JAKARTA, PERSDA-- Partai Golkar merasa dirugikan dengan adanya aksi unjuk rasa ribuan pendukung Gubernur dan Wakil Gubernur tepilih Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Apalagi aksi demo itu diwarnai dengan tindakan anarkhis berupa pengrusakan terhadap show room penjualan mobil milik Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla.
"Jelas ini merugikan kami. Tidak hanya partai, tetapi juga bangsa dan negara. Kami menilai belum ada kedewasaan dalam berdemokrasi dan kita belum siap untuk belajar berdemokrasi, " cetus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Letjen TNI (Purn) Sumarsono kepada Persda Network, Minggu (20/1).
Ia juga menyayangkan kalau Jusuf Kalla disebut-sebut punya andil dan terlibat dalam proses hukum di tingkat Mahkamah Agung (MA) --sengketa Pilkada Sulsel. "Biasanya orang gede kan dibawa-bawa namanya. Padahal wapres tidak bisa ikut campur dalam proses hukum," tambahnya.
Mantan Pangdam IV/Dipanegoro ini meminta masyarakat Sulsel agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan informasi yang merugikan kelompok tertentu. "Marilah kita sama-sama menghormati hukum dan tidak terpengaruh dengan informasi yang mencoba memecah-belah bangsa."
Ditanya apakah aksi demonstrasi itu akan merusak citra Jusuf Kalla di Sulsel? Sumarsono merasa yakin tidak akan sampai kesana. "Konvensi calon kepala daerah di Pilkada selalu ada masalah. Itu tandanya kita belum siap berdemokrasi. Bukan di Sulsel saja hal seperti ini terjadi. Makanya yang penting ke depan kita jangan mementingkan diri sendiri dan kelompok, tapi mari kita besarkan bangsa dan negara ini," pintanya.
Selain itu, ia juga meminta elit politik di Sulsel agar menjaga nama baik Sulsel dan tidak bertindak anarkis apalagi sampai mengorbankan kelompok tertentu. "Para elit di Makassar duduk bersama agar membuat komitmen untuk damai. Mari kita tunggu proses hukum PK (peninjauan kembali) yang dilakukan KPU Sulsel. Dan apapun keputusannya nanti kita hormati."
Pengamat Politik Mohammad Qodari menilai, unjuk rasa itu tidak akan memecah Golkar di Sulsel karena kandidat gubernur Syahrul Yasin Limpo dan Amin Syam adalah kader Golkar. "Dan ini bukan pertarungan antar partai, tapi pertarungan dua kandidat gubernur serta pertarungan elit politik yang ada di belakangnya, " jelas Qodari.
Soal persepsi dampak unjuk rasa akan merugikan Jusuf Kalla, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer menilai asumsi itu belum tentu benar. "Kalau terjadi seperti kemarin bukan tidak mustahil justru simpati kepada Jusuf Kalla akan bertambah," jelasnya. (Persda Network/ACO)