Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Gugat Pelarangan Pemain LPI Masuk Timnas

Kompas.com - 08/01/2011, 21:08 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Kapten Persema Malang Bima Sakti mempertanyakan sikap PSSI yang tidak mengizinkan pemain Liga Primer Indonesia (LPI), seperti Irfan Bachdim, bergabung dengan timnas. Pasalnya, Bima Sakti pernah memiliki pengalaman bisa membela timnas meskipun tidak memiliki klub.

Badan Tim Nasional Indonesia (BTN) tetap memanggil Irfan mengikuti pelatnas timnas U-23 meskipun pemain keturunan Belanda tersebut tetap membela Persema Malang yang tampil di Liga Primer Indonesia (LPI). BTN beralasan memanggil Irfan karena LPI belum bergulir. Setelah LPI bergulir, Irfan akhirnya dinyatakan tidak bisa membela timnas.

Pelatih Alfred Riedl sudah menyatakan tidak akan membawa Irfan, termasuk pemain LPI lain, dalam skuad timnas U-23. Pelatih asal Austria itu menyatakan, LPI belum direstui PSSI. Jadi, ia memutuskan hanya membawa pemain yang berkompetisi resmi PSSI. Alasan itu dianggap aneh oleh Bima Sakti.

"Setelah membela Helsinburg selama 8 bulan, saya tidak memiliki klub pada tahun 1996-1998. Namun, saya bisa memperkuat timnas. Saya pernah membela timnas di Piala Dunhil yang digelar di Malaysia pada awal 1997. Saya juga bisa tampil di SEA Games 1997 dan Piala Asia 1996," ungkap Bima.

"Saya berharap LPI bisa diakui PSSI. Kami tidak ingin menentang siapa pun termasuk PSSI. Namun, LPI merupakan liga profesional," kata Bima.

Pelatih Persema Malang Timo Scheunemann juga mempertanyakan keputusan PSSI tersebut. "Ada tiga pemain yang tidak memiliki klub yang bisa tampil di Piala Dunia. Younghusband bersaudara bisa tampil di Piala AFF 2010 meskipun tidak memiliki klub," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com