Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Real Madrid: Raja dari Segala Raja

Walker meluapkan kegembiraan setelah Los Blancos, julukan Real Madrid, menjuarai Liga Champions (UCL) ke-14 (la decimocuarta) setelah menang dramatis 1-0 atas Liverpool.

Dua tahun kemudian, sabda sang reporter itu ibarat sabda seorang nabi di padang gurun, mewartakan kebenaran dan menawarkan kebahagiaan kekal.

Kebenaran akan sabda berwujud nyata di Wembley Stadium, London, pada 1 Juni 2024. Los Blancos berhasil menang 2-0 atas Die Schwarzgelben (The Black Yellows), julukan Borussia Dortmund, di stadion kebanggaan The Three Lions, Inggris.

Kemenangan berharga tersebut mengukir rekor fenomenal, yaitu gelar UCL ke-15 (la decimoquinta).

Seperti arti kedua sabda sang nabi, la decimoquinta menciptakan kebahagiaan di hati para madridistas. Mereka adalah pemain kedua belas El Real yang bernyanyi “Hala Madrid Y Nada Mas” dari bangku penonton.

Kehadiran mereka di stadion adalah roh yang menghidupkan atmosfer sepak bola.

Ketika wasit meniup peluit berakhirnya pertandingan final, suara dan nyanyian madridistas menggema dari Wembley hingga ke lorong-lorong hening kota Madrid, dari Plaza de Cibeles hingga ke Santiago Bernabeu. Mereka tenggelam dalam lautan euforia terdalam.

Hati putih, sebuah emotikon untuk madridistas, seperti memiliki sayap. Ia terbang menuju surga, tempat yang menawarkan kebahagiaan abadi itu, kemudian menari bersama para legenda sepak bola.

Ada pesta dari kemenangan, ada kebahagian abadi di hati, itulah suasana batin para pendukung Madrid.

Seorang bocah ajaib, Arda Guler, berterimakasih di depan ribuan pendukung dengan senyuman bocah pemalu, “Halo madridistas, kita adalah keluarga. Terima kasih untuk semuanya”.

Kemenangan demi Kemenangan

Di Plaza de Cibeles, tempat ikonik El Real merayakan la decimoquinta, Nacho (kapten El Real) meluapkan kegembiraan di depan ribuan pendukung, yang mirip dengan sabda Walker di Stade de France, “Real Madrid adalah tentang kemenangan, kemenangan, dan kemenangan; jangan pernah menyerah sampai akhir dan terus melangkah di saat-saat sulit.”

“Real Madrid hanya tahu memenangkan final dan mereka adalah kemenangan itu sendiri” merupakan sebuah pengakuan objektif. 433: The Home of Football merilis 9 partai final UCL terakhir El Real sejak 20 mei 1998 hingga 1 juni 2014. Dari semua partai final tersebut, El Real memenangkan semuanya.

Pada 1998, El Real menang 1-0 atas Juventus yang masih diperkuat sang mega bintang, Zinedine Zidane.

Dua tahun kemudian, 24 mei 2000, El Real menaklukan sesama wakil Spanyol, Valencia, 3-0. Pada 15 mei 2002, giliran Zinedine Zidane membawa kemenangan bagi El Real 2-1 atas Bayern Leverkusen, dengan gol tendangan voli ikonik.

Akan tetapi, El Real sempat melewati musim kemarau dalam turnamen terbesar di Benua Biru. Mereka berpuasa trofi Si Kuping Besar (UCL) selama 12 tahun. Keberhasilan kembali tercipta setelah penantian dan kesabaran berbuah, dan musim panen akhirnya tiba.

Pada 24 mei 2014, El Real menang dramatis 4-1 dalam Derbi Madrileno melawan klub sekota, Atletico Madrid.

Gol penyama kedudukan dari tandukan ikonik Ramos membawa asa dan membakar bara kemenangan. Akhirnya, sang mega bintang, C. Ronaldo menutup kemenangan dengan gol pada penghujung laga babak tambahan waktu.

El Real semakin mengalirkan DNA Juara UCL ketika legenda mereka, Zinedine Zidane, menjadi juru taktik (entrenador) bersama trio Bale, Benzema, dan C. Ronaldo (BBC).

Mereka menjadi juara secara fenomenal, yaitu tiga tahun berturut-turut, pada 28 mei 2016, 3 juni 2017, dan 28 mei 2018. Klub raksasa seperti Atletico Madrid, Juventus, dan Liverpool menjadi korban kedigdayaan El Real.

Aliran DNA juara sempat terhenti selama 3 tahun, salah satu faktor adalah kepergian sang legenda C. Ronaldo ke kota Turin.

Akan tetapi, DNA kembali mengalir dalam diri bintang-bintang muda yang menari Samba, Vinicius dan Rodrygo. Pada 28 mei 2022, El Real menang 1-0 atas Liverpool. Vinicius mencetak gol semata wayang.

Akhirnya, pada 1 Juni 2024, partai final terakhir El Real terjadi di Wembley Stadium yang berkapasitas 90.000 penonton. Mereka melanjutkan tradisi juara setelah menang 2-0 atas Borussia Dortmund.

Vinicius Junior, “Mutiara Hitam” yang bergulat melawan rasisme di atas lapangan hijau, kembali bersinar dan mencetak gol kemenangan El Real. Ia menjadi pemain Brasil pertama yang mencetak gol dalam dua partai final UCL berbeda, pada 2022 dan 2024.

