SEMARANG, KOMPAS.com - Klub sepak bola PSIS Semarang menyambut positif pembatalan sentralisasi kompetisi di tiga tempat pada lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia. Pasalnya, dengan dibatalkannya keputusan tersebut PSIS lebih berpeluang untuk meraih poin penuh di kandang.
Manajer Operasional PSIS Ari Wibowo, di Kota Semarang, Selasa (14/4), mengaku senang dengan dibatalkannya sentralisasi kompetisi tersebut meskipun klub diringankan dan mendapat kompensasi biaya dari PSSI hingga Rp 75 juta. Sentralisasi kompetisi tersebut akan mengambil tempat di Malang, Kediri, dan Lamongan terhitung sejak 17 April hingga 6 Mei.
"Memang klub mendapat uang dari PSSI, tetapi kan mesti keluar biaya juga untuk akomodasi dan transportasi pemain dan ofisial," ujar Ari.
Menurut Ari, dengan dibatalkannya keputusan sentralisasi tersebut, PSIS dapat bermain di kandang sendiri sehingga berpeluang untuk mendulang poin penuh. "Kami sedang berkonsentrasi untuk mengincar kemenangan agar terhindar dari degradasi," kata Ari.
Selain itu, Ari mengakui, klub juga memperoleh keuntungan finansial dari hasil penjualan tiket, yang jumlahnya diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan dana kompensasi sentralisasi. Untuk partai besar, hasil penjualan tiket bisa mencapai Rp 150 juta untuk sekali pertandingan.
Kendati demikian, PSIS mesti memperoleh izin dari Kepala Kepolisian Daerah Jateng terlebih dahulu untuk bisa bermain di kandang sendiri, yaitu di Stadion Jatidiri. "Saat ini, izin untuk bermain di kandang sudah kami layangkan kepada kepolisian," kata Ari.
Jika disetujui Kapolda, dalam tiga pertandingan ke depan, PSIS akan bermain berturut-turut di kandang melawan Persija Jakarta (20 April), Persib Bandung (28 April), dan Persela Lamongan (2 Mei).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.