MILAN, KOMPAS.com - Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho, langsung bereaksi keras setelah dikritik pelatih AS Roma, Claudio Ranieri. Dengan sinis dia mengatakan, Ranieri adalah pecundang.
Sebelumnya, Ranieri mengkritik gaya dan sikap Mourinho. Dia juga menuduh Mourinho sebagai pelatih dengan mentalitas mengepung dan suka perang psikologis untuk memotivasi timnya. Ranieri juga tidak menganggap Mourinho sebagai pelatih fenomenal.
Polemik antara Roma dan Inter memanas setelah mereka bertemu di final Coppa Italia. Pada pertandingan itu, Inter menang 1-0 dan tampil sebagai juara.
"Saya tak memperlakukan pemain saya seperti anak-anak. Bukan salah saya jika Raineri dinilai sebagai pecundang di Chelsea," kata Mourinho.
"Pada final Coppa Italia, Rabu (5/5/2010), Roma harusnya mengakhiri pertandingan dengan enam orang. Sebab, lia Final with six men on the field, seeing as Philippe Mexes, Francesco Totti, Rodrigo Taddei, dan Nicolas Burdisso melakukan pelanggaran yang harusnya diganjar kartu merah. Sekarang, dia bicara bagaimana memotivasi pemain," ujarnya di situs resmi Inter Milan.
"Untuk membuat tim bagus, harus bekerja keras bersama tim setiap latihan. Anda tentu tak akan mengajak tim menonton film sebelum final Coppa Italia. Para pemain adalah insan profesional. Mereka seharusnya tak diperlakukan seperti anak-anak," jelasnya.
"Kami memilih bekerja di lapangan dan mempelajari Roma secara hati-hati untuk menemukan kelemahan mereka. Jika sebelum pertandingan saya mengajak tim melihat film 'Gladiator', mereka pasti akan tertawa dan memanggil dokter dan menanyakan apakah saya sedang sakit."
Pelatih yang sering dijuluki "The Special One" ini menunjuk pada gaya Ranieri yang mengajak pemain menonton film pemenang Oscar untuk memotivasi mereka.
"Saya juga tak menganggap diri saya fenomenal. Tapi, saya selalu bekerja keras untuk membantu tim. Sebelum final Coppa Italia, saya melihat enam pertandingan Roma untuk menemukan kelemahannya. Kemudian, saya menghabiskan waktu tiga jam di depan komputer untuk membantu pekerjaan saya," ungkapnya.
"Memang mudah saya memilih film sebelum pertandingan. Tapi, Ranieri lupa bahwa para pemainnya adalah para juara dan bukan anak-anak."
Mourinho kembali mengingatkan pengalaman di Chelsea. Sebelumnya, Ranieri memang melatih Chelsea. Dia kemudian dipecat dan digantikan Mourinho pada 2004.
"Saya tak pernah mengatakan apakah saya fenomenal. Tapi, bukanlah salah jika pada 2004 saya datang ke Chelsea dan menanyakan kenapa Ranieri harus dipecat. Saya mendapat cerita di Chelsea bahwa mereka menginginkan gelar dan itu tak pernah terwujud selama dilatih Ranieri. Ini benar-benar bukan salah saya jika dia dianggap sebagai pecundang di Chelsea," tegas Mourinho. (FBI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.