Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antonio Conte, Kunci Sukses Juventus

Kompas.com - 07/05/2012, 15:26 WIB

TURIN, KOMPAS.com - Seperti halnya yang dilakukan Massimiliano Allegri musim lalu di AC Milan, maka Antonio Conte pun melakukan hal yang sama bersama Juventus musim ini. Kedua allenatore itu sama-sama meraih scudetto di musim pertama bersama klubnya.

Bahkan Antonio Conte melakukannya dengan lebih hebat yaitu tak terkalahkan hingga kompetisi tersisa satu laga. Dan, Conte lebih muda satu tahun dibanding Allegri saat meraih scudetto yaitu 42 tahun.

Prestasi Conte ini tak bisa dikesampingkan begitu saja meski Juventus musim ini memiliki para pemain dengan kualitas jempolan.

Juventus pernah mengalami krisis saat didegradasi ke Seri B karena skandal pengaturan pertandingan atau calciopoli pada 2006 lalu. Saat terdegradasi, Juventus ditinggalkan sejumlah pemain kuncinya seperti Zlatan Ibrahimovic, Fabio Cannavaro dan Patrick Vieira.

Hanya semusim di Seri B, Juventus kembali promosi ke Seri A dan menghabiskan banyak dana untuk membangun klub. Namun, guyuran uang terbukti tidak cukup bagi Si Nyonya Tua untuk berprestasi. Bahkan Juve harus berganti empat manajer selama empat musim.

Di tengah kegamangan, di awal musim ini manajemen Juventus secara mengejutkan menunjuk Antonio Conte untuk menakhodai klub dengan trofi Seri A terbanyak itu.

Sesuai kebutuhan

Pada awalnya, banyak yang meragukan Conte, apalagi Juventus saat itu gagal berprestasi meski mendatangkan sejumlah pemain mahal seperti Diego, Amauri dan felipe Melo. Selain itu Juve juga dipenuhi pemain terbaik Italia namun para pelatih sebelum Conte - yang penuh pengalaman - tak mampu meramu dan menyatukan bakat-bakat terbaik itu menjadi sebuah tim yang efektif di lapangan.

Keraguan semakin meningkat karena minimnya pengalaman Conte menangani tim Seri A. Satu-satunya pengalaman mantan kapten Juventus itu adalah menangani Atalanta selama tiga setengah bulan yang berakhir dengan kegagalan. Namun, Conte berhasil memberikan gelar juara Seri B untuk Bari pada 2009 dan membawa Siena promosi ke Seri A pada 2011.

Kedua prestasi ini membuktikan Conte mampu menciptakan tim juara dan yang lebih penting adalah kemampuan Conte memotivasi pemain. Semangat Conte memompa motivasi pemain terlihat jelas di lapangan. Dia kerap berdiri di sisi lapangan berteriak keras hingga urat lehernya menonjol dan wajahnya memerah.

Dan Conte memang sosok yang dibutuhkan Juventus. Dia dibesarkan Juventus dan berseragam putih hitam selama 13 tahun yang juga adalah salah satu masa keemasan Juventus.

Dalam mengelola klub, Conte selalu mengingatkan para pemain tentang klub yang mereka bela dan apa yang diharapkan dari mereka, para pemain. Semuanya itu karena Conte belum melupakan apa arti bermain bagi salah satu klub terbesar dan tersukses di Italia dan mungkin juga di Eropa.

Dengan pengalamannya sebagai pemain, Conte berhasil menciptakan cara dan hasrat melatih baru yang akhirnya mampu membantu Juventus merengkuh kembali kejayaannya di masa lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com