Jika agenda ini tak segera dibahas bersama oleh Komite Normalisasi dan 78 pemilik suara, hal itu bisa memperumit masalah karena akan berbenturan dengan agenda Komite Normalisasi yang menjadwalkan kongres pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Ekskutif PSSI pada 20 Mei. Lokasi kongres belum ditentukan.
Anggota Komite Pemilihan bentukan 78 pemilik suara PSSI, Usman Fakaubun, Rabu (6/4), menilai, Komite Normalisasi dibentuk oleh FIFA untuk mempercepat pembentukan pengurus baru PSSI. Karena itu, Komite Normalisasi diharapkan mengakomodasi proses yang telah dibangun oleh 78 pemilik suara.
”Kami, 78 pemegang hak suara, berharap apa yang telah kami bangun dari Pekanbaru hingga persiapan kongres di Surabaya diakomodasi oleh Komite Normalisasi,” ujar Usman, yang juga Sekretaris Umum Pengurus Provinsi PSSI Papua.
Pada Rabu siang di Surabaya, Usman bersama ketua panitia lokal kongres Surabaya Saleh Ismail Mukadar, Manajer Persekapas Pasuruan Abu Bakar Assegaf, Ketua Pengcab PSSI Surabaya Cholid Goroma, dan Deputi Menpora Djohar Arifin bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Ketua Umum KONI Jatim Saifullah Yusuf.
Selain bertemu Gubernur Jatim, panitia kongres bentukan 78 pemilik suara juga menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Untung S Radjab. Pertemuan dengan Kapolda untuk membahas pengamanan selama kongres berlangsung.
Dalam pertemuan itu, kongres pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan Komite Eksekutif PSSI disepakati akan digelar pada 2 Mei. Panitia lokal sudah menyiapkan lokasi kongres di Hotel Shangri-La Surabaya, dengan alasan hotel itu memiliki ruangan cukup besar untuk menampung banyak peserta.
”Gubernur Jatim juga siap membantu dan berharap kongres di Surabaya bisa menjadi momentum kebangkitan sepak bola nasional,” ujar Saleh.
Saleh mengatakan, persiapan pelaksanaan kongres sebenarnya sudah berjalan, bahkan sudah mencapai 99 persen. Namun, pihaknya kini memilih menunggu langkah lebih lanjut dari Komite Normalisasi yang diketuai oleh Agum Gumelar.
Menyikapi dua agenda kongres ini, Usman menjelaskan, 78 pemilik suara akan bertemu dengan Komite Normalisasi, KONI, serta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk mencari solusi terbaik. Para pemilik suara berharap pertemuan bisa segera digelar.
”Kita tidak perlu berseteru. Marilah kita duduk bersama untuk membahas masalah ini dengan baik,” ujar Usman.
Agum Gumelar dalam konferensi pers di Sekretariat PSSI pada Rabu sore mengaku sudah mengagendakan pertemuan dengan 100 pemilik suara, termasuk 78 suara yang berkongres di Pekanbaru pada 16 April. Pertemuan itu diharapkan bisa melebur perbedaan persepsi.
”Saya tidak akan bilang, 78 pemilik suara bubar. Saya harus tampung mereka,” ujar Agum.
Karena itu, lanjut Agum, pertemuan dengan para pemilik suara diharapkan bisa menyamakan persepsi demi perbaikan persepakbolaan nasional.
Di Manado, Sulawesi Utara, Ketua Komisi Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) Syachrial Damopolii meminta Komite Normalisasi tidak gegabah menyelesaikan kemelut di PSSI dengan membatalkan pencalonan Nirwan Bakrie, Arifin Ponigoro, dan George Toisutta.
Menurut Syachrial, ketiga calon yang ditolak Komite Banding, kecuali Nurdin Halid, tetap berhak dicalonkan. Alasannya, Komite Banding tidak memenuhi aspek legal untuk memutuskan menolak pencalonan karena beranggotakan orang di luar PSSI, antara lain Tjipta Lesmana dan Gayus Lumbuun.
Syachrial berharap Komite Normalisasi bertindak obyektif mengatasi persoalan kepengurusan PSSI dan menghargai upaya perbaikan sepak bola nasional yang dirintis KPPN. Setiap tindakan KPPN selama ini mengacu pada upaya perbaikan sepak bola nasional.