Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Yassine Bounou Kiper Maroko dan Jatuh Bangun Kariernya

Setelah menjadi penghangat bangku cadangan di Piala Afrika 2017 dan Piala Dunia 2018 Rusia, Bounou--atau Bono yang tertulis di nama jersey-nya--kini berperan penting membawa Maroko menembus semifinal di Qatar, tim Afrika pertama yang melakukannya.

Dengan 14 pemain kelahiran luar negeri di skuad Walid Regragui, persatuan dalam keragaman timnas Maroko menjadi salah satu contoh baik, selain kuatnya pertahanan mereka yang baru kebobolan sekali dalam lima pertandingan, itu pun dari gol bunuh diri.

Di pertandungan pertama penyisihan Grup F, Bounou membantu Maroko menahan imbang runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia, tanpa gol.

Pada laga kedua, kiper setinggi 195 cm ini sempat tiba-tiba menghilang sebelum kick-off lawan Belgia, padahal ikut berbaris dengan tim untuk menyanyikan lagu kebangsaan.

Posisinya digantikan Munir El Kajoui, kiper inti Maroko di Piala Dunia 2018.

Pelatih Walid Regragui menerangkan, Bounou merasa tidak fit setelah mengalami cedera saat melawan Kroasia.

Selanjutnya pemain berusia 31 tahun ini kembali tampil kokoh ketika berjumpa Kanada, negara kelahirannya.

Terlepas dari gol bunuh diri Nayef Aguerd, kemenangan 2-1 membuat Maroko lolos ke 16 besar sebagai pemuncak klasemen Grup F secara mengejutkan.

Usai imbang dengan skor kacamata sampai perpanjangan waktu, di babak tos-tosan tak ada satu pun penggawa La Furia Roja yang mampu menjebol gawang Bounou.

Tendangan Pablo Sarabia membentur tiang, lalu eksekusi Carlos Soler dan Sergio Busquets ditepis Bounou. Maroko menang 3-0 dan melenggang ke perempat final untuk kali pertama.

Dalam babak perempat final kontra Portugal, Bounou kembali menjadi Man of the Match setelah menang 1-0 atas Portugal. Ia menggagalkan peluang mencetak gol Cristiano Ronaldo di waktu tambahan.

"Saat-saat seperti ini sulit dipercaya," kata Bounou, "tetapi kami datang untuk mengubah mentalitas, kekhawatiran kami. Pemain-pemain Maroko dapat bersaing melawan siapa pun di dunia," kata kiper klub Sevilla ini, dikutip dari kantor berita AFP pada Senin (12/12/2022).

"Saya pikir hal terpenting, selain semifinal, adalah kami telah mengubah mentalitas itu dan generasi setelah kami akan tahu pemain Maroko bisa melakukan semua ini."

Lahir di Montreal, Bounou dan keluarganya kembali ke Maroko saat dia berusia tujuh tahun. Dia bergabung dengan akademi Wydad Casablanca dan masuk ke tim utama pada usia 19 tahun, lalu tampil di final Liga Champions CAF 2011.

Dia menandatangani kontrak dengan Atletico Madrid pada tahun berikutnya, menghabiskan dua musim dengan tim cadangan, lalu dipinjamkan ke Real Zaragoza di divisi dua Liga Spanyol.

Dengan peluang terbatas di Atletico, ia hengkang secara permanen ke Girona pada 2016 dan membantu klub promosi ke La Liga.

Pelatih Maroko kala itu, Herve Renard, memilih Munir El Kajoui sebagai penjaga gawang utamanya di Piala Dunia 2018.

Singa Atlas di Rusia hanya sanggup mengaum sampai penyisihan grup. Setelah itu, Bounou mengambil alih jersey nomor satu Maroko.

Setelah Girona degradasi, Bounou bergabung dengan Sevilla dengan status pinjaman untuk musim 2019/2020, dan menjadi bintang saat Los Nervionenses juara Liga Europa untuk kali keenam sekaligus memperpanjang rekor mereka.

Ia menandatangani kontrak jangka panjang dengan Sevilla, dan dianugerahi penghargaan Zamora musim lalu sebagai kiper dengan rasio kebobolan gol terendah per pertandingan di La Liga.

"Bila Anda memiliki salah satu kiper terbaik di dunia, itu membuat Anda percaya diri, dan Yassine memberi kami itu," ujar Regragui setelah timnya menyingkirkan Portugal.

"Dia bukan seseorang yang menjadi orang lain. Jadi dia banyak membantu kami. Dan ketika Yassine melakukan penyelamatan seperti itu (melawan Ronaldo) dan terlibat dalam pertandingan, kami hampir tak terbendung."

Setelah menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia, Maroko tidak berpuas diri menjelang laga kontra juara bertahan Perancis.

"Ketika Anda menjadi bagian dari cerita, Anda tidak bisa langsung memahami apa yang terjadi. Semuanya baik-baik saja, kami akan tetap fokus. Kami senang dengan apa yang telah kami lakukan sejauh ini. Namun, seiring berjalannya waktu, kami akan menyadari,"ucap Yassine Bounou.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/12/15200078/profil-yassine-bounou-kiper-maroko-dan-jatuh-bangun-kariernya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke