Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademi Sepak Bola, Jalur ke Profesionalisme

Kompas.com - 16/04/2011, 18:20 WIB

KOMPAS.com — Embusan angin yang dingin terasa seperti menusuk kulit. Namun, sekumpulan anak-anak berusia sekitar 12 tahun tetap tampak ceria dan semangat bermain bola di lapangan rumput yang rata dan empuk. Mereka menuruti semua instruksi yang diberikan pelatihnya yang berdiri dan berteriak serta mengawasi mereka dari pinggir lapangan.

Setelah gim selesai, semua anak diminta berkumpul. Pelatih kemudian berbicara kepada semua pemain, memberikan evaluasi dari latihan yang baru mereka selesaikan. Itulah suasana yang terekam di salah satu lapangan kompleks Akademi Leicester City, Kamis (14/4/2011).

Selain anak-anak berusia 12 tahun, di akademi ini juga dilatih anak-anak tingkatan usia di bawah 16 tahun dan 18 tahun. Di Inggris pada khususnya, atau di beberapa negara pada umumnya, akademi sepak bola ibarat sebuah simbiosis mutualisme. Bagi anak-anak, akademi sepak bola merupakan jalur untuk menjadi pemain profesional. Sementara bagi akademi, pelatihan kepada mereka berarti sebuah investasi untuk mendapatkan sumber dan suplai pemain tim utama klub di kemudian hari.

Ironisnya, kondisi ini yang tidak terjadi di Indonesia. Semua klub yang ada saat ini tidak memiliki akademi sebagai tulang punggung penghasil pemain-pemain hebat. Sebaliknya, akademi atau sekolah sepak bola tidak punya wadah yang nantinya bisa menampung pemain-pemain yang dihasilkan.

"Mencetak pemain yang hebat tidak mudah dan perlu proses yang panjang. Akademi menjadi wadah untuk mencapai tujuan itu dengan membina pemain-pemain belia dalam berbagai tingkatan umur," kata Manajer Akademi Leicester City Jon Rudkin saat menerima tiga pemain Akademi Sepak Bola Indonesia (IFA) yang akan mengikuti latihan dan seleksi di Akademi Leicester City selama satu bulan.

Walau Leicester City bukan termasuk klub raksasa di Inggris, mereka memiliki fasilitas akademi yang mengagumkan. Di akademi yang dibangun di atas tanah seluas sekitar 10 hektar itu ada lima lapangan luar ruangan dan dua lapangan dalam ruangan.

Di akademi ini juga terdapat fasilitas ruang fitness, perawatan, ruang makan pemain, laboratorium untuk memantau kondisi pemain, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Bagi tiga pemain IFA, yakni Rico Adriyanta, Maldini Pali, dan Yogi Rahadian, kesempatan berlatih di Akademi Leicester akan menjadi pengalaman yang berharga. Sejak tiba di Leicester, Inggris, 12 April 2011, ketiganya sudah diperlihatkan fasilitas dan sistem pelatihan yang ada di Akademi Leicester.

Mereka juga diberi pengalaman dengan menyaksikan langsung pertandingan tim utama Leicester City melawan Crystal Palace pada laga Liga Inggris Divisi Championship di Stadion Walkers. Dengan menyaksikan laga ini, mereka bisa merasakan atmosfer yang ada di dalam stadion saat pertandingan.

Hari berikutnya, mereka diberi kesempatan menyesuaikan diri dengan suhu udara Inggris yang sekitar 8-12 derajat celsius. Bagi mereka, ini perjuangan berat karena mereka juga harus menjaga stamina untuk menjalani program latihan fisik di lapangan dalam sebulan ke depan.

Pada Kamis kemarin untuk pertama kali mereka latihan bersama dengan tim Akademi Leicester di bawah usia 16 tahun. Selain latihan passing, mereka juga diajari teknik drible hingga taktik dan strategi bermain. Menurut Asisten Pelatih IFA, yang mendampingi ketiga pemain tersebut, Rasiman, materi latihan yang diberikan sebenarnya hampir sama dengan pola latihan di IFA. Namun, di sini pola latihannya lebih bervariasi.

Selama latihan, mereka dilatih bermain dalam lapangan kecil, bergerak dalam area yang dibatasi sambil membawa bola, juga menendang bola. Para pemain juga dilatih reaksi dan kecepatan.

Disiplin

Di luar lapangan, pelatih di Akademi Leicester juga mengajarkan pemain soal kedisiplinan yang tinggi dan penghormatan kepada para pelatihnya serta penanaman kekompakan di antara pemain. Hal-hal kecil terlihat dari keharusan pemain menaruh alat-alat makanan di tempat yang sudah disediakan setelah makan siang.

