Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Nurdin

Kompas.com - 12/03/2011, 00:57 WIB

Cerpen Ma'mar Mamun

Sudah hampir setengah jam Nurdin berdiri di depan cermin. Dia mengamati bentuk kepalanya yang bila dilihat dari fisik, tidak ada keanehan; agak lonjong dengan rambut gaya tentara. Memang seperti itu bentuknya. Kemudian dia remas-remas sendiri rambutnya seolah apa yang baru saja dialami adalah mimpi. Ingin dia benturkan kepalanya ke cermin dengan keras, tapi dia masih waras berpikir seandainya cermin pecah, tidak ada uang lagi untuk membeli yang baru.

Nurdin heran mengapa kepalanya sekarang jadi seperti batu. Tadi siang saat dia mau ke pasar melewati kebun Pak Bakri yang banyak tumbuh pohon durian, kepalanya kejatuhan durian masak, tepat di ubun-ubun. Tapi yang terjadi durian itu terbelah empat, kulit dan biji-biji durian berhamburan ke tanah. Sedangkan kepalanya tidak merasakan sakit sedikitpun. Padahal Pohon durian itu sangat tinggi, tinggi sekali, dan sesuai hukum gravitasi seharusnya kepala Nurdin tertancap duri buah.

Tidak sampai di situ. Pulang dari pasar saat melewati samping masjid, dia melihat ada dua anak kecil yang bertengkar. Entah permasalahannya apa, anak kecil yang berkepala botak dikejar-kejar oleh orang yang tidak memakai baju. Muka si botak ketakutan karena yang mengejarnya itu memegang belahan batu bata. Nurdin menghentikan langkah dan minggir sedikit, bersandar pagar masjid karena kedua anak itu berlari menuju arahnya. Tanpa terlihat olehnya anak kecil yang memegang batu melempar anak kecil botak yang lari ketakutan. Sayang lemparan itu terlalu kencang dan mendarat tepat di jidat Nurdin. Dan sekali lagi, batu pecah sedangkan Nurdin tidak merasakan sakit sedikitpun. “Apakah aku sekarang mempunyai kepala sekeras batu?” Nurdin bicara sendiri sambil tetap melihat cermin.

Ah mungkin itu kebetulan, tapi kok bisa dua kali? Ah mungkin Tuhan telah menaruh kekuatan lebih di kepala, tapi tidak berdoa agar seperti ini? Begitu yang ada di pikirannya. Setelah pandangannya beralih ke tembok, satu ide hinggap di kepalanya. Aku benturkan saja ke tembok, ini akan menjawab keraguan, begitu pikirnya.

Tembok rumah Nurdin adalah bangunan lama, meski dibuat dengan campuran semen yang cukup, tapi usia telah menciptakan garis retakan di beberapa sudut. Nurdin melangkah dan mendekati tembok. Dia tampak ragu, takut jidatnya berdarah, tapi bila tidak dilakukan akan memupuk penasaran. Dengan gerakan cepat tercipta suara benturan. “Dugg..!”

Tembok yang dibentur kepala Nurdin membentuk cekungan kecil hingga terlihat batu batanya. Alis dan matanya terselip pasir-pasir. Perlahan dia usap jidatnya yang untuk ketiga kalinya kebal terhadap benturan keras. Kini Nurdin yakin ada kekuatan istimewa yang bersemayam di kepalanya. Cepat dia kembali lagi ke depan cermin, kali ini memasang senyum lebar. *** “Sombong sekali dia, mentang-mentang kepalanya sekuat batu, apa saja diadu.” “Buah manggaku habis jatuh semua, masa petik mangga membenturkan kepala ke batang pohon. Angkuh!” “Kemarin di sawah aku lihat dia adu kepalanya dengan kerbau, kerbauku terkapar.” “Semenjak kepalanya seperti batu, dia jarang ke masjid.”

Begitulah bisik-bisik orang kampung tentang sifat Nurdin yang berubah drastis setelah kepalanya kebal dari setiap benturan keras. Mereka yang dirugikan dengan ulah Nurdin tidak berani menegur, apalagi melawan. Hal itu disebabkan karena takut bila Nurdin marah kepalanya akan makan korban.

Orang-orang kini menyebutnya Nurdin si Angkuh. Saking angkuhnya, kalau berjalan dadanya busung, kepala tengadah sambil bersiul. Sapaan dari orang  hampir tidak pernah diladeni. Andai ditanggapi, paling hanya sedikit anggukan tanpa menoleh.

Yang paling sakit hati dengan kelakuan Nurdin tidak lain adalah ibunya. Janda paruh baya itu jadi sasaran gunjingan tetangga. Setiap dia keluar rumah, sudut-sudut mata memicing ke arahnya. Muka-muka tak bersahabat itu bisa dia rasakan dengusannya, seolah memaki  ketidakbecusan mengurus anak semata wayangnya. Dari setiap sudut kampung yang dia telusuri, meski samar dia bisa mendengar potongan umpatan-umpatan yang membentuk suatu kesimpulan. “Ssst.. Ada ibu kepala batu, pasti telinganya juga dari batu.” “Dikasih makan apa ya? Kok bisa anaknya berkepala batu.” “Untung aku tidak dilahirkan dari rahimnya.” “Sombong, seperti anaknya. Dasar batu!” *** Sudah berulang ibunya menasehati. Sepuluh kali pun lebih. Tapi wanita itu tidak pernah bosan. Bukan karena jengah dengan umpatan tetangga, tapi dia tidak mau anaknya terjerumus ke dalam lubang kesombongan lebih dalam. “Jadi orang jangan begitu, Nurdin,” pesan ibunya suatu pagi. Nurdin tidak menjawab. Dia hanya cengengesan mengambil air putih dan duduk di depan televisi. “Turunlah dari kesombonganmu. Tahukah orang-orang mengutukmu?” Nurdin mengangguk. “Lantas apa yang kau tunggu?”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Badminton
Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Badminton
Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Liga Indonesia
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Badminton
Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Badminton
Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol vs PSM…

Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol vs PSM…

Liga Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final setelah 16 Tahun

Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final setelah 16 Tahun

Badminton
Alasan Timnas Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Digelar Tertutup

Alasan Timnas Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Digelar Tertutup

Timnas Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Ribka/Lanny Kalah 2 Gim Langsung, Indonesia 2-2 Korsel

Hasil Uber Cup 2024: Ribka/Lanny Kalah 2 Gim Langsung, Indonesia 2-2 Korsel

Badminton
Jadwal Championship Series, Agenda Persiapan Panjang Persib

Jadwal Championship Series, Agenda Persiapan Panjang Persib

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Berjaya via Tiga Gim, Indonesia 2-1 Korsel

Hasil Piala Uber 2024: Ester Berjaya via Tiga Gim, Indonesia 2-1 Korsel

Badminton
Reus Pergi dari Dortmund, Bukti Pengabdian 12 Tahun Hadirkan Cinta Besar

Reus Pergi dari Dortmund, Bukti Pengabdian 12 Tahun Hadirkan Cinta Besar

Liga Lain
Thiago Silva Tinggalkan Chelsea, Pulang Kampung ke Fluminense

Thiago Silva Tinggalkan Chelsea, Pulang Kampung ke Fluminense

Internasional
Girona Bidik Kemenangan Kandang Pertama Atas Barcelona

Girona Bidik Kemenangan Kandang Pertama Atas Barcelona

Liga Spanyol
Apriyani/Siti Kalah Dua Gim Langsung, Indonesia 1-1 Korsel

Apriyani/Siti Kalah Dua Gim Langsung, Indonesia 1-1 Korsel

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com