DENPASAR, MINGGU - Taman burung Bali Bird Park di Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, yang setiap harinya mampu mendatangkan ratusan turis, kini sekaligus menangani pengelolaan taman reptil guna memberikan kepuasan kepada pengunjung.
"Taman burung dan taman reptil yang lokasinya berdampingan kami kelola dalam satu paket atraksi sesuai permintaan tamu dan perusahaan agen perjalanan," kata Bayu Yustitia, selaku Director Sales and Marketing The Bali Bird & Reptile Park, di Denpasar, Minggu (27/7).
Penggabungan manajemen penjualan dan pemasaran Bali Bird Park dan Reptile Park tersebut disepakati mulai berlaku 1 Agustus 2008, sekaligus menyambut musim puncak (high season) kunjungan turis dari berbagai negara.
Taman burung yang dibangun melalui penanaman modal asing dari Australia itu kini memiliki koleksi sekitar 1.000 burung dan berbagai jenis unggas lainnya, terdiri atas 250 spesies asal berbagai negara di belahan dunia.
Sementara itu, taman reptil memiliki koleksi tidak kurang dari 200 satwa, terdiri atas 50 spesies, seperti iguana dari Amerika selatan, berbagai jenis kura-kura, ular cobra, ular ganas (viper), hingga jenis kadal lidah biru.
Reptile Park adalah milik pengusaha Duncan Mcray yang telah dikenal memiliki kepiawaian dalam menjinakkan berbagai jenis reptil ganas,yang dalam operasionalnya dibantu oleh Made Depin.
Menurut Bayu, obyek wisatanya menjadi salah satu tempat favorit di Pulau Dewata karena selain sebagai tempat rekreasi bagi keluarga, pertemuan bisnis, dan lainnya, juga berkembang menjadi pusat pendidikan dan konservasi khusus bagi burung dan reptil.
"Berbagai jenis burung dan reptil langka dapat berkembang biak dengan baik dan kami bangga bahwa koleksi burung Cenderawasih jenis greater termasuk yang bisa terus bertambah berkat keberhasilan sistem penangkaran," ucapnya.
Ia berharap penggabungan taman burung dan taman reptil tersebut akan menjadi daya tarik baru guna meningkatkan kunjungan turis dari berbagai negara maupun wisatawan domestik.
Disebutkan bahwa sejak memasuki bulan Juli 2008, jumlah pengunjung taman burung saja rata-rata 550 orang per hari, didominasi turis dari berbagai negara, terutama asal Rusia, Jepang, Australia dan kawasan Eropa.
"Kami nantinya tidak hanya menyajikan atraksi aneka burung yang bisa menari, tetapi sekaligus menawarkan tantangan bercengkerama dengan aneka jenis reptil dalam ’reptilarium’ atau rimba reptil" katanya.
Khusus untuk berbagai jenis ular, seperti ular cobra dan viper, tidak dimasukkan dalam reptilarium, mengingat sebagian pengunjung masih merasa khawatir.
Dengan penggabungan pengelolaan tersebut, manajemen The Bali Bird & Reptile Park menawarkan tarif masuk bagi wisatawan asing 17 dolar AS dan 8,5 dolar AS (anak-anak), sedangkan untuk domestik Rp 59.000 dan Rp 29.000 (anak-anak), semuanya ditambah 10 persen pelayanan.