"INI adalah salah satu memori terindahku. Aku tak mengira akan menikmati diriku sendiri dalam sepak bola seperti ini. Kami sangat bagus. Kami bisa saling menatap mata sebegitu dekatnya. Rasanya kami sedang memainkan PlayStation."
Kalimat itu diucapkan Samir Nasri saat diwawancara UEFA. Dia tak mengungkapkan rasa bahagianya saat membawa Manchester City juara Premier League 2011-12. Dia juga tak bicara soal kegembiraannya bersama Marseille atau Arsenal. Namun, suasana yang ia gambarkan itu terjadi di final Piala Eropa U-17 tahun 2004.
Tim Perancis saat itu diperkuat Nasri, Hatem Ben Arfa, Karim Benzema, dan Jeremy Menez. Mereka menjadi bintang di turnamen itu dan membawa Perancis tampil sebagai juara. Di final, mereka mengalahkan Spantyol 2-1. Saat itu, Spanyol juga punya bakat besar di diri Cesc Fabregas dan Gerard Pique. Para pemain Perancis yang menjuarai Piala Eropa U-17 2004 itu kemudian sering disebut "La Generation 87", merujuk rata-rata tahun kelahiran mereka.
Di bawah Pelatih Philippe Bergeroo, Perancis memiliki serangan yang dinamis. ben Arfa menjadi top skorer di turnamen itu dengan mengemas 3 gol. Sedangkan Nasri mencetak gol kemenangan di partai final. generasi baru Perancis itu dinilai cukup fenomenal.
"Mereka percaya diri dan tak arogan. Mereka sendiri bertekad menjadi juara. Beberapa saat sebelum final, saya memanggil Nasri. Dia menjawab, 'Jangan khawatir, pelatih! Trofi ini milik kita.'" kenang Bergeroo.
Delapan tahun kemudian, para bintang itu kembali bereuni. Kali ini mereka tergabung dalam skuad timnas senior yang dilatih Laurent Blanc dengan target trofi Piala Eropa 2012. Sukses nasri dkk menjadi inspirasi dan tim ingin mengulangnya lagi, menyamai rekor Zinedine Zidane dkk yang sukses menjuarai Piala Eropa 2000.
"Kami beruntung memiliki merek," kata Pelatih Perancis, Laurent Blanc.
Para bintang "La Generation 87" itu memang makin matang. Musim lalu, Nasri menjadi bagian penting sukses City menjuarai Premier League. Karim Benzema mencetak 21 gol buat Real Madrid dan membawa timnya juara Liga BBVA. Hatem Ben Arfa menjadi andalan Newcastle United dan membawa klub itu menduduki urutan ke-5 klasemen akhir Premier League. Sedangkan Jeremy menez juga jadi andalan Paris Saint-Germain.
Mereka memang agak lambat berkembang. Benzema butuh dua musim di Madrid untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya. Nasri sempat kurang cocok di Arsenal. Sedangkan jeremy Menez kurang berkembang di AS Roma hingga akhirnya pindah ke Paris Saint-Germain. lalu, Ben Arfa dianggap kurang berkembang di Marseille dan Lyon, sebelum pindah ke Newcastle.
Namun, pada akhirnya empat pemain ini membuktikan bakat dan kapasitasnya sebagai bintang. Musim lalu, mereka tampil dengan performa memuaskan.