Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebanon Krisis, Tidak Ada Siaran Piala Dunia Gratis

Padahal, turnamen akbar empat tahunan tersebut hendak dijadikan sarana pelarian masyarakat dari jenuhnya kondisi sehari-hari negara.

"Tidak ada sepak bola tahun ini," kata Jean Bassil dengan marah sambil membolak-balik saluran di layar televisi model lamanya, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (30/11/2022).

"Mereka merampas satu-satunya hal menyenangkan di tengah semua berita buruk ini," imbuh pria berusia 58 tahun itu kepada AFP di toko asesoris telepon kecilnya di Jounieh, sebelah utara ibu kota Beirut.

Lebanon dicengkeram krisis ekonomi yang oleh Bank Dunia disebut sebagai salah satu terburuk dalam masa modern.

Sejak akhir 2019, mata uang lokal kehilangan lebih dari 95 persen nilai pasarnya, dan tingkat kemiskinan meningkat hingga mancakup sebagian besar populasi.

Tepat hingga dimulainya Piala Dunia Qatar pada 20 November 2022, orang-orang Lebanon berharap pertandingan akan disiarkan secara gratis di stasiun tv publik Tele Liban, seperti saat Piala Dunia 2018.

Namun, kabinet pengurus tidak menyetujui alokasi dana 5 juta dollar AS (Rp 77,65 miliar) untuk membeli hak siar.

Hal ini membuat banyak penggemar sepak bola tidak punya banyak pilihan selain menonton Piala Dunia di kafe, atau melalui layanan streaming bajakan di ponsel mereka, di tengah banyaknya keluhan internet Lebanon yang lambat.

"Hanya ini yang kami mampu"

"Setelah tiga tahun ini, kami orang Lebanon merasa membutuhkan kesenangan ini," kata Samer Idriss, siswa berusia 18 tahun, di sebuah kafe-restoran di Dekwaneh, sebelah timur Beirut.

Bendera tim seperti Brasil, Argentina, dan Jerman bertebaran di jalanan kota-kota di seluruh Lebanon.

Akan tetapi, di tengah situasi negara yang sedang suram, demam sepak bola tampak agak mereda.

"Kami mencoba bersenang-senang... sebanyak yang dimungkinkan oleh situasi ekonomi kami," lanjut Idriss yang mengenakan jersey Brasil dan mengibarkan bendera negara Amerika Selatan itu.

Kehancuran ekonomi Lebanon datang bersamaan dengan pandemi virus corona dan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 2020 yang menewaskan lebih dari 200 orang dan merusak sebagian besar ibu kota.

Lebanon sekarang tidak dapat menyuplai listrik utama lebih dari satu atau dua jam sehari, dan harga bensin satu tangki penuh kini jauh melebihi upah bulanan minimum.

Idriss mengungkapkan, dia membayar 250.000 pound Lebanon (Rp 2,5 juta) untuk menonton pertandingan Piala Dunia baru-baru ini, tetapi beberapa tempat bisa mematok harga hingga dua kali lipat dari itu.

Orang-orang lainnya memadati trotoar di sekitar kafe temporer pinggir jalan, yang televisi dengan tenaga generatornya menerangi gelapnya jalan.

"Kami menonton di kafe... Hanya itu yang kami mampu," kata Zein Nasreddine, pekerja di perusahaan keamanan, ketika menonton di pinggiran selatan Beirut.

Adapun bagi mereka yang lebih suka tinggal di rumah dan mampu membeli siaran cenderung patungan biaya langganan televisi kabel, tetapi itu pun termasuk hal mewah bagi banyak orang.

Sharbel Ghoussoub (35) mengatakan, dia dan saudara perempuannya patungan masing-masing 90 dollar AS (Rp 1,4 juta) untuk berlangganan.

"Mereka bahkan menghilangkan kesenangan orang Lebanon menonton Piala Dunia secara gratis," keluhnya.

 

https://bola.kompas.com/read/2022/12/06/10400048/lebanon-krisis-tidak-ada-siaran-piala-dunia-gratis

Terkini Lainnya

Liverpool Resmi Umumkan Arne Slot Pelatih Baru Gantikan Klopp

Liverpool Resmi Umumkan Arne Slot Pelatih Baru Gantikan Klopp

Liga Inggris
David da Silva Hampir Pasti Top Skor Liga 1, Fokusnya di Persib Kini...

David da Silva Hampir Pasti Top Skor Liga 1, Fokusnya di Persib Kini...

Liga Indonesia
Madura United Tak Gentar Hadapi Persib di Final Championship Series

Madura United Tak Gentar Hadapi Persib di Final Championship Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Vs Irak, di Balik Berubahnya Waktu Kickoff Laga

Timnas Indonesia Vs Irak, di Balik Berubahnya Waktu Kickoff Laga

Timnas Indonesia
16 Juara SAC Indonesia 2023 Tambah Pengalaman Usai Ikuti Latihan di China

16 Juara SAC Indonesia 2023 Tambah Pengalaman Usai Ikuti Latihan di China

Sports
Sempat Tak Pede, Marc Klok Ingin Tuntaskan Musim, Juara bersama Persib

Sempat Tak Pede, Marc Klok Ingin Tuntaskan Musim, Juara bersama Persib

Liga Indonesia
Run The City Makassar, Persiapan Menuju Monas Half Marathon Jakarta

Run The City Makassar, Persiapan Menuju Monas Half Marathon Jakarta

Sports
4 Laga Championship Series Gunakan VAR, Siap Liga 1 Musim Depan

4 Laga Championship Series Gunakan VAR, Siap Liga 1 Musim Depan

Liga Indonesia
Final Piala FA Man City Vs Man United, Misi Ten Hag Tutupi Kegagalan Liga Inggris

Final Piala FA Man City Vs Man United, Misi Ten Hag Tutupi Kegagalan Liga Inggris

Liga Inggris
Jadwal Final Piala FA, Man City Vs Man United Akhir Pekan Ini

Jadwal Final Piala FA, Man City Vs Man United Akhir Pekan Ini

Liga Inggris
Daftar Juara UCI MTB Eliminator World Cup 2024, Panggung Kalteng Dikenal Dunia

Daftar Juara UCI MTB Eliminator World Cup 2024, Panggung Kalteng Dikenal Dunia

Sports
Gagal Juara Liga Inggris, Arsenal Butuh Penyerang Lebih Tajam

Gagal Juara Liga Inggris, Arsenal Butuh Penyerang Lebih Tajam

Liga Inggris
Berpisah dengan Liverpool, Klopp Enggan Cepat Kembali Melatih

Berpisah dengan Liverpool, Klopp Enggan Cepat Kembali Melatih

Liga Inggris
Pebalap Indonesia Qarrar Firhand Raih Podium 3 di Italia Championship

Pebalap Indonesia Qarrar Firhand Raih Podium 3 di Italia Championship

Sports
Tangis Virgil van Dijk di Pelukan Juergen Klopp

Tangis Virgil van Dijk di Pelukan Juergen Klopp

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke