Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjinakkan MessiSaja Tidak Cukup

Kompas.com - 28/05/2011, 03:38 WIB

LONDON, JUMAT - Satu hal yang hampir bisa dipastikan pada final Liga Champions, Barcelona melawan Manchester United di Stadion Wembley, London, Sabtu (28/5) atau Minggu dini hari WIB, adalah tersajinya permainan Barcelona dengan mengandalkan penguasaan bola selama, sepanjang, dan sedominan mungkin.

Dari segi teknik individu atau permainan passing, kemampuan pemain Barcelona lebih superior. Namun, Pelatih MU Sir Alex Ferguson pasti belajar dari kegagalan timnya pada final 2009 di Roma saat timnya menyerah 0-2 dari Barcelona.

”Kami tidak takut kepada Barcelona,” kata Park Ji-sung, gelandang MU asal Korea Selatan, yang dua tahun lalu bagian tim MU pada final di Roma. ”Mereka salah satu tim terbaik dunia, tetapi kami juga mempunyai kualitas tersendiri.”

Semua pemain MU kompak soal bagaimana cara menghadapi Barcelona. Mereka sepertinya telah mendapat resep jitu Ferguson, di antaranya agar tidak terfokus pada striker Lionel Messi, yang memiliki teknik spektakuler melewati bek-bek lawan ataupun umpan-umpan maut.

”Messi pemain hebat dan sungguh sulit dihentikan,” kata Nemanja Vidic, bek dan kapten MU, ”tetapi saya tidak meremehkan pemain lain mereka, seperti Xavi dan (Andres) Iniesta. Mereka benar-benar pemain bagus yang bisa menyajikan penampilan bagus pada laga vital.”

”Ini bukan hanya soal menghentikan satu pemain. Ini soal bagaimana menghentikan Barcelona sebagai sebuah tim,” katanya lagi.

Kedua tim bakal turun dengan kekuatan terbaik mereka. Tidak ada pemain inti kedua tim yang cedera, terkena akumulasi kartu kuning, atau skors. Plus reputasi kedua tim, yang kini sama-sama tiga kali juara Eropa dan juara di liga masing-masing (Liga Spanyol untuk Barcelona dan Liga Inggris untuk MU), banyak kalangan menyebut laga final ini bakal jadi partai klasik.

Bagi kedua tim, Wembley adalah arena yang memberi mereka gelar pertama Eropa: 1968 bagi MU dan 1992 bagi Barcelona. Pemenang final kali ini akan merebut trofi keempat Eropa, sekaligus mengejar Real Madrid dan AC Milan yang juara tiga kali di era Liga Champions (sejak 1992-1993).

Variasi taktik MU

Dengan teknik passing yang di atas rata-rata klub lain di dunia, Barcelona hanya bisa dihentikan jika ritme permainan mereka dirusak, langsung ditekan melalui serangan cepat ketika bola telah direbut, Xavi dikawal ketat, Messi dicegah untuk mendapat pasokan bola, dan kejelian memanfaatkan bola-bola atas hasil sepak pojok atau tendangan bebas.

”Mereka tidak hanya memiliki talenta,” kata Xavi mengenai MU. ”Mereka bagus dalam pertahanan. Mereka kompak. Mereka punya banyak variasi saat menyerang. Jika berhasil mencetak gol, mereka akan menutup rapat lini belakang dan memainkan serangan-serangan balik. Mereka punya banyak pilihan taktik.”

Meski kualitas Barcelona tidak hanya ditentukan Messi, tak bisa dimungkiri bahwa bintang jenius asal Argentina itu tidak mungkin dihadapi dengan cara-cara biasa. Ia tidak hanya mampu bergerak cepat, menyelinap di antara para pemain lawan, dan membuka celah pertahanan untuk dimanfaatkan pemain Barcelona lainnya. Di Roma 2009, dengan posturnya yang hanya 1,69 meter, Messi telah membuktikan kepalanya sama berbahaya seperti kakinya.

Ia mencetak satu gol dari kemenangan Barcelona 2-0 atas MU di final 2009. ”Saya akan tampil dan bermain seperti biasa. Saya berharap bisa mencetak gol lagi (di final). Jika tidak (mencetak gol), saya berharap, kami mampu mengangkat trofi,” kata Messi. (AP/AFP/REUTERS/SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Salip Man City, Sheffield United Degradasi

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Salip Man City, Sheffield United Degradasi

Liga Inggris
Hasil Aston Villa Vs Chelsea 2-2: Gol Dianulir, The Blues Bawa Pulang 1 Poin

Hasil Aston Villa Vs Chelsea 2-2: Gol Dianulir, The Blues Bawa Pulang 1 Poin

Liga Inggris
Leverkusen 46 Laga Tanpa Kalah, Xabi Alonso Benar-benar Fenomenal

Leverkusen 46 Laga Tanpa Kalah, Xabi Alonso Benar-benar Fenomenal

Bundesliga
Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com