Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kualitas Stadion Teruji, FIFA Puji Kinerja Indonesia

KOMPAS.com - Piala Dunia U-17 2023 menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam berbagai hal, termasuk mengenai venue dan stadion.

Stadion-stadion di Indonesia kerap dikritik oleh berbagai pihak, namun menjelang diselenggarakannya ajang sepak bola yang besar ini, Indonesia benar-benar berbenah.

Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) di Surabaya, Manahan di Solo, Si Jalak Harupat di Kab. Bandung, dan tentunya, Jakarta Internasional Stadium di Jakarta benar-benar disiapkan dengan baik, bahkan hingga kini semua stadion menerima berbagai respon positif.

Si Jalak Harupat bahkan dapat bertahan di bawah derasnya hujan, walaupun pertandingan sempat dihentikan demi keselamatan pemain.

Kejadian tersebut terjadi ketika Jepan berhadapan dengan Polandia, namun pertandingan tetap dapat dituntaskan dengan baik.

Tidak ada keluhan dari setiap tim yang bertanding di keempat stadion tersebut, semuanya menyampaikan bahwa mereka puas dengan kualitas yang disajikan oleh setiap stadionnya.

FIFA sendiri menyatakan hal yang sama, dan meyakini bahwa ini pencapaian PSSI dan pemerintah yang layak diapresiasi.

Bahkan JIS yang akan menjadi venue dengan pertandingan terbanyakpun sampai direnovasi demi menyelenggarakan Piala Dunia U-17 2023 ini.

Memang JIS menjadi tantangan tersendiri bagi PSSI dan pemerintah, sebab ketika JIS ditunjuk, stadion tersebut belum memenuhi standard yang diminta FIFA.

JIS sendiri menggunakan rumput Zoysia yang memang biasanya tumbuh di negara tropis dan sejauh ini, Alan Ferguson selaku manajemen lapangan senior FIFA mengakui kualitasnya terbilang cukup baik, meskipun curah hujan menjadi tantangan.

Alan Ferguson juga menilai ini dapat terjadi dengan pemelihataan rumput lapangan yang baik serta teknis pemotongan rumput dilakukan dengan tepat juga.

Meski beberapa hal ini masih menjadi hal yang baru bagi Indonesia, tapi dirinya menilai ini akan menjadi warisan penting bagi sepak bola Indonesia.

Rumput di JIS sebelumnya diambil dari lapangan kampus Universitas Peltia Harapan. Kampus tersebut yang melakukan panen untuk rumbuh Zoysia itu, bahkan UPH menggunakan mesin khusus untuk memanenkannya.

FIFA juga mengapresiasi manajer lokal lapangan dan penjaga rumput lapangan yang bartugas, dan melalui ajang ini, mereka dapat banyak belajar dan mendapat berbagai ilmu.

Berbagai pihak di Indonesia akan semakin memahami cara merawan lapangan, khususnya rumput demi meningkatkan level sepakbola Indonesia. Ini tentu akan menjadi hal yang berguna untuk jangka panjang.

https://bola.kompas.com/read/2023/11/14/16000038/kualitas-stadion-teruji-fifa-puji-kinerja-indonesia-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke