Pekanbaru, Kompas
”Kami meminta Kepala Polda Riau mencabut izin kongres
Pada kesempatan itu pula, Koordinator Forum Masyarakat Pekanbaru Peduli Sepak Bola Indonesia (Formas PPSBI) Wilson Toris Napitupulu meminta organisasi sepak bola dunia FIFA merespons aspirasi masyarakat Indonesia. FIFA seharusnya terang-terangan menutup peluang Nurdin Halid untuk maju sebagai ketua umum kembali.
”Nurdin Halid merupakan orang tercela dan sesuai dengan Statuta FIFA, dia tidak boleh lagi memimpin PSSI. Organisasi PSSI tidak akan maju apabila seorang Nurdin Halid masih terus bercokol. Rakyat Indonesia tidak menginginkan lagi Nurdin Halid,” kata Napitupulu.
Napitupulu mengungkapkan, sangat tidak etis ketua umum berpolitik persoalan olahraga. Apalagi, dia adalah mantan narapidana. ”Formas PPSBI menolak kongres PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. Kami mendukung kongres PSSI di luar Nurdin Halid,” ujar Napitupulu.
Unjuk rasa dua organisasi masyarakat Pekanbaru pada Jumat kemarin itu diawali iring-iringan dari Bundaran Air Mancur di depan kantor Wali Kota Pekanbaru menuju kantor Gubernur Riau. Di depan gerbang kantor gubernur, pengunjuk rasa menyampaikan pernyataan sikap dan bergerak menuju kantor Polda Riau.
Di Mapolda Riau, mereka juga menyampaikan pernyataan sikap tanpa meminta tanggapan dari pihak kepolisian. Unjuk rasa diakhiri dengan berjalan kaki menuju Hotel Premiere tempat pelaksanaan kongres PSSI.
Unjuk rasa serupa terjadi di Jakarta, di Kompleks Gelora Bung Karno. Ratusan orang yang tergabung dalam koalisi suporter untuk revolusi PSSI (KORUPSSI) mendesak agar pengurus teras PSSI mundur dari jabatannya.
Selain ke Gelora Bung Karno, demonstran juga mendatangi kantor Kejaksaan Agung di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Mereka meminta Jaksa Agung segera memproses permintaan resmi Kejaksaan Negeri Samarinda, Kalimantan Timur, untuk memeriksa Nurdin Halid sepulang dari Eropa.