Dari hasil empat laga putaran pertama, tidak terbantahkan, duel Barcelona versus Milan masih bakal menghadirkan drama yang sulit diduga. Kemampuan Allegri menjinakkan Lionel Messi dan kawan-kawan dengan stok pemain tidak maksimal patut diacungi jempol.
Barcelona boleh saja menguasai 62 persen penguasaan bola dan lebih banyak melesakkan tembakan (15 kali—lima tepat sasaran—ketimbang Milan yang hanya empat kali upaya serangan dan dua yang tepat sasaran). Namun, yang terpenting bagi Milan, permainan tim asuhan Pep Guardiola tidak berkembang.
Messi terkunci dan diisolasi dari
Alexis Sanchez dibuat tak berkutik dan mejan di depan gawang, dimentahkan bek kiri Luca Antonini. Ditambah penampilan cemerlang kiper Christian Abbiati, cara Milan bertahan dari serangan para pemain Barcelona tak ubahnya suatu seni. Seni cara mempertahankan diri
”Kami melakukan dua fase pendekatan permainan yang berbeda, yakni bertahan dan menyerang,” ujar Allegri saat jumpa pers. Fase permainan bertahan itu banyak terlihat di babak pertama, saat mereka justru mendapat peluang emas melalui Robinho dan Zlatan Ibrahimovic.
Dapat dikatakan, kunci sukses Milan meredam Barcelona terletak pada kemampuan memadukan dua fase pendekatan permainan dalam satu laga
Walhasil, meski ini hanya soal persepsi, hasil seri itu dirasakan kubu Milan seperti kemenangan yang tertunda.
Siapa bakal terkubur?
Dengan hasil imbang tanpa gol di San Siro itu, Milan akan lolos jika mencetak hasil seri dengan gol. Hal itu pernah dilakukan Milan tanpa diperkuat Ibrahimovic saat menahan Barcelona, 2-2, di babak penyisihan grup.