panama city, minggu
Blatter melakukan kunjungan ke wilayah Amerika Tengah selama sepekan, yang berakhir di Panama dan bertemu dengan Presiden Ricardo Martinelli pada Sabtu (16/4). Blatter sebelumnya mengunjungi Guatemala, El Salvador, Nikaragua, Kosta Rika, Honduras, dan Belize.
Blatter mengaku, kunjungannya ke negara-negara Amerika Tengah itu tidak berkaitan dengan kampanye pemilihan Presiden FIFA. Ia menegaskan, turnya ini merupakan tugas sebagai pemimpin FIFA.
Jika diulik lebih dalam, perjalanan Blatter ke Amerika Tengah tidak bisa dilepaskan dari kampanye mencari dukungan. Amerika Tengah merupakan anggota CONCACAF, konfederasi yang juga membawahkan Amerika Utara dan Karibia. CONCACAF memiliki 38 suara dari total 208 pemilih di FIFA.
CONCACAF secara tegas menyatakan bahwa konfederasi akan menyatukan suara untuk memilih satu calon. Artinya, kandidat yang ingin memenangi pemilihan harus mendapat dukungan dari Presiden CONCACAF Jack Warner dan koleganya.
Blatter bersaing dengan Mohamed bin Hammam dalam perebutan kursi Presiden FIFA. Pemilihan akan digelar pada 1 Juni. Jika memenangi pemilihan, Blatter akan menjadi Presiden FIFA untuk periode keempat.
Sejauh ini, Blatter belum membeberkan visi ke depan mengenai persepakbolaan dunia. Janji terakhirnya adalah jika terpilih lagi, ini akan menjadi periode terakhirnya sebagai Presiden FIFA. Pria asal Swiss berusia 75 tahun itu masih bungkam mengenai program atau kebijakan yang akan dijalankan dalam empat tahun ke depan.
Berdasarkan catatan worldfootballinsider, sebulan setelah Mohamed bin Hammam mengumumkan pencalonannya, Blatter berjanji akan memberikan kewenangan yang lebih kepada konfederasi, lebih banyak subsidi uang kepada federasi, dan memperluas komite eksekutif FIFA.
Hammam dalam kunjungan ke India pekan lalu berkampanye agar Benua Asia bersatu mendukungnya. Pria asal Qatar itu mengklaim berpeluang sama besar dengan Blatter untuk menjadi Presiden FIFA.
”Saya berharap bahwa upaya ini akan menjadi proyek Asia untuk seluruh Asia,” ujar Hammam.