Melihat performa Kevin Ray Mendoza di bawa mistar dalam laga melawan Persik Kediri dan Bali United, pelatih kiper Persib, Luizinho Passos, punya penilaian positif.
Menurut Passos, sebagai kiper Mendoza punya skill yang bagus dengan kakinya.
Ia bisa mengandalkan kaki lincah ditopang dengan visi bermain yang memungkinkannya melakukan distribusi bola ke berbagai arah.
Mendoza pun memiliki poin plus dan bisa memerankan tugas sebagai sweeeper-keeper. Persib kini bisa membangun serangan sejak dari lini pertahanan dan memulai permainan dari sentuhan seorang penjaga gawang .
“Saya menonton Kevin bermain dan saya juga selalu memberikan masukan kepada asisten saya (I Made Wirawan),” kata Passos.
“Kevin (Mendoza) adalah penjaga gawang yang baik dengan teknik yang sangat bagus dan bermain sangat baik dengan kakinya. Kami sekarang punya beberapa kiper hebat Kevin, Teja (Paku Alam), Fitrul (Dwi Rustapa), Sheva (Sanggasi), dan Fitrah (Maulana),” papar Passos.
Dalam dua kesempatan membela Persib, Mendoza mampu melakukan 46 operan sukses dan 12 penyelamatan. Ia sekali membawa Persib menuai clean sheet dalam laga kontra Bali United (0-0).
Passos masih perlu membenahi Mendoza dan jajaran kiper Persib lainnya dalam sesi latihan.
“Semua kiper perlu ditingkatkan, penjaga gawang harus selalu bermain bagus, ini posisinya berbeda, perlu fokus, tidak boleh melakukan kesalahan,” tutur Passos.
Tren penjaga gawang dengan keahlian kaki
Kemampuan melakukan build up atau konstruksi serangan juga dimiliki kiper Arsenal di Liga Inggris musim ini, David Raya.
Dalam artikel Sky Sport, Raya diibaratkan menjadi pemain outfield ekstra yang ada di lini pertahanan.
Arsenal memutuskan meminjam Raya dari Brentford, usai sang kiper mencatat statistik yang mumpuni pada musim sebelumnya.
Kehadiran Raya kian menyempurnakan sistem permainan yang diusung pelatih Arsenal asal Spanyol, Mikel Arteta.
“Cara permainan sekarang telah berubah, jika seorang kiper bagus dengan kakinya, itu salah satu nilai yang dicek pelatih dalam mencari seorang kiper,” kata Steven Drench seperti dikutip Sky Sport.
“Lalu bisakah dia melakukan penyelamatan? Bisakah dia memotong umpan silang? Bisakah dia bermain bagus dengan kakinya? Distribusinya merupakan nilai tambah yang besar dan selama (Raya) di Brentford dengan gaya sepak bola yang mereka mainkan, dia cocok untuk mereka,” papar Drench.
“Tapi dia bisa bergabung dengan tim mana pun di liga-liga top Eropa dan cocok dengan kepercayaan diri yang dimilikinya terhadap bola, dia seperti pemain outfield ekstra,” tutur Drench menerangkan.
Pelatih Persib, Bojan Hodak, pun ingin timnya memiliki kiper yang bisa memberikan keunggulan jumlah alias numerical superiority saat membangun permainan.
Oleh sebab itu, Hodak mendatangkan Mendoza, meski sejatinya Teja Paku Alam sedang dalam performa grafik menanjak di Persib.
Hodak tahu bagaimana kualitas Mendoza sebagai sweeper-keeper saat keduanya bekerja bersama di Kuala Lumpur City FC.
Kini, Persib punya dua penjaga gawang yang kompeten untuk meloloskan mereka ke babak Championship Series Liga 1 2023-2024 atau empat besar.
“Dia (Mendoza) merupakan salah satu kiper terbaik di kawasan Asia Tenggara. Dia pernah bermain untuk saya dan dia merupakan pemain yang penting untuk Kuala Lumpur dan membawa tim dari Malaysia itu untuk lolos ke final Piala AFC (2022),” papar Hodak.
“Jadi menurut saya ini cukup. Dia sudah mencapai tiga final, dalam tiga tahun terakhir juga bisa mendapatkan trofi. Jadi dia punya kualitas. Secara teknik juga dia sangat bagus,” ujar Hodak menambahkan.
https://bola.kompas.com/read/2023/12/27/15002348/kiper-persib-kevin-mendoza-ahli-pakai-kaki-outfield-ekstra-seperti-david-raya