Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Konflik di Arema

Kompas.com - 06/08/2011, 22:01 WIB

 

MALANG, KOMPAS.com- Kalangan Aremania, pendukung Arema, meminta manajemen agar segara mengakhiri konflik karena bukan hanya mengorbankan pemain, tetapi juga dikhawatirkan membuat persiapan Arema ikut kompetisi Liga Indonesia terhambat.

Kalangan Aremania mengatakan, Sabtu (6/8/2011), konflik terbukti hanya mengakibatkan Arema tidak bisa berprestasi maksimal pada putaran pertama Indonesia Super Liga (ISL). Selain itu membuat pemain menjerit karena gaji 2,5 bulan tidak dibayar.

Waktu untuk verifikasi terakhir tanggal 22 Agustus. Kalau konflik ini berkepanjangan, bisa-bisa Arema gagal lolos verifikasi untuk memenuhi standar Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).  

"Sebelum terlambat, pihak yang konflik hendaknya duduk satu menja untuk membicarakan nasib Arema. Lepaskan ego dan kepentingan sendiri atau kelompok demi kepentingan Arema yang lebih besar," ujar Ridwan, Aremania Mergosono.

Manajemen yang amburadul akibat konflik, kata Vita, Aremanita (panggilan untuk suporter perempuan) Dinoyo, membuat Arema tidak menjadi lirikan pemain bintang. Bahkan sejumlah pemain andalan kemungkinan hengkang ke klub lain.

Klub berlambang kepala singa murka kebanggaan Kera Ngalam (Arek Malang) ini memang sedang dilanda konflik kronis antara kubu Presiden Klub Rendra Kresna dan kubu M Nur, Ketua Yayasan Arema.

Konflik diperumit dengan friksi di tubuh Bakrie Group sebagai salah satu pendana Arema antara Iwan Budiyanto dengan Andy Darussalam Tabussala. Iwan yang mantan manajer Persik Kediri merapat di kubu Rendra, sementara Andy yang lebih dulu hadir di Arema merapat di kubu M Nur dan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko.

Konflik bersimpul pada perebutan kekuasaan antara Rendra dan M Nur. Kini kedua-duanya mengklaim sebagai pihak yang legal.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com