"Saya berharap mereka bisa menikmati suasana latihan di sini. Banyak orang sulit untuk mendapatkan kesempatan. Karena itu, peluang ini jangan disia-siakan. Mereka sebaiknya jangan berpikir hasil akhirnya, tetapi belajarlah yang banyak. Dengan terus mengasah kemampuan, mereka bisa didorong dan akan lebih siap menjadi pemain profesional," kata Rudkin.

Ketiga pemain yang berada di Leicester ini merupakan pemain dengan peringkat terbaik dalam penilaian tim pelatih IFA. Mereka direkrut sejak Desember 2009. Bersama mereka juga ada sekitar 45 pemain lainnya yang berasal dari beberapa sekolah sepak bola, baik di Jawa maupun luar Jawa. IFA merupakan akademi yang membina pemain usia muda. IFA berada di bawah naungan PSSI.

Selain mengirim pemain ke Leicester, IFA juga menjajaki kemungkinan untuk mengirim pemain untuk mengikuti seleksi di Akademi Manchester United dan Chelsea. Tahun ini rencananya IFA mengirim Hanif Syahbandi untuk mengikuti seleksi di Akademi Stoke City U-14. (Gatot Widakdo dari Leicester, Inggris)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Adhitia Herawan, Bos Persib Penerus Teddy Tjahjono

Profil Adhitia Herawan, Bos Persib Penerus Teddy Tjahjono

Liga Indonesia
Georgia Vs Portugal: Laga Impian, Jersey Cristiano Ronaldo Incaran

Georgia Vs Portugal: Laga Impian, Jersey Cristiano Ronaldo Incaran

Internasional
Kala Suporter Diminta Tidak Menyerbu Cristano Ronaldo di Lapangan

Kala Suporter Diminta Tidak Menyerbu Cristano Ronaldo di Lapangan

Internasional
Potensi Jalur Timnas Inggris ke Final Euro 2024

Potensi Jalur Timnas Inggris ke Final Euro 2024

Internasional
Isu Kencang Dimas Drajad ke Persib, Maung Bandung Terima Lagi Pemain dari Kesatuan?

Isu Kencang Dimas Drajad ke Persib, Maung Bandung Terima Lagi Pemain dari Kesatuan?

Liga Indonesia
Inggris dan Balada Minim Gol Grup C, Terburuk Sepanjang Sejarah

Inggris dan Balada Minim Gol Grup C, Terburuk Sepanjang Sejarah

Internasional
Timnas Basket U18 Putri Indonesia Kalah Dua Laga Awal, Level Permainan Terlihat

Timnas Basket U18 Putri Indonesia Kalah Dua Laga Awal, Level Permainan Terlihat

Sports
Ketum PBSI 2024-2028 Diminta Gairahkan Klub Bulu Tangkis di Daerah

Ketum PBSI 2024-2028 Diminta Gairahkan Klub Bulu Tangkis di Daerah

Badminton
Mochizuki Panggil 27 Pemain untuk TC Timnas Putri Indonesia di Jakarta

Mochizuki Panggil 27 Pemain untuk TC Timnas Putri Indonesia di Jakarta

Timnas Indonesia
Fasilitas Layanan Medis di Muenchen untuk Piala Eropa 2024

Fasilitas Layanan Medis di Muenchen untuk Piala Eropa 2024

Internasional
Hasil dan Klasemen Copa America 2024: Argentina Lolos, Kanada Bekuk Peru

Hasil dan Klasemen Copa America 2024: Argentina Lolos, Kanada Bekuk Peru

Internasional
Euro 2024, Southgate Sikapi Kritik yang Timpa Dirinya dan Timnas Inggris

Euro 2024, Southgate Sikapi Kritik yang Timpa Dirinya dan Timnas Inggris

Internasional
Hasil Chile Vs Argentina 0-1, Gol Lautaro Bawa Messi dkk Lolos

Hasil Chile Vs Argentina 0-1, Gol Lautaro Bawa Messi dkk Lolos

Internasional
Gian Zola Ramaikan Bursa Transfer Persib, Sang Adik Beckham Beri Bocoran

Gian Zola Ramaikan Bursa Transfer Persib, Sang Adik Beckham Beri Bocoran

Liga Indonesia
Penjelasan PSSI soal Situasi Kontrak Shin Tae-yong di Timnas Indonesia

Penjelasan PSSI soal Situasi Kontrak Shin Tae-yong di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com