Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes di Jakarta, Rabu (9/3), menjelaskan, pihaknya telah membentuk tim formatur untuk menyusun draf pemilihan komite pemilihan dan komite banding. Ketua tim formatur yang dibentuk hari Selasa itu adalah Ibnu Munzir. Sementara Joko Driyono jadi sekretaris.
Tim formatur itu wajib menyelesaikan draf pada Rabu dan mempresentasikan hasilnya dalam rapat Komite Eksekutif PSSI, Kamis ini.
”Kami akan mengumumkan draf itu di kantor PT Liga Indonesia, Kamis pukul 16.00 WIB,” ujar Nugraha.
Komite Eksekutif, ujar Nugraha, kemudian menjalankan instruksi FIFA untuk menggelar kongres pembentukan komite pemilihan dan komite banding pada 26 Maret.
Waktu penyelenggaraan kongres itu tidak bisa diubah lagi sesuai dengan pertemuan antara Wakil Ketua PSSI Nirwan Dermawan Bakrie dan Deputi Sekjen Bidang Luar Negeri PSSI Suryadharma Dali Tahir dengan Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke serta Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi PSSI Thierry Regenass, Senin di Zurich, Swiss.
”Dalam pertemuan itu hanya membahas pelaksanaan kongres yang tidak bisa diubah lagi,
Ia melanjutkan, setelah dibentuk kedua komite, segera ditentukan waktu dan lokasi kongres pemilihan komite eksekutif PSSI. Tim Peneliti Suara, penyeleksi anggota PSSI yang berhak memberikan suara, memantau proses pemilihan itu. Yang mengawal tim tersebut Komisi Pemilihan.
Nugraha menegaskan, dalam pertemuan dengan Valcke dan Regenass itu tidak dibahas mengenai personal tertentu dalam pemilihan.
Sementara Blatter dalam pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo, Rabu, mengatakan, FIFA tidak akan mengizinkan Nurdin Halid kembali dipilih.
Blatter lebih tegas lagi saat bertemu dengan Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo bahwa Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak boleh ikut pemilihan lagi.
”Ini kabar burung saja. FIFA tidak pernah melakukan sesuatu berdasarkan persepsi pribadi,” kata Nugraha.
Kongres yang akan diadakan PSSI itu akan berbenturan dengan Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) yang juga menggelar kongres biasa pada 26 Maret di Surabaya, Jawa Timur. Kedua kongres ini mengusung agenda yang sama.
Presiden Direktur Bontang FC Udin Mulyono menilai, KPPN menginginkan perubahan PSSI ke arah yang lebih baik. Dia menilai, PSSI sudah tidak bisa dipercaya dan KPPN sah karena didukung lebih dari dua pertiga pemilik suara.
”Percuma kongres diberikan kepada PSSI karena sudah tidak dipercaya lagi. Bagaimana mau dikasih lagi ke PSSI jika sudah tidak dipercaya lagi. Jadi, lebih baik diambil alih,” ujar Udin.
Anggota PSSI di daerah ikut pula menyuarakan pembersihan tubuh PSSI dari pengurus lama. Ketua Pengurus Cabang PSSI Banyumas, Jawa Tengah, Suherman menilai, kepengurusan PSSI di tingkat pusat terlalu korup sehingga memperburuk citra PSSI.
”Kami mendukung revolusi besar-besaran di tubuh PSSI. Saya juga minta PSSI mendengarkan aspirasi yang selama sepekan terakhir disuarakan semua suporter dan pengurus PSSI di daerah. Janganlah egois hanya memikirkan kepentingan dan kejayaan diri sendiri dengan mengorbankan persepakbolaan nasional,” kata Suherman.
Mantan pemain tim nasional Ferril Raymond Hattu dan Manajer Persibo Bojonegoro, yang juga Ketua Pengurus Cabang
Manajemen tiga klub sepak bola di Jawa Tengah bagian timur, yakni Persiku Kudus, Persijap Jepara, dan PSIR Rembang, menilai bahwa PSSI membutuhkan pemimpin baru. Pasalnya, selama era pemimpin lama, PSSI kurang memerhatikan pembinaan klub-klub dan tidak mampu memperbaiki kinerja perangkat pertandingan.