ZURICH, KAMIS
Skor itu mengundang kecurigaan bukan hanya karena selisih angka yang sangat besar, melainkan juga keterkaitannya dengan persaingan lolos ke putaran terakhir antara Bahrain dan Qatar. Bahrain butuh sembilan gol dan pada laga bersamaan di Teheran, Qatar harus kalah dari Iran agar Bahrain lolos.
Qatar—bukan Bahrain, seperti diberitakan kemarin—lolos mendampingi Iran ke putaran keempat berkat gol pada menit ke-86 oleh bek Qatar, Mohammed Kasola, yang membuat laga berakhir seri 2-2. Qatar unggul satu poin di atas Bahrain pada klasemen Grup E. Indonesia sudah tersingkir sebelum laga dimulai setelah kalah dalam lima laga sebelumnya.
”Mengingat hasil yang tidak lazim, dalam kaitannya dengan perkiraan hasil laga, sejarah
Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro menyatakan ”tidak ada masalah” atas rencana FIFA menginvestigasi laga tim Indonesia di Bahrain itu. ”Kita terbuka, tidak ada yang perlu ditutup-tutupi,” katanya. ”PSSI merasa prihatin dan minta maaf atas kekalahan tim nasional dari Bahrain,” ungkap Tri.
Kekalahan 0-10 di Bahrain itu merupakan kekalahan terbesar Indonesia setelah kalah 0-9 dalam laga persahabatan dengan Denmark di Kopenhagen, September 1974. Di ajang Pra-Piala Dunia (PPD) itu kekalahan terbesar setelah kalah 0-7 dari Suriah di Damaskus pada PPD 2010, November 2007.
Penggemar sepak bola di Tanah Air sangat kecewa dengan kekalahan itu. ”Ini penampilan yang sangat mengecewakan. Sama sekali tak menggambarkan kualitas tim nasional,” ujar Sutiman, penggemar sepak bola yang tinggal di Sawah Besar, Jakarta, Kamis (1/3) malam.
Dalam laga tersebut, kiper Indonesia, Samsidar, diganjar kartu merah pada menit ketiga karena dinilai melanggar pemain Bahrain yang dalam posisi mencetak gol. Pelatih timnas Indonesia, Aji Santoso, juga diusir dari bangku cadangan tim karena dianggap melakukan protes berlebihan.
Dalam rentang 34 menit di babak pertama, Indonesia juga diganjar tiga penalti. Tiga penalti itu dijatuhkan wasit Andre El Hadad (Lebanon) yang menilai ada tiga pelanggaran pemain Indonesia di kotak penalti, termasuk pelanggaran Samsidar.
Pada babak kedua, skuad ”Merah Putih” kembali diganjar penalti. Namun, dalam hukuman penalti keempat wasit tidak jeli melihat itu hasil
Pelatih Aji Santoso tidak merekrut sejumlah pemain senior, seperti striker Bambang Pamungkas, gelandang Firman Utina, Ahmad Bustomi, bek Hamka Hamzah, dan pemain inti skuad sebelumnya karena para pemain tersebut bermain di klub-klub Liga Super Indonesia (LSI).
Aji menjalankan langkah PSSI melarang tampilnya pemain LSI di timnas dengan acuan surat Sekjen FIFA Jerome Valcke dan Sekjen Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Alex Soosay pada 21 Desember 2011. FIFA menyebut LSI sebagai liga
Soal konflik elite pengurus sepak bola, suporter seperti Sutiman mendambakan rekonsiliasi di jajaran elite persepakbolaan nasional sehingga mampu menciptakan tim nasional yang tangguh.