Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengenali dan Mengasah Bakat Anak

Kompas.com - 10/03/2010, 08:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakat tidak sama dengan kecerdasan. Bakat lebih mengacu pada motorik maupun keterampilan yang ditampilkan anak. Dengan kata lain, bakat bisa terlihat oleh orang lain.  

Cara yang dilakukan adalah terus-menerus mengasah bakat melalui latihan. Bakat tidak akan berkembang bila tak ada penguat, sehingga kemudian hilang. Selain bakat, mereka juga mempunyai minat terhadap bidang yang digeluti. Adanya minat juga akan menguatkan bakat tersebut.

Sedikit Bantuan
Bagaimana bisa mengetahui kalau anak kita berbakat? Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting, anak-anak yang berbakat umumnya lebih cepat menguasai bidang tertentu dibanding anak lain, tanpa mengeluarkan usaha keras.

Contohnya anak yang berbakat menyanyi, akan lebih mudah mengenali not, ketajaman nadanya juga bagus. Anak yang berbakat dalam bidang linguistik atau bahasa, bisa meniru atau menghafal bahasa asing lebih cepat.

Begitu anak yang mempunyai bakat menggambar atau melukis. Kualitas garis yang dimiliki anak tersebut akan terlihat lebih halus. Mereka mengerti warna, komposisi yang dibuat juga lebih bagus dan menarik.  

Anak yang berbakat juga bisa mempelajari sesuatu dengan cara berbeda dibanding anak lain. “Anak berbakat hanya memerlukan sedikit bantuan dari orang dewasa. Mereka kerap memecahkan masalah dengan caranya sendiri,” ungkap perempuan yang menyelesaikan MA dalam bidang Applied Anthropology & Community and Youth Work Goldsmith College University of London.

Anak yang senang mengutak-atik mainan merupakan wujud dari minatnya terhadap benda tersebut. Baginya, mengutak-atik mainan merupakan eksplorasi dari keingintahuannya lebih lanjut.

Anak yang mempunyai bakat biasanya juga mampu memotivasi diri sendiri untuk mempelajari hal-hal yang sangat disukainya. Anak yang senang bermain piano atau berenang tak hanya berlatih saat gurunya datang. Mereka akan berlatih piano atau berenang tanpa disuruh.

“Idealnya, bakat yang dimiliki oleh anak sejalan dengan minatnya. Dengan begitu, potensi atau kemampuan yang dimiliki anak akan tergali secara optimal, sehingga anak mampu berprestasi,” tutur Clara.

Bangkitkan Minat
Sayangnya tak semua bisa berjalan beriringan antara bakat dan minat. Ada anak berbakat yang ternyata tidak berminat dengan bakat yang dimilikinya. Bila ini terjadi, kata psikolog lulusan UI ini, diperlukan dukungan lebih banyak dari orangtua, agar bakat anak bisa terasah secara optimal.  

Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai bakat dalam bidang tertentu.

Madonna contohnya. Di usia 40 tahun, saat sudah mempunyai dua anak, ia membuat buku anak. Bakat yang dimilikinya baru disadari saat dirinya menjadi seorang ibu.
Sebenarnya hal serupa juga bisa terjadi pada anak yang mempunyai minat dalam bidang tertentu, tetapi tidak berbakat. Contohnya anak ingin mengikuti Indonesia Idol, tetapi tidak mempunyai bakat menyanyi. Nah, pada anak tipe ini, dibutuhkan usaha yang lebih keras dibandingkan anak berbakat. Caranya tentu saja dengan mengikuti les vokal untuk mendapat suara yang baik.

Yang penting, tambah Clara, orangtua perlu memperkaya minat anak. Jangan sampai anak hanya terpaku dengan satu minat saja. Anak yang berminat pada sepakbola, misalnya, sebaiknya juga dikenalkan dengan kegiatan lain.

“Katakan pada anak bahwa olahraga tidak hanya sepakbola. Masih ada kegiatan lain, seperti seni, yang bisa dikenalkan,” kata Clara.

Cara mudahnya adalah dengan mengenalkan anak kepada teman-teman sebaya yang mempunyai beragam minat dan bakat.

Lakukan Tes Bakat
Ada beberapa cara untuk mengenali bakat anak, yaitu:
1.    Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal apa?
2.    Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
3.    Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan memberikan les atau permainan yang variatif.
4.    Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini bisa dilakukan saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta minat anak.

Pahami Perkembangan Anak
Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua saat memberikan les untuk anak.
1.    Tidak mengutamakan pencapaian target. Penting diingat bahwa les diberikan sebagai upaya pengenalan kegiatan kepada anak.
2.    Les sebaiknya diberikan oleh guru yang memahami perkembangan anak. Jangan sampai guru memberi hukuman saat anak tidak bisa mengikuti les. Clara mencontohkan, saat anaknya harus les piano, selalu menangis bila sudah sampai di tempat les. Setelah ditilik, rupanya guru les kerap mencubit atau memukul tangan anaknya bila tidak bisa mengikuti instruksi sang guru.
3.    Pastikan anak tetap memiliki waktu yang seimbang untuk bermain dan istirahat.
4.    Jangan memaksakan kehendak kepada anak. Yang harus diutamakan adalah minat anak.
5.    Tetap pantau perkembangan anak.
6.    Upayakan untuk mengembangkan semua aspek kemampuan anak.

