Sebelum tahun 1990-an dan puncak krisis setelah juara Piala FA 2006, sebagai salah satu klub Inggris paling digemari, Liverpool mempunyai tradisi merebut gelar juara hampir setiap musim. Tradisi itu berhenti sama sekali dalam enam tahun terakhir.
Perjalanan kelam enam tahun itu hanya bisa dihentikan demi meretas jalan baru yang penuh cerita sukses dengan memukul Cardiff di final Piala Liga kali ini. Alam pikiran itu memenuhi benak semua awak Liverpool.
”Saya benar-benar yakin, menjuarai ajang ini bakal menjadi katalis bagi periode sukses klub,” kata Steven Gerrard, kapten Liverpool. ”(Tampil juara) bakal menyuntikkan keyakinan dan kepercayaan pada kami untuk memberi gelar-gelar berikutnya.”
”Hal itu yang terjadi pada 2001 saat kami menjuarai Piala Liga dan berlanjut dengan merebut treble (bersama Piala FA dan Piala UEFA),” papar Gerrard. Tahun ini, sukses treble tak mungkin diwujudkan dengan tiga gelar juara, tetapi dimungkinkan lewat dua trofi—satu gelar lain di Piala FA di mana mereka lolos ke perempat final dengan calon lawan Stoke City—plus jika mungkin tiket lolos ke Liga Champions.
Sedemikian penting arti gelar Piala Liga bagi timnya, Pelatih Liverpool Kenny Dalglish selalu menurunkan kekuatan penuh di setiap putaran. Hasilnya, Liverpool menekuk tiga rival di Liga Primer (Stoke, Chelsea, serta Manchester City) dalam perjalanan menuju final kali ini.
Dalglish bisa kembali menurunkan tim berkekuatan penuh. Striker Craig Bellamy yang siap tampil setelah disuntik untuk meredakan gangguan pada punggungnya dianggap pemain kunci penentu kemenangan Liverpool.
”Tidak hanya dia tahu betul soal mereka (Cardiff) karena ia tampil bersama mereka musim lalu, tetapi juga punya kecepatan mematikan yang akan merobek klub Wales itu sekalipun mereka berusaha menumpuk pemain di lini tengah dan banyak bertahan,” ujar Mark Lawrenson, eks pemain Liverpool yang menjuarai Piala Liga tiga kali dan kini pengamat sepak bola di BBC.
Bukan final yang mudah
Ibarat mengarungi perjalanan panjang untuk menghentikan era paceklik gelar enam tahun itu, Liverpool menjadikan duel melawan Cardiff harus diakhiri dengan manis. Liverpool lebih difavoritkan daripada Cardiff, tetapi ada satu hal yang diingatkan legenda Liverpool, Ian Rush.
”Jika Anda tampil di final, tidak ada yang mudah,” kata Rush yang masih berstatus top scorer di sejarah Piala Liga bersama Sir Geoff Hurst (49 gol). ”Ya, Liverpool favorit menang, tetapi jika tampil dengan persiapan yang salah, mereka bakal jadi korban kejutan. Di final, Cardiff bisa memukul tim mana pun.”
Bagi Cardiff, klub Championship atau Divisi Dua dalam strata Liga Inggris, ini penampilan keempat di Wembley dalam empat tahun terakhir. Mereka menang di semifinal Piala FA 2008 sebelum kalah 0-1 dari Portsmouth di final. Pada playoff promosi ke Liga Primer 2010, mereka kalah 2-3 dari Blackpool.
Selain final Piala Liga, Minggu ini juga berlangsung big match Liga Inggris, Arsenal versus Tottenham Hotspur di Stadion Emirates. Arsenal baru mengalami 10 hari yang memilukan, yakni kalah 0-4 dari AC Milan di Liga Champions dan 0-2 dari Sunderland di Piala FA.
Duka itu bisa bertambah lama jika melihat kekuatan Tottenham yang bakal maksimal. Emmanuel Adebayor, Rafael van der Vaart, Luka Modric, dan Benoit Assou-Ekotto diperkirakan sudah fit dan bisa tampil melawan Arsenal. Posisi Arsenal di peringkat empat klasemen terancam oleh Chelsea mengingat mereka hanya unggul selisih gol.
Minggu ini juga akan berlangsung pertandingan antara Norwich City yang akan menjamu Manchester United, yang untuk sementara menghuni tangga runner-up klasemen Liga Inggris. Kemenangan MU atas Norwich akan menjaga upaya MU untuk mempertahankan gelar Liga Primer dari seteru utamanya, Manchester City.
Saat berita ini naik cetak, Minggu dini hari WIB, Manchester City berlaga melawan tim papan bawah, Blackburn Rovers, di Stadion Etihad, Manchester. Hingga sebelum kick off di Etihad, poin kedua tim berselisih dua, dengan City mengemas 60 poin, sedangkan MU mengumpulkan 58 angka.
Sementara Wolverhampton Wanderers yang kini berada di urutan ke-18, tiga tangga di atas juru kunci, menunjuk Terry Connor sebagai pelatih. Connor menggantikan Mick McCarthy yang diberhentikan.