sadar bahwa mereka tidak punya lagi bintang hebat seperti yang dimiliki dahulu. Tim ”Azzurri” bermain dengan antusiasme, tanpa keterpaksaan, kecuali pada saat-saat akhir pertandingan.

Pendirian yang jelas

Di sisi lain, Spanyol! Sudah lama tidak ada tim seperti ini. Sebelumnya, hanya ada sedikit kesebelasan yang bisa bermain di level seperti ini dan Spanyol telah menguatkan fenomena ini dalam penampilan mereka. Sebuah tim dengan pendirian yang sungguh jelas.

Jadi, apa yang salah kali ini? Terkait pendefinisian taktik mereka, mungkin yang menjadi kelemahan adalah bagaimana Spanyol kurang bermain menyusuri garis tepi lapangan, yang baru dilakukan setelah Jesus Navas tampil sebagai pemain pengganti pada babak kedua.

Itu salah satunya dan mungkin satu lagi adalah ”ketabahan” mereka yang pas-pasan dalam bertahan, khususnya dalam situasi satu lawan satu.

Saya sudah mengatakan itu dalam berbagai kesempatan dan, kali ini, Italia mengonfirmasi itu: tim Spanyol seperti Barcelona, tetapi tanpa kekuatan seorang Lionel Messi. Jika ada bintang asal Argentina itu di tim Spanyol, tentu sudah terjadi topan badai di lini pertahanan Italia. Spanyol bisa mencetak empat, lima, enam gol dengan nyaman.

Dan, pertahanan Spanyol memang sangat mudah diserang. Lini itu tidak dirancang dengan baik dan tidak terkoordinasi. Italia memahami hal itu dan memanfaatkannya untuk menghadirkan kekacauan.

Mengetahui keterbatasan-keterbatasan mereka, Italia merayakan hasil seri sebagai kemenangan dan Spanyol bersedih meski sebenarnya mereka pun tak punya alasan untuk itu.

(César Luis Menotti Pelatih Tim Argentina di Piala Dunia 1978)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com