Decak kagum akan kehebatan salah satu pemain sepak bola unggulan Jerman tersebut terlontar dari mulut beberapa orang di antaranya, tapi tak satu pun mengira bahwa malam itu mereka akan bertatapan langsung dengan gelandang Bayer Leverkusen yang sempat bergabung dengan klub sepak bola Inggris Chelsea tersebut.
”Wow... Ballack...,” teriak para duta muda lingkungan (Bayer Young Environmental Envoy/BYEE) dari 18 negara saat pria tampan itu hadir di tengah-tengah mereka, Kamis, 11 November 2010, di Restoran Calcio, BayArena, Leverkusen, Jerman. Udara dingin—sekitar 2 derajat celsius—yang sebelumnya, di luar gedung, terasa
”Aduh... aku senang sekali. Aku kan suka
Kehadiran Ballack memang mengejutkan. ”Selama tujuh tahun (terakhir) saya membawa rombongan BYEE ke Jerman, baru kali ini acara penutupan (kunjungan ke Leverkusen) diisi dengan foto bersama pemain sepak bola tingkat dunia,” papar Asmara Pusparani dari PT Bayer Indonesia.
Malam, sekitar pukul 19.30, itu Ballack tampil sangat santai. Celana jins yang dikenakannya, dipadu dengan
Sebagaimana diutarakan Pusparani, mahasiswa BYEE 2010 ini tergolong beruntung. Tak hanya mendapat kesempatan bertemu Ballack, tapi juga diperkenalkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah lingkungan, termasuk tentang bahan-bahan kimia penghasil energi, cara mengolah limbah sampah, cara mengolah limbah barang-barang elektronik, serta cara memantau kondisi udara serta air di Sungai Rhine—yang dikelola grup Bayer.
Selain itu, mereka juga diperkenalkan dengan cara mengelola perusahaan. Saat berkunjung ke Laboratorium Plastik Bayer, misalnya, ke-50 pencinta lingkungan tersebut diminta untuk memilih, apakah bergabung dengan Technology Team, Financial Team, Research Team, Design Team, atau Communication Team.
Selanjutnya, selama tiga jam, masing-masing diajarkan tentang cara memproduksi gelas plastik. Tim Teknologi, misalnya, diperkenalkan dengan mesin yang digunakan dan proses pencetakan. Tim Finansial diberi pengetahuan tentang cara menghitung biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi gelas plastik—mulai dari listrik yang digunakan, upah tenaga kerja, hingga harga penjualan yang pantas.