Bakat Saja Tidak Cukup!
Psikolog Clara Kriswanto menegaskan bahwa bakat saja tidak cukup. Setidaknya diperlukan tiga hal lain yang akan mengasah potensi anak :

a.    Harus ada dukungan dari orangtua maupun lingkungan
Dukungan yang diberikan tak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dukungan moril. Memberikan pujian (tanpa berlebihan dan terlalu sering) saat anak menunjukkan kemampuan juga menjadi bentuk dukungan. Bentuk dukungan juga bisa diberikan dengan tidak membanding-bandingkan anak dengan saudara atau temannya, apalagi sampai mendapat label negatif.  

b.    Tidak berhenti berusaha
Kalau anak tidak berminat, padahal mempunyai bakat di bidang seni atau olahraga, hendaknya orangtua tidak menyerah. Bisa saja anak merasa malas karena terlalu banyak les, hingga kelelahan. Ada baiknya tidak mengikutkan les terlalu banyak bagi anak. Orangtua hendaknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Hukuman fisik seperti mencubit atau memukul saat anak tidak berlatih harus dihindari. Hukuman dapat membuat anak tidak tertarik pada kegiatan tersebut.

c.    Berikan fasilitas yang memadai
Fasilitas yang diberikan tidak harus selalu mahal. Sediakan fasilitas sesuai kemampuan orangtua. @ Diana Yunita Sari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali United Akui Persib Main Lebih Bagus, Atmosfer Stadion Jadi Pembeda

Bali United Akui Persib Main Lebih Bagus, Atmosfer Stadion Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Hasil Inter Miami Vs DC United 1-0: Messi Buntu, Assist Busquets Jadi Penentu

Hasil Inter Miami Vs DC United 1-0: Messi Buntu, Assist Busquets Jadi Penentu

Liga Lain
Hasil Tinju Dunia: Oleksandr Usyk Kalahkan Tyson Fury, Jadi Juara Sejati Kelas Berat

Hasil Tinju Dunia: Oleksandr Usyk Kalahkan Tyson Fury, Jadi Juara Sejati Kelas Berat

Sports
De Zerbi Tinggalkan Brighton Akhir Musim, Masuk Radar Milan dan Bayern

De Zerbi Tinggalkan Brighton Akhir Musim, Masuk Radar Milan dan Bayern

Liga Inggris
Leverkusen Juara Bundesliga Tanpa Kalah, Alonso Panjat Pagar, Hadiah Cincin Emas

Leverkusen Juara Bundesliga Tanpa Kalah, Alonso Panjat Pagar, Hadiah Cincin Emas

Bundesliga
Ungkapan Hati Bojan Hodak Bawa Persib ke Final, Putus Kutukan Bali United

Ungkapan Hati Bojan Hodak Bawa Persib ke Final, Putus Kutukan Bali United

Liga Indonesia
BERITA FOTO: Persib ke Final, Atmosfer Luar Biasa Si Jalak Harupat

BERITA FOTO: Persib ke Final, Atmosfer Luar Biasa Si Jalak Harupat

Liga Indonesia
Jadwal Final Thailand Open 2024: Ana/Tiwi Harapan Juara Indonesia

Jadwal Final Thailand Open 2024: Ana/Tiwi Harapan Juara Indonesia

Badminton
Thailand Open 2024, Rasa Syukur Febriana/Amalia Tembus Final Super 500 Pertama

Thailand Open 2024, Rasa Syukur Febriana/Amalia Tembus Final Super 500 Pertama

Badminton
Jadwal Liga Inggris dan Link Live Streaming Man City Vs West Ham, Arsenal Vs Everton

Jadwal Liga Inggris dan Link Live Streaming Man City Vs West Ham, Arsenal Vs Everton

Liga Inggris
Atalanta Lolos ke Liga Champions, De Ketelaere Minta Maaf ke AC Milan

Atalanta Lolos ke Liga Champions, De Ketelaere Minta Maaf ke AC Milan

Liga Italia
Hasil Torino Vs Milan: Bola Udara, Sengatan 17 Detik, Rossoneri Kalah

Hasil Torino Vs Milan: Bola Udara, Sengatan 17 Detik, Rossoneri Kalah

Liga Italia
Veddriq Leonardo Juara di Shanghai, Buka Kans Lolos Olimpiade Paris 2024

Veddriq Leonardo Juara di Shanghai, Buka Kans Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Hasil Bundesliga, Bayer Leverkusen Torehkan Rekor Invincible

Hasil Bundesliga, Bayer Leverkusen Torehkan Rekor Invincible

Bundesliga
Shin Tae-yong Akan Melakoni 3 Laga Dalam Rentang Waktu 10 Hari

Shin Tae-yong Akan Melakoni 3 Laga Dalam Rentang Waktu 10 Hari

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com