Laporan dari Afrika Selatan
KOMPAS.com - Meski panitia penyelenggara putaran final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan (Afsel) telah mengklaim berhasil menjual seluruh tiket pertandingan, termasuk tambahan 100.000, nyatanya pesta sepak bola terbesar empat tahunan tersebut belum terasa geregetnya di dua kota besar, Pretoria dan Johannesburg. Kemeriahan hanya terlihat pada banyaknya bendera negara-negara peserta yang bertebaran di masing-masing jalan menuju stadion.
Sayang, nafas yang sesungguhnya dari Piala Dunia malah kurang terasa. Di sepanjang jalan pusat kota Pretoria dan Johannesburg misalnya, nyaris tak ada tanda-tanda kalau di dua kota itu akan menjadi saksi sejarah penyelenggara kali pertama Piala Dunia di benua Afrika.
Jalan tampak polos, yang ada di kanan kiri hanyalah rumah berjejer rapi yang sangat sepi seolah tak ada penghuni. Di sisi lain, tatkala menyusuri jalan tol utama Pretoria-Johannesburg alias N1, di kanan kiri hanya terlihat padang gersang dengan warna rerumputan yang coklat, menandakan musim dingin yang akan segera datang.
Tak ada rasa gereget juga terasa di beberapa pusat perbelanjaan, seperti Jakaranda Shopping Centre dan Menlyn Park Supermall. Kedua pusat keramaian di tengah kota Pretoria tersebut hanya mengisi 'sambutan' dengan menempatkan bendera di satu pusat grosir saja, dan hanya satu konter penjual barang-barang khas Piala Dunia, mulai dari kostum sampai bola. Iklim sepakbola ternyata masih kalah jauh dibanding dengan rugby! (persda network/BUD)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.