ROMA, KOMPAS.com - Pelatih Inter Milan, Rafael Benitez, menilai, timnya kalah 0-1 melawan AS Roma karena kehilangan intensitas di akhir laga sehingga Mirko Vucinic bisa mencetak gol.
Ini adalah kekalahan pertama Benitez di Serie-A. Baginya, kekalahan ini sangat menyesakkan kareana "La Beneamata" tampil bagus dalam membangun serangan, namun buruk dalam penyelesaian akhir.
"Saat akhir pertandingan kami kehilangan intensitas dan mengizinkan John Arne Riise melepaskan umpan-umpan berbahaya. Tapi, sebelumnya kami memiliki sekitar 15 tembakan ke arah gawang dan banyak kesempatan. Perbedaannya adalah saat bola masuk ke dalam gawang," kata Benitez usai pertandingan.
"Tidak mudah ketika Anda bermain begitu banyak pertandingan dengan intensitas seperti ini. Kami memiliki empat atau lima serangan balik di mana kami bisa mencetak gol dan inilah yang membuat perbedaan," lanjut Rafa.
Di pertengahan babak kedua, Benitez melakukan taktik aneh dengan menarik keluar striker Diego Milito dan diganti dengan gelandang bertahan Sulley Muntari. Akibatnya, serangan Inter menajdi tumpul.
"Memang benar pada akhir pertandingan ada beberapa pemain yang lelah. Milito ditarik karena dia memiliki masalah dengan kakinya. Masuknya Muntari adalah untuk membantu Cristian Chivu, yang selalu kalah saat duel satu lawam satu Jeremy Menez. Dengan Muntari dan Eto'o di depan kami bisa memiliki lebih banyak penguasaan dan kecepatan," sebutnya.
"Tak ada yang berubah untuk Inter. Kami hanya perlu menganalisa mengapa kita tidak mencetak gol dan mengapa kami terkadang lemah dalam pertahanan. Itulah yang harus kami kerjakan," tuntas Rafa. (FBI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.