Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Tuntut Mourinho Dihukum

Kompas.com - 14/12/2009, 04:24 WIB

ATALANTA, KOMPAS.com — Persatuan wartawan Italia (USSI) mengutuk tindakan Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho, yang mendorong seorang wartawan ketika menghindar dari jumpa pers selepas timnya ditahan Atalanta 1-1 dalam duel lanjutan Serie-A, Minggu (13/12/2009). USSI juga menuntut pengadilan olahraga Italia untuk menghukumnya.

Mourinho memang kecewa berat dengan hasil yang diperoleh timnya. Ia melampiaskan kekecewaan tersebut justru kepada wartawan. Menurut saksi mata, Mourinho mendorong wartawan Inter Channel, Andrea Ramazzotti, hingga terjatuh seraya mencemooh wartawan tersebut saat naik ke dalam bus klub.

Kontan, hal ini membuat para wartawan berang. Presiden USSI, Luigi Ferraiolo, mengutuk tindakan Mourinho. Menurutnya, ini telah merusak hubungan erat antara media dan sepak bola. Ia pun menuntut agar pengadilan olahraga Italia menjatuhi hukuman kepadanya.        

"Secara fisik dan verbal Pelatih Inter Jose Mourinho menyerang rekan kami Andera Ramazzotti, memperburuk keadaan, dan mengkhawatirkan hubungan antara sepak bola dan media," kutuk Ferrraiolo.

"Kami meminta pengadilan olahraga bertindak dan berdasarkan hukum klub bertanggung jawab atas serangan terhadap wartawan. Mourinho berpotensi mendapat sanksi atas tindakannya," tambahnya.

Perilaku Mourinho ini bukan yang pertama. Saat Inter kalah dari Juventus akhir pekan lalu, Mourinho pun tak menghampiri wartawan selepas pertandingan. Kemudian, Mourinho bersikap sewenang-wenang dengan membatalkan konferensi pers jelang pertandingan Atalanta versus Inter pada Sabtu (12/12/2009).  

"Mourinho sudah menunjukkan sikap kasar dan tidak sopan terhadap rekan-rekan kami jelang pertandingan Liga Champions melawan Rubin Kazan," lanjut Presiden USSI.

"Serangan ini merupakan sebuah eskalasi tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima. USSI tidak hanya mengungkapkan kemarahan, tetapi juga kekhawatiran perilaku semacam ini yang bisa meningkatkan ketegangan dan kontroversi," pungkasnya. (FBI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com