Selain kemenangan El Real, Panel Pengamat Teknis UEFA merilis kemenangan individu pasukan Los Blancos: Vinicius terpilih sebagai pemain terbaik. Dari 10 penampilan, ia mencetak 6 gol dan 5 assist, serta 901 menit bermain.

Jude Bellingham terpilih sebagai pemain muda terbaik. Dari 11 penampilan, ia mencetak 4 gol dan 5 assist, serta 993 menit bermain. Ia mempunyai akurasi umpan mencapai 90,5 persen.

Federico Valverde terpilih sebagai pencetak gol terbaik. Ia melakukan gol sensasional melalui tendangan voli saat melawan Manchester City di Perempat Final.

Carvajal, Rudiger, Bellingham, dan Vinicius terpilih sebagai Team of The Season bersama 4 pemain Dortmund (Sabitzer, Hummels, Maatsen, dan Kobel), serta pemain lainnya, Kane (FC Bayern), Foden (M. City), dan Vitinha (PSG).

Selain itu rekor fenomenal lainnya tercipta di Wembley, yaitu Kroos, Modric, Nacho, dan Carvajal menjadi kolektor terbanyak trofi UCL, 6 trofi. Mereka adalah para “Mr Championship” terbaru, mengalahkan C. Ronaldo yang menangis setelah kalah di partai final Arab Saudi.

Sang Entrenador Los Blancos, Carlo Ancelotti menjadi pelatih yang memenangkan trofi UCL terbanyak, yaitu 5 trofi. Ia melewati Guardiola, Zidane, dan Paisley yang sama-sama meraih 3 trofi.

Beberapa rekor fenomenal di atas membuat El Real dan para pemain menjadi penguasa di sepak bola Eropa. Kemenangan demi kemenangan diraih oleh klub kebanggaan ibu kota Spanyol itu.

Dalam diri El Real dan setiap pemain yang bertarung di atas lapangan hijau, DNA juara mengalir deras bersama ribuan tetesan keringat kemenangan. Apakah mereka pantas disebut “raja”?

Sang Raja

Kemenangan di Wembley membuat Real Madrid mengoleksi gelar terbanyak UCL, kompetisi yang dimulai sejak 1956, yakni 15 trofi Si Kuping Besar.

Mengutip halaman UEFA, El Real telah memenangi 15 dari 18 laga final. Mereka hanya kalah dari Benfica 5-3 pada musim 1961/1962, Inter Milan 3-1 pada musim 1963/1964, dan Liverpool 1-0 pada musim 1980/1981.

AC Milan berada di urutan kedua dengan 7 trofi dari 11 final. Kemudian Liverpool memenangkan 6 trofi dari 10 final; mereka dikalahkan El Real dalam dua laga final 2018 dan 2022.

Bayern Munchen juga mengoleksi 6 trofi dari 11 final. FC Barcelona mengoleksi 5 trofi dari 8 final; 4 trofi dimenangkan bersama sang legenda, Leo Messi.

Inter Milan dan Manchester United mengoleksi 3 trofi dari 6 dan 5 final. Kemudian beberapa klub mengoleksi 2 trofi: Chelsea (3 final), Juventus (9 final), Benfica (7 final), Nottingham Forest (2 final), FC Porto (2 final); Juventus mengalami kekalahan terbanyak, yaitu 7 dari 9 laga final.

Dua raksasa Spanyol, FC Barcelona dan Real Madrid menjadi mimpi buruk bagi Si Nyonya Tua pada laga final 2015 dan 2017.

Beberapa klub yang mengoleksi hanya 1 trofi: Borussia Dortmund (3 final), Celtic (2 final), Hamburg (2 final), Marseille (2 final), Steaua Bucuresti (2 final), Aston Villa (1 final), Crvena Zvezda (1 final), Feyenoord (1 final), PSV Eindhoven (1 final), dan Manchester City (2 final).

Wembley seperti rumah hantu yang membawa ketakutan, mimpi buruk, hingga tangisan bagi para pemain Die Schwarzgelben dan Die Borussen, para ultras Dortmund.

Dua laga final terakhir mereka, pada 2013 melawan Bayern Munchen (1-2) dan 2024 El Real (0-2), terjadi di stadion kebanggaan masyarakat Inggris. Namun Dewi Fortuna belum berpihak kepada pasukan Kuning Hitam.

El Real begitu mendominasi jumlah trofi kompetisi terbesar di Benua Biru. Dalam waktu dekat, rekor fenomenal ini akan sulit, bahkan mustahil dikejar dan dilampaui.

Hanya raja kecil dari Negeri Pizza, AC Milan berada di urutan kedua, namun jauh dari setengah jumlah trofi El Real. Oleh karena itu, mahkota raja sepak bola Eropa secara khidmat bersemayam di kepala El Real.

Setelah kemenangan di Wembley, surat kabar nasional Spanyol menahbiskan El Real sebagai “Raja absolut Liga Champions”.

Pengakuan tersebut ditambahi dengan tulisan kecil di atas foto selebrasi gol Nacho, “Raksasa Spanyol dibuat menderita oleh Borussia Dortmund, namun mereka tampil sebagai pemenang di Wembley” (Marca 01/06/24).

https://bola.kompas.com/read/2024/06/07/06320438/real-madrid-raja-dari-segala-raja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke