Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Argentina Juara Piala Dunia: Tango Terindah Messi dan Pasukan Berani Mati

Tawa hingga tangis duka ataupun bahagia tumpah ruah dalam laga final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Perancis di Stadion Lusail, Doha, Qatar, Minggu (18/12/2022).

Pertunjukan tarian terakhir Lionel Messi paripurna dengan Argentina merengkuh gelar juara Piala Dunia berkat kemenangan 4-2 dalam babak adu penalti atas Perancis.

Messi yang beberapa waktu lalu menegaskan bahwa Qatar 2022 akan menjadi Piala Dunia terakhirnya tak bisa menutupi rasa haru.

Lapangan tengah Stadion Lusail menjadi saksi bagaimana Messi hanya diam terpaku. Ia seperti tak kuat lagi berlari menuju Gonzalo Montiel, eksekutor penentu kemenangan adu penalti Argentina.

Messi jelas lelah setelah berlari selama 120 menit dan mempersembahkan sepasang gol yang sempat mengantar Argentina memimpin 1-0 dan 3-2.

Laga Argentina vs Perancis sangat sengit dan mesti mencapai adu penalti karena hattrick Kylian Mbappe menjadi jawaban Perancis untuk gol-gol Argentina yang dikemas Messi (2 gol) dan Angel Di Maria (1).

Messi lemas, lebih karena haru daripada lesu. Pria beralias La Pulga yang sempat pensiun dari timnas Argentina usai gagal menjuarai Copa America Centenario pada 2016 itu akhirnya menuntaskan mimpi terbesarnya, juara Piala Dunia.

Nama Messi sebelumnya sering dianggap tak pantas disebutkan dalam satu embusan napas dengan legenda Argentina, Diego Maradona, karena ketiadaan trofi Piala Dunia.

Maradona adalah legenda nomor satu Argentina yang nyaris seorang diri memimpin Tim Tango juara Piala Dunia 1986.

Nama Maradona kian sakral karena menghiasi langkah menuju juara Piala Dunia 1986 dengan “gol tangan Tuhan” dan aksi dribel slalom bertajuk “gol abad ini” dalam laga perempat final kontra Inggris.

Messi yang punya dribel kaki kiri menakjubkan layaknya Maradona, sempat dituntut untuk menjadi solusi tunggal bagi masalah Argentina.

Pasukan Berani Mati untuk Messi

Namun, Messi jelas bukanlah Maradona yang bisa seorang diri melawan dunia. Messi adalah Messi, yang disebut eks pelatihnya di PSG, Mauricio Pochettino, sebagai sosok pemalu yang menyukai privasi.

Argentina dibuat patah hati ketika mereka menggantungkan semuanya ke pundak Messi seorang diri. Pada Piala Dunia 2014, Tim Tango takluk 0-1 dari Jerman di partai puncak.

“Pada 2014, ketika mereka kalah dari kami dalam final di Maracana, rekan setimnya seperti menunggu dia untuk menyelesaikan segalanya sendirian,” kata eks pemain Jerman yang mengalahkan Messi di final Piala Dunia 2014, Philipp Lahm, dalam kolomnya di The Guardian.

Messi adalah tipe pemain yang bisa menampilkan magi ketika dirinya berada dalam sistem yang tepat.

Formula tiki-taka ala Barcelona adalah sebuah contoh sistem yang mampu mendorong potensi Messi ke titik maksimal. Selama 21 tahun membela Barcelona, La Pulga memenangi 10 titel LaLiga plus empat Liga Champions.

“Pada 2022, mereka bermain untuknya (Messi) dan dia menunggu momennya,” tulis Lahm dalam kolomnya.

Ya, selama berlaga di Piala Dunia 2022, Messi dikelilingi oleh pasukan berani mati yang siap berkorban apa saja buat La Pulga.

“Jangan sampai saya memulai. Jika mereka menyentuh Leo, kami semua akan datang untuk membelanya sampai mati.”

“Kami semua di sini bersama-sama. Itu sesuatu yang membuat Anda tersentuh. Anda ingin ada di sana untuk semuanya,” kata bek Tim Tango, Lisandro Martinez, dalam seri dokumenter baru di Amazon Prime berjudul Seleccion Argentina Camino A Qatar.

Messi Tak Perlu Pressing

Ditilik dari reputasi individu, skuad Argentina di Piala Dunia 2022 jelas kalah mentereng dengan skuad Tim Tango pada edisi 2006, 2010, 2014, atau 2018 sekalipun.

Julian Alvarez tentu belum punya reputasi sebesar eks partner Messi di lini depan Argentina semodel Sergio Aguero atau Gonzalo Higuain.

Namun, Julian Alvarez bersedia berlari turun melakukan pekerjaan defensif, agar Messi bisa menyimpan tenaga untuk meneror bek-bek lawan di Piala Dunia 2022.

Sikap serupa ditunjukkan para pilar lini tengah Argentina di Piala Dunia 2022 seperti Rodrigo De Paul dan Enzo Fernandez, yang tentu namanya belum sebesar Juan Roman Riquelme atau Javier Mascherano.

“Orang bicara soal pekerjaan defensif dan pressing, namun intinya dengan Messi adalah dia tak perlu melakukan pressing,” kata eks pelatih Messi di PSG, Mauricio Pochettino dalam kolomnya di The Athletic.

“Ketika punya Messi, Anda butuh pemain lain untuk mengerti bahwa mereka perlu merebut kembali bola dan mengoper kepadanya, sehingga dia bisa menyimpan energi dan menjadi penentu, persis seperti yang ditunjukkan Argentina sekarang,” tutur Pochettino.

Scaloneta, sebutan untuk pasukan Argentina racikan Lionel Scaloni ini ternyata menjadi sebuah lingkungan yang menyenangkan untuk Messi.

“Ketika dia (Messi) menjadi kapten Anda, Anda akan pergi berperang bersamanya jika dia meminta,” tutur Rodrigo De Paul dalam sebuah wawancara dengan FIFA pada September 2020.

Berbekal pasukan berani mati di sekelilingnya, Messi pun bisa menjemput trofi Piala Dunia 2022 dengan “hanya” berjalan kaki.

Melansir The Athletic, sepanjang Piala Dunia 2022 ini Messi rata-rata berjalan kaki sejauh lebih kurang 5 kilometer per pertandingan, catatan paling tinggi dibandingkan pemain lain.

Statistik yang menipu, mengingat keajaiban bisa terus dia ciptakan meski tampak sering berjalan.

Namun, saat wasit Szymon Marciniak meniup peluit akhir partai final Piala Dunia 2022 yang menjadi tanda kemenangan untuk Argentina, Messi pun sampai tak kuat jalan kaki.

Messi sempat lama terpaku di lingkaran tengah lapangan Stadion Lusail. Ia jatuh dalam pelukan Leandro Paredes.

Sebuah potret terbaik untuk mendeskripsikan akhir pertunjukan tarian tango terindah Messi dan pasukan berani mati.

"Saya tahu Tuhan akan memberikan trofi Piala Dunia untuk saya. Saya percaya bahwa jalannya akan seperti ini," kata Messi.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/19/05150058/argentina-juara-piala-dunia-tango-terindah-messi-dan-pasukan-berani-mati

Terkini Lainnya

Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Timnas Indonesia
Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Timnas Indonesia
Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Liga Inggris
Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Timnas Indonesia
Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Badminton
Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke