Di tengah kesulitan menyerang, Barcelona masih sempat menciptakan kejutan kecil melalui tembakan jarak jauh Sergio Busquets, yang melesat sedikit di atas mistar gawang Casillas pada menit ke-66.
Menjelang menit ke-70, Barcelona mencoba merebut bola dan menaikkan tempo permainan. Meski tak lantas bisa menyelipkan ancaman, Barcelona berhasil mendikte permainan Madrid.
Berbeda dari sebelumnya, Barcelona tak lagi terburu-buru melakukan serangan. Dalam tempo yang lebih lambat, mereka memainkan penguasaan bola.
Tiadanya pergerakan yang mengancam dari kedua kubu menurunkan dinamika permainan dan atmosfer Camp Nou. Suasana baru kembali memanas ketika pada menit ke-74 Lionel Messi mencoba berpenetrasi. Namun, bola yang dikuasainya berhasil direbut Lassana Diarra dan Messi sendiri berkontak fisik dengan Arbeloa. Tak ada kartu keluar dari saku wasit.
Dua menit berikutnya, giliran Andres Iniesta yang terjatuh akibat dilanggar Sami Khedira. Kali ini, wasit mengacungkan kartu kuning kepada Khedira.
Setelah dua momen tersebut, Barcelona meningkatkan agresivitas yang berujung pergerakan berbahaya dari Bojan dan Messi. Sementara Bojan mampu mengeksekusi bola, yang diamankan Casillas, Messi kehilangan bola sebelum sempat melakukan eksekusi.
Pada lima menit terakhir, Guardiola mengganti Xavi dan Pedro dengan Seydou Keita dan Jeffren Suarez. Suntikan darah segar mendongkrak tensi permainan dan di luar dugaan, pada menit ke-90 Barcelona mampu menambah gol melalui Jeffren.
Gol bermula dari pergerakan Bojan di sektor kiri pertahanan Madrid dan mengakhirinya dengan sebuah umpan silang. Jeffren yang berada di tengah kotak penalti berhasil mengecoh Ramos yang mengawalnya dan mengirim bola masuk ke gawang Casillas.
Menjelang akhir laga, sebuah insiden kembali terjadi, yaitu ulah Sergio Ramos yang melanggar Messi dan mendorong Carles Puyol. Ia kemudian diganjar kartu merah.
Sanksi itu tak cukup bagi Ramos untuk meredakan emosinya. Dalam perjalanan ke kursi cadangan, ia berpapasan dengan Xavi dan juga mendorongnya.