Jakarta, Kompas -
Mulai musim depan, AFC mengharuskan klub-klub peserta kompetisi profesional memenuhi lima aspek klub profesional. Kelima syarat itu adalah legal, finansial, infrastruktur, sumber daya manusia, dan sporting (pembinaan usia muda).
Persyaratan itu harus dipenuhi sebelum batas akhir 14 Oktober. Jika Indonesia gagal memenuhi syarat itu, jatah untuk berlaga di Liga Champions Asia akan hangus selama tiga tahun, yaitu 2012, 2013, dan 2014.
”Kami akan melihat sejauh mana progres yang telah dilakukan klub dalam memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh AFC,” ujar koordinator satuan tugas (satgas) Mursyid WK dalam pernyataan pers di PSSI, Selasa (9/8).
Satgas tidak akan mendatangi satu per satu klub, tetapi menggelar asistensi per wilayah. Satgas membagi lima wilayah asistensi, yaitu DKI Jakarta pada 11 Agustus serta Medan, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar pada rentang 14-18 Agustus.
Mursyid berharap, para utusan klub menyiapkan dokumen dan keterangan yang disyaratkan oleh AFC sehingga ada kemajuan yang bisa dicapai.
Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus dalam kesempatan terpisah menjelaskan, saat ini PSSI sudah meminta klub-klub memasukkan surat pernyataan bersedia mengikuti verifikasi. Klub bisa memilih ikut verifikasi sebagai klub profesional atau menjadi klub amatir.
Klub profesional tidak bisa menggunakan APBD dan harus mandiri secara finansial. Sementara klub amatir masih bisa menggunakan APBD.
”Untuk menggulirkan kompetisi profesional, sesuai dengan aturan AFC, minimal dibutuhkan 10 klub tiap divisi. Kami optimistis jumlah minimal itu bisa terpenuhi,” ujar Sihar yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI.
PSSI merancang kompetisi profesional musim depan dibagi menjadi dua, yaitu liga kasta tertinggi Level 1 dan kasta kedua Level 2. Klub-klub peserta Level 1 harus memasukkan deposit partisipasi Rp 5 miliar dan pengeluaran maksimal per musim Rp 15 miliar. Sementara klub-klub di Level 2 harus menyetor deposit partisipasi Rp 2 miliar dengan pengeluaran maksimal Rp 8 miliar per musim.
”Deposit partisipasi itu bukan milik PSSI, tetap milik klub. Itu merupakan jaminan klub mengikuti kompetisi sampai musim berakhir. Ini juga jaminan bagi pihak swasta untuk memberikan sponsor karena klub bisa dipastikan tidak mundur di tengah jalan. Dana juga dipakai jika klub kesulitan menggaji pemain,” ujar Sihar.
Musim lalu, lanjut Sihar, ada 24 klub yang terlambat membayarkan gaji pemain.