Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Rivalitas Jepang-Australia

Kompas.com - 28/01/2011, 05:08 WIB

Oleh PRASETYO EKO P

Saat Tim Cahill dan John Aloisi mencetak gol yang memberi Australia kemenangan pertama di Piala Dunia, keduanya telah mencatatkan sejarah. Kemenangan lima tahun lalu atas Jepang di Kaiserslautern itu dipercaya bakal memicu rivalitas olahraga sengit antarkedua negara. Sabtu (29/1) di Doha, rivalitas itu mencapai puncak baru saat keduanya bertemu di final Piala Asia 2011.

Australia barangkali baru bergabung kekonfederasi sepakbola Asia selama lima tahun, tetapi rivalitas dengan Jepang telah mengubah peta persaingan sepak bola di benua terpadat di dunia ini. Bahkan, dinilai ikut mengubah wajah olahraga dikawasan secarakeseluruhan.

”Dalam beberapa tahun ke depan, kami akan melihat ’Socceroos’ melawan Jepang dalam konteks yang sama dengan Bledisloe Cup, atau the Ashes, atau kontes besar lainnya,” kata John O’Neill, seorang pemain rugby asal Australia.

Rugby adalah olahraga terpopuler di Australia dan Bledisloe Cup, yang mempertemukan tim rugby Australia dengan Selandia Baru, adalah rivalitas olahraga tersengit negara itu. Sedangkan the Ashes adalah ajang terbesar dalam kriket, yang mempertemukan Inggris dengan Australia. Bagi mereka yang terlibat, kedua event itu dipandang dalam taraf yang sama dengan laga ”El Clasico” Barcelona-Real Madrid.

”(Rivalitas) itu berpotensi menjadi sebuah ikon, sesuatu yang menawarkan diplomasi olahraga sejati, dan pada akhirnya akan mengubah sepak bola itu sendiri,” tambah O’Neill.

Sejak pertemuan pada Piala Dunia 2006 di Jerman, kedua negara beberapa kali bertemu. Terakhir, keduanya bertarung dalam partai perempat final Piala Asia 2007 di Hanoi. Tampil untuk pertama kalinya sejak bergabung ke Asia, Australia yang diperkuat para pemain bintang yang bermain di kompetisi Eropa membawa kepercayaan diri penuh. Hanya saja, mereka justru tampil memalukan dan kandas di perempat final lewat adu penalti melawan Jepang.

Pertemuan kembali kedua negara dimungkinkan setelah mereka memenangi laga semifinal dalam cara yang kontras. Jepang mengalahkan musuh tradisional mereka, Korea Selatan, lewat adu penalti 3-0, mengakhiri laga keras yang berakhir imbang 2-2 hingga babak perpanjangan waktu. Dalam partai yang berlangsung dramatis, Jepang tertinggal lebih dulu dan berbalik unggul sebelum Korea Selatan menyamakan kedudukan pada detik terakhir perpanjangan waktu.

Percaya diri

Sebaliknya, Australia melaju mudah ke final dengan mengalahkan Uzbekistan 6-0. Tim asuhan Holger Osieck ini membungkam kritik yang mengatakan mereka terlalu lambat dan terlalu tua. ”Kami bermain gemilang. Pemain menunjukkan penampilan luar biasa,” kata Osieck. ”Apa yang kami lakukan sungguh fantastis. Ini hadiah tepat bagi rakyat Australia.”

Meski menang dengan sempurna, Australia tidak mau terlalu percaya diri menghadapi Jepang. Kapten ”Socceroos”, Lucas Neill, mengatakan, timnya tidak akan berpuas diri dengan masuk ke final. Mereka bakal fokus memenangi turnamen ini untuk yang pertama kalinya.

”Kami tidak boleh terlalu percaya diri, skor (lawan Uzbekistan) tidak relevan,” ujar Neill, seperti dikutip AFP. ”Fakta bahwa kami menang sangat penting, pemain bakal lebih percaya diri sekarang di depan gawang.”

