MILAN, KOMPAS.com — Penyerang Zlatan Ibrahimovic mencetak satu gol yang ikut menentukan kemenangan timnya 2-0 atas Cesena dalam lanjutan Serie-A di San Siro, Minggu (23/1/2011). Berkat kemenangan itu, Milan duduk di puncak klasemen dengan 44 poin, atau unggul empat angka dari pesaing terdekat, Napoli.
Gol pertama Milan merupakan hasil bunuh diri bek Cesena, Maximiliano Pellegrino, pada menit ke-45. Gol bermula dari umpan Antonio Cassano yang ditembakkan Zlatan Ibrahimovic. Pellegrino melakukan antisipasi, tetapi bola meluncur ke gawang sendiri dan gagak dihalau oleh kiper Francesco Antonioli.
Ibrahimovic akhirnya mencatatkan namanya sendiri sebagai pencetak skor saat pertandingan menginjak masa injury time. Menguasai umpan Robinho di dalam kotak penalti, ia menembakkan bola dari sudut sempit masuk ke sudut kanan atas gawang Antonioli.
Bermain sebagai tuan rumah, Milan malah lebih dulu terancam oleh tembakan Dominique Malonga dan Giuseppe Colucci pada tiga menit pertama. Namun, gawang Milan tetap aman berkat penyelamatan yang dilakukan Christian Abbiati.
Milan bereaksi cepat membalas ancaman itu dengan eksekusi yang dilakukan Thiago Silva dan Massimo Ambrosini. Namun, kedua usaha itu hanya membuahkan tendangan gawang.
Setelah itu, Milan ingin memperbaiki penguasaan bola. Namun, Cesena tetap bermain agresif dan berhasil memaksa Milan mengikuti irama permainan mereka.
Milan baru bisa mulai menguasai keadaan sekitar menit ke-20. Selain bisa mengurangi penetrasi tim tamu ke wilayah mereka, Milan semakin konsisten melepaskan ancaman.
Pada menit ke-20 sampai ke-30, misalnya, Milan menciptakan empat tembakan melalui Robinho, Alexander Merkel, dan Zlatan Ibrahimovic, dan cuma terancam satu kali, itu pun dari tendangan bebas. Namun, tak satu pun eksekusi membuahkan gol akibat dimentahkan Francesco Antonioli.
Mendapat tekanan begitu rupa, Cesena tak mengendurkan agresi. Meski semakin kesulitan menjajah wilayah Milan, mereka konsisten mengejar bola dan melancarkan serangan begitu menguasainya.
Berbeda dari sebelumnya, Milan mampu membaca alur serangan mereka, memangkasnya, dan membangun serangan. Usaha Milan terus menemui kebuntuan, sampai terciptanya gol Pellegrino.