ZURICH, KOMPAS.com — Presiden Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Sepp Blatter mengungkapkan, ia punya rencana untuk menentukan tuan rumah Piala Dunia lewat mekanisme voting. Hal ini ia usulkan untuk meredam kritikan atas cara lama yang dinilai mengundang kontroversi.
FIFA saat ini memutuskan tuan rumah Piala Dunia dalam rapat Komite Eksekutif yang dihuni oleh 24 orang dari negara yang berbeda. Desember lalu, dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, kontroversi muncul saat kedua Komite Eksekutif FIFA tertangkap tangan melakukan korupsi untuk meloloskan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah. Beberapa pihak juga menilai, 24 orang yang ada di Komite Eksekutif tak mewakili suara dari anggota FIFA yang mencapai 208 anggota.
Untuk itulah, Blatter mengampanyekan sistem voting untuk menentukan siapa tuan rumah Piala Dunia berikutnya. Blatter mengatakan, voting akan dilakukan di sebuah negara yang akan ditunjuk sebagai tuan rumah.
"Proyek ini sudah ada dalam benak saya. Saya akan mengadopsi cara dari Komite Olimpade Internasional untuk menghindari kejadian yang sama (kecurangan) di masa depan," kata Blatter kepada surat kabar Jerman, Frankfurter Allgemeine.
"Komite Eksekutif akan menerima 10 atau 12 suara dan merekomendasikan yang terbaik dan kemudian kami akan mengadakan rapat pleno untuk mengambil suara. Itu akan jadi solusi yang tepat untuk FIFA. Dari pengalaman yang tak mengenakkan di masa lalu, ini adalah ide yang layak dipertimbangkan," katanya.
Ide ini mungkin jadi salah satu "senjata" Blatter yang akan maju sebagai calon Presiden FIFA berikutnya. Ia tentu ingin merebut hati para anggota FIFA agar bisa mengalahkan saingannya, Presiden AFC Mohamed bin Hammam, pada pemilihan presiden FIFA 1 Juni mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.