Pelatih asal Jerman, Osieck, mengetahui sepak bola Jepang luar dalam karena pernah membawa klub besar J-League, Urawa Reds, meraih Liga Champions Asia tahun 2007. Ia percaya, Australia memiliki taktik untuk memenangi gelar di Doha. ”Rahasianya (melawan Uzbekistan) adalah kami bermain menekan. Kami sangat terorganisasi dan selalu mencoba menciptakan peluang,” kata Osieck.

Sementara hasil akhir menunjukkan keunggulan serangan Australia, Osieck sebenarnya lebih fokus pada organisasi pertahanan, yang dipimpin Lucas Neill. Dengan penjaga gawang asal Fulham, Mark Schwarzer, di bawah mistar, mereka hanya kebobolan satu gol dalam lima laga, yakni saat menghadapi Korea Selatan di penyisihan grup.

”Itu adalah hasil dari struktur permainan kami,” kata Osieck. ”Semua tim bekerja dalam pertahanan. Kami sangat kompak dan pertahanan dimulai dari striker, mereka terus menekan lawan. Saat lawan membawa bola ke lini tengah, mereka ikut bertahan. Saat merebut bola, kami mulai memainkan permainan kami. Itu terdengar sederhana, tetapi butuh waktu untuk membiasakannya. Semakin sering kami bermain bersama, semakin bagus hasilnya.”

Jepang sendiri juga penuh kepercayaan diri meski tidak akan diperkuat oleh penyerang Shinji Kagawa yang mengalami cedera. Pelatih asal Italia, Alberto Zaccheroni, belum sekali pun merasakan kekalahan sejak menangani ”Samurai Biru” dan tak mau rekor itu patah saat melawan Australia.

Dipimpin oleh trio Kagawa, Shinji Okazaki, dan Keisuke Honda, Jepang menampilkan salah satu gaya sepak bola paling menawan di Qatar. Kehilangan Kagawa dinilai tidak terlalu memengaruhi kekuatan Jepang.

”Hal terbaik mengenai tim ini adalah kami selalu mengeluarkan kemampuan terbaik di lapangan,” tutur Zaccheroni. ”Kami sudah datang sejauh ini. Tentu saja kami sangat ingin memenangi turnamen ini.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Badminton
Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Badminton
Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Liga Indonesia
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Badminton
Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Badminton
Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol vs PSM…

Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol vs PSM…

Liga Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final setelah 16 Tahun

Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final setelah 16 Tahun

Badminton
Alasan Timnas Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Digelar Tertutup

Alasan Timnas Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Digelar Tertutup

Timnas Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Ribka/Lanny Kalah 2 Gim Langsung, Indonesia 2-2 Korsel

Hasil Uber Cup 2024: Ribka/Lanny Kalah 2 Gim Langsung, Indonesia 2-2 Korsel

Badminton
Jadwal Championship Series, Agenda Persiapan Panjang Persib

Jadwal Championship Series, Agenda Persiapan Panjang Persib

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Berjaya via Tiga Gim, Indonesia 2-1 Korsel

Hasil Piala Uber 2024: Ester Berjaya via Tiga Gim, Indonesia 2-1 Korsel

Badminton
Reus Pergi dari Dortmund, Bukti Pengabdian 12 Tahun Hadirkan Cinta Besar

Reus Pergi dari Dortmund, Bukti Pengabdian 12 Tahun Hadirkan Cinta Besar

Liga Lain
Thiago Silva Tinggalkan Chelsea, Pulang Kampung ke Fluminense

Thiago Silva Tinggalkan Chelsea, Pulang Kampung ke Fluminense

Internasional
Girona Bidik Kemenangan Kandang Pertama Atas Barcelona

Girona Bidik Kemenangan Kandang Pertama Atas Barcelona

Liga Spanyol
Apriyani/Siti Kalah Dua Gim Langsung, Indonesia 1-1 Korsel

Apriyani/Siti Kalah Dua Gim Langsung, Indonesia 1-1 Korsel

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com