Wanita Ini Jadi yang Pertama di Premier League

LONDON, KOMPAS.com - Jika tak ada aral melintang, Premier League akan dipimpin oleh seorang wanita untuk pertama kalinya.

Kepemimpinan itu akan dimulai pada 2023.

Adalah Alison Brittain mengambil alih peran itu tahun depan.

Premier League mengatakan hal itu pada Selasa (26/7/2022), setelah klub-klub anggota dengan suara bulat mendukung penunjukannya.

Brittain, mantan kepala eksekutif raksasa perhotelan Whitbread, baru-baru ini ditunjuk sebagai ketua baru pengecer perabot rumah tangga Dunelm.

Dia akan meninggalkan perannya di Whitbread pada awal 2023 dan menggantikan ketua sementara Premier League Peter McCormick.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Peter McCormick turun tangan setelah Gary Hoffman mengundurkan diri.

Gary Hoffman mendapat protes dari klub lain atas pengambilalihan Newcastle United oleh konsorsium yang didukung Arab Saudi.

"Saya telah menjadi penggemar sepak bola sejak saya masih kecil dan saya sangat senang ditunjuk sebagai ketua Premier League," kata Brittain.

Brittain sebelumnya memegang sejumlah peran senior di industri perbankan Inggris.

Ia menjabat sebagai direktur grup di divisi ritel Lloyds Banking Group dan sebagai direktur dewan di Santander UK.

Perempuan berusia 57 tahun, yang juga menghabiskan hampir dua dekade di Barclays.

Brittain, sebelumnya, telah menjadi dewan penasihat tiga perdana menteri Inggris terakhir.

Dia saat ini adalah direktur independen senior di perusahaan kredit data Experian.

"Alison memiliki dampak positif pada setiap organisasi yang dia ikuti. Jadi, saya senang dia bergabung dengan Premier League sebagai ketua," kata kepala eksekutif Richard Masters.

Richard Masters membeberkan bahwa Alison Brittain memiliki rekam jejak yang luar biasa dalam bisnis.

Kata Richard Masters, Alison menyelesaikan sesuatu dengan gaya yang membumi.

"Dia sangat dihormati dan disukai di semua industri tempat dia bekerja," ucap Richard Masters.

"Dia juga sangat tertarik dengan permainan ini dan bagaimana itu bisa berkembang lebih jauh," pungkas Richard Masters.