Saat ini Persela kokoh di puncak klasemen Grup C dengan 12 poin, hasil dari empat kali menang dan sekali kalah.
Tim berjarak enam poin dari Gresik United yang menempati posisi kedua. Gresik United mengoleksi enam poin dari empat laga.
Tidak hanya itu, Silvio Escobar dkk juga sukses menunjukkan tingkat produktivitas yang mengesan. Mereka mencetak lima gol dan baru kebobolan satu gol saja.
Sebagai informasi, hanya dua tim saja yang baru kebobolan satu gol sejauh ini, yakni Persela dan Persiraja Banda Aceh yang berada di Grup A.
Akan tetapi prestasi mentereng ini tidak membuat Djadjang Nurdjaman jumawa.
Ia ingin tim berjuluk Laskar Joko Tingkir memanfaatkan momentum ini untuk bisa meraih meraih pencapaian yang lebih tinggi. Sebab kompetisi masih sangat dini untuk bicara prestasi.
"Ini masih pekan kelima jadi masih mungkin untuk saling salip," kata pelatih yang biasa disapa Djanur kepada Kompas.com.
"Makanya kami harus tetap waspada dan kerja keras dengan menjaga tren positif ini," imbuhnya.
Ia dikenal sebagai salah satu pelatih kelas wahid di Liga Indonesia. Pada masa jayanya ia pernah membawa Persib Bandung juara Liga 1 Indonesia 2014 dan juara Piala Presiden 2015.
Kemudian pada musim 2017 ia juga sukses mengantarkan PSMS Medan menjadi runner up Liga 2 2017 dan promosi ke Liga 1 musim 2018.
Prestasi lainnya ia berhasil membawa Persebaya Surabaya runner up Piala Presiden 2019 silam.
Tak ayal, segudang pengalamannya tersebut Djadjang Nurdjaman sukses membawa Persela selangkah di depan.
Ia mengakui Liga 2 musim ini memiliki tantangan berbeda sehingga Persela tidak bisa leha-leha meskipun memimpin.
"Tapi secara umum dari grup lain juga masih berimbang, tidak ada yang superior artinya peluang yang akan lolos masih belum bisa diprediksi," tutur pelatih asal Majalengka.
Terlebih musim ini menggunakan skema baru, persaingan menjadi lebih ketat ditambah dengan drama kompetisi yang tidak terduga. Membuat semua kemungkinan bisa terjadi.
"Sejauh ini masih belum baik seperti harapan kita semua masih ada pelanggaran yang menjurus kasar, wasit juga masih banyak membuat keputusan yang tidak tepat," ujar Djadjang Nurdjaman.
"Adanya pemain asing dan pemain yang turun kasta dari Liga 1 membuat tim Liga 2 sedikit lebih baik dan pertandingan pun banyak yang seru
"Dan lagi dengan format kompetisi tahun ini yang ketat membuat kompetisi berjalan keras dan pressure ke pelatih jang cukup tinggi sehingga sudah banyak pelatih yang dipecat," pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2023/10/16/22000008/tangan-dingin-djadjang-nurdjaman-hadirkan-permainan-kelas-liga-1-di-liga-2-2023