Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kondisi Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan: Trauma, Pipi Lebam, Sampai Berhutang Rp750 Ribu untuk Infus

KOMPAS.com - Nur Saguwanto (19) menjadi salah satu korban selamat dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang akhir pekan lalu.

Nur Saguwanto memang sudah kembali ke rumah setelah sempat dirawat RSUD Kanjuruhan.

Namun, Nur mengaku masih trauma, sering kesulitan bernafas, mengalami masalah penglihatan, dan merasakan sakit di kaki.

Tidak hanya itu, Nur dan keluarganya juga harus berhutang sampai Rp750 ribu untuk membeli infus karena belum mendapatkan bantuan.

Nur Saguwanto mengaku masuk dari Pintu 11 tribune ekonomi Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Alumni SMK Muhammadiyah Gondanglegi itu mengingat dirinya tidak sadarkan diri tidak lama setelah asap gas air mata menyelimuti tribune.

"Saya masih sempat mengingat banyak orang di tribune saya. Saat itu penuh sesak," kata Nur Saguwanto dikutip dari Tribun News.

"Setelah gas air mata ditembakkan, saya sudah tidak ingat apa yang terjadi. Saya sudah tidak sadar waktu itu," ucap Nur.

"Tiba-tiba saja saya sudah ada di rumah sakit Namun, saya bersyukur masih selamat," ujar Nur Saguwanto menambahkan.

"Saya baru tersadar sekitar pukul 04.00 WIB di RSUD Kanjuruhan. Kemudian saya baru bisa menghubungi orang tua pukul 06.00 WIB," tutur Nur Saguwanto.

Ketika ditemui Tribun News di rumahnya, Nur Saguwanto masih terlihat lemah di atas kasur yang diletakkan di lantai.

Nur berada di dalam ruang kamar kecil yang juga menjadi ruang tamu dengan kipas angin tampak berdiri di sudut ruangan.

Dalam pantauan Tribun News, bagian luar mata dan pipi kanan Nur Saguwanto masih tampak lebam. 

Beberapa bagian kulit wajah Nur Saguwanto juga terlihat melepuh dan mengelupas. 

Adapun pergelangan kaki kiri Nur Saguwanto tampa masih terbalut perban elastis. Kaki kiri Nur Saguwanto disebut patah setelah Tragedi Kanjuruhan.

Terkait kondisinya sekarang, Nur Saguwanto mengaku masih trauma, sesekali sesak, dan kesulitan melihat dengan normal.

"Katanya jantung saya sudah baik. Jadi, saya disuruh pulang (pada 2 Oktober 2022 atau satu hari setelah Tragedi Kanjuruhan)," kata Nur.

"Saya tidak tahu soal bantuan-bantuan. Belum ada (yang datang). Saya juga masih trauma. Kadang-kadang masih teringat (Tragedi Kanjuruhan)," kata Nur Saguwanto.

"Yang saya rasakan bagian kaki ini masih sakit. Dada juga. Sesekali jika dibuat bernafas agak sesak dan sakit," tutur Nur Saguwanto.

"Belum bisa kalau melihat seperti ke arah sinar matahari. Masih silau begitu," ucap Nur Saguwanto menambahkan.

Dikutip dari Tribun News, Nur Saguwanto tinggal bersama keluarganya di rumah yang sangat sederhana di pemukiman pedesaan.

Nur sendiri merupakan putra dari seorang ayah yang bekerja sebagai buruh tani.

Keluarga Nur bahkan disebut terpaksa berhutang sampai Rp750 ribu untuk membayar infus perawatan. 

Fakta itu tentu memprihatinkan karena pemerintah sudah berjanji akan membayar seluruh biaya perawatan korban Tragedi Kanjuruhan.

Terkait Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Listyo Sigit sudah menetapkan enam orang tersangka salah satunya adalah Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.

Listyo Sigit menyatakan jumlah tersangka Tragedi Kanjuruhan bisa bertambah karena penyelidikan masih berlanjut.

Berita ini sudah tayang di Surya Malang Tribune News dengan judul: Kondisi Pilu Aremania Kepanjen Korban Tragedi Kanjuruhan, Harus Berhutang Demi Bisa Bayar Infus | Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Dyan Rekohadi

https://bola.kompas.com/read/2022/10/07/15400078/kondisi-korban-selamat-tragedi-kanjuruhan--trauma-pipi-lebam-sampai-berhutang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke