Kekalahan mengejutkan dari juara Rusia, Rubin Kazan, 1-2, di ajang Liga Champions, pekan lalu, membuat Barcelona dihujani kritik tajam. Bagaimana mungkin tim terbaik Eropa yang lekat dengan permainan menawan itu bisa dikalahkan tim yang relatif tidak dikenal di tingkat Eropa?
Rupanya, seperti diakui Pelatih Josep Guardiola, kritik pedas dari media dan pendukung mereka membantu anak asuhnya lebih fokus pada pertandingan. Tanpa ampun mereka menghajar Real Zaragoza, 6-1, dengan tiga gol di antaranya disumbangkan Seydou Keita. Hattrick yang cukup mengesankan mengingat posisi Keita sebagai gelandang bertahan.
Keita membangkitkan semangat Barcelona dengan mencetak gol pertama lewat sundulan. Dia juga yang menutup pesta gol timnya dengan sundulan yang terarah. Tak hanya mencetak gol, pemain asal negara Mali ini juga andal membuat assist, seperti umpannya kepada Zlatan Ibrahimovic yang menghasilkan gol keempat Barca.
Bakat besar Keita terlihat sejak belia. Pemain kelahiran Bamako, Mali, 16 Januari 1980, ini menjadi tulang punggung tim nasional yunior Mali pada Piala Dunia U-20 1999 di Nigeria. Gol tunggal yang diciptakan Keita membawa Mali mengalahkan Uruguay, 1-0, dalam perebutan tempat ketiga.
Saat itu Mali gagal ke final karena dikalahkan Spanyol, 1-3. Ironisnya, gol ketiga Spanyol saat itu diciptakan oleh Xavi yang kini menjadi rekan setimnya di Barcelona.
Penampilan cemerlang Keita di Piala Dunia U-20 itu memikat para pemandu bakat klub Eropa. Keita pun menandatangani kontrak dengan klub Perancis, Olympique de Marseille, tetapi musim berikutnya ditransfer ke Lorient.
Selama dua musim di Lorient, Keita membangun karier sebagai gelandang bertahan yang mumpuni. Keponakan pemain terbaik Afrika 1970, Salif Keita, ini kemudian pindah ke RC Lens dan dipercaya sebagai kapten tim.
Lens menjual kaptennya kepada klub Spanyol, Sevilla, tahun 2007 setelah bermain dalam 156 laga selama lima musim dan mencetak 19 gol. Di Sevilla, Keita mencetak gol indah lewat tendangan keras ke gawang Real Madrid, yang memikat perhatian Barcelona.
Tanpa menunggu hingga kontrak empat tahun Keita di Sevilla berakhir, Barcelona mendatangkan Keita ke Nou Camp awal musim 2008 dengan transfer senilai 14 juta euro. Keita pun menjadi pemain pertama asal Mali yang bermain untuk klub raksasa Spanyol itu.
Keita disebut-sebut sebagai salah satu pemain tengah terbaik di Afrika karena keterampilannya dalam memberikan umpan, tendangan keras, kontrol bola, dan visinya dalam membaca permainan.