Perseteruan pemain dengan pelatih yang berlangsung antara pemain tim nasional Argentina, Carlos Tevez (28), dan pelatihnya di Manchester City, Roberto Mancini, tampaknya bakal memasuki babak akhir. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Mancini yang mengharapkan Tevez sudah bisa kembali berlatih bersama rekan-rekannya di Stadion Etihad, Manchester, dalam minggu ini.
Hanya saja, sekalipun Mancini sudah memberikan lampu hijau agar Tevez bisa kembali membela tim ”Biru Langit”—julukan Manchester City yang kini dimiliki Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan itu—Mancini masih menetapkan syarat.
”Saya berharap dia sudah bisa berada di sini pekan ini karena tidak ada persoalan dengan klub ini. Jadi semuanya bergantung kepadanya,” kata Mancini yang sudah memberikan gelar Piala FA bagi Manchester City pada musim lalu.
Apalagi, tambah Mancini, ”Kami semua tetap di sini dan tidak pernah ada perubahan dalam tiga bulan terakhir ini. Carlos juga tahu bahwa dirinya masih tetap merupakan pemain City.”
Persyaratan yang dilontarkan Mancini melalui wartawan itu adalah permohonan maaf dari Tevez. ”Tentu (permohonan maaf) itu wajar adanya. Baru setelah itu Carlos bisa bergabung dan bermain lagi bersama teman-temannya. Itu pun jika kondisi fisiknya sudah baik. Saya sendiri selalu bisa memaafkan siapa pun,” tambah Mancini.
Hanya memang Tevez masih akan berhadapan dengan pendukung ”The Citizens” yang bakal marah akibat ketidakhadirannya selama ini.
Tevez sendiri pernah dipercaya menggunakan ban kapten oleh Mancini. Saat itu, Manchester City menghadapi Stoke City dalam proses meraih gelar Piala FA yang tidak pernah diraih City lagi selama 35 tahun, pertengahan Mei 2011, di Stadion Wembley.
Gelar Piala FA tersebut membuat City kembali masuk ke jajaran klub elite di Liga Inggris. Semangat sebagai pemenang Piala FA itu pula yang membuat City hingga saat ini mampu berada di papan atas Liga Primer. Dengan 60 poin dari 25 pertandingan yang telah mereka selesaikan, City masih tetap unggul dua angka dari Manchester United yang menempel di posisi kedua, yang mengemas 58 poin.
Itu sebabnya, upaya mengembalikan Tevez ke Stadion City of Manchester juga merupakan salah satu upaya Mancini untuk dapat mewujudkan impian dirinya, berikut semua pendukung City, agar dapat menjadi juara Liga Primer. Sebab, sejak didirikan pada tahun 1880, dengan nama St Mark’s atau West Gorton, hanya dua kali City menjadi juara Liga Primer. Masing-masing pada musim 1936-1937 dan 1967-1968. Nama Manchester City baru digunakan tahun 1894.
Mancini sadar benar bahwa peran Tevez akan sangat besar untuk membantu barisan penyerang maupun gelandang serang City. Itu karena City masih harus bisa memenangi 11 hingga 12 pertandingan lagi jika ingin meraih gelar ketiga Liga Inggris. ”Itu sebabnya, minggu depan kita semua sudah menyatu lagi dengan semua pemain. Hanya dengan begitu kita bisa tetap berada sebagai pemimpin klasemen,” kata Mancini.
Perseteruan Mancini dengan Tevez, yang juga pemain terbaik Amerika Latin pada 2003, 2004, dan 2005, mencapai puncak ketika Tevez menolak dimainkan Mancini di Liga Primer. Setelah itu, Tevez berusaha untuk pindah ke AC Milan, Inter Milan, dan juga PSG. Namun, kepindahan itu seolah sengaja ditahan City.