Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Buah BRI Liga 1, Pratama Arhan, dan Jiwa Samurai

KOMPAS.com - Kompetisi BRI Liga 1 musim 2021-2022 membuahkan optimisme terhadap sepak bola Tanah Air. 

Liga yang berjalan pertama kali setelah vakum selama 500 hari ini memunculkan talenta-talenta segar sebagai fondasi tim nasional Indonesia pada masa depan. 

Contohnya adalah Marselino Ferdinan (Persebaya Surabaya) dan Ronaldo Kwateh (Madura United).

Dua remaja di bawah usia 20 tahun ini mendapatkan kesempatan melakoni debut bersama timnas Indonesia. 

Mereka mengawali perjalanannya di timnas saat Indonesia beruji coba melawan Timor Leste di Bali pada akhir Januari 2022.

Selain lahirnya talenta-talenta muda, sepak bola Indonesia menerima kabar bahagia dari Jepang pada Rabu (16/2/2022) pagi. 

Tim kasta kedua Liga Jepang (J2 League), Tokyo Verdy, lewat media sosial mereka, mengumumkan perekrutan Pratama Arhan dari PSIS Semarang. 

"Dengan senang hati, kami menginformasikan bahwa Pratama Arhan akan direkrut secara permanen dari PSIS Semarang, Indonesia," tulis pernyataan resmi Tokyo Verdy.  

"Ini akan menjadi pertama kalinya bagi Tokyo Verdy untuk mengakuisisi pemain dari Asia Tenggara," lanjut pernyataan tersebut. 

Pengumuman serupa juga diungkapkan PSIS Semarang.

"Kami mengonfirmasi Pratama Arhan akan melanjutkan karier di kasta kedua Liga Jepang dengan bergabung ke Tokyo Verdy. Sukses selalu, Arhan!" bunyi pernyataan resmi PSIS Semarang.

Arhan sebetulnya masih terikat kontrak dengan PSIS hingga Desember 2022.

Berdasarkan itu, Tokyo Verdy tentu harus mengeluarkan dana transfer untuk merekrut pemain berusia 20 tahun tersebut. 

Namun, PSIS memutuskan untuk melepas Pratama Arhan secara gratis. Menurut CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, Arhan dilepas ke Tokyo Verdy secara gratis adalah bentuk komitmen klub selalu mendukung karier pemainnya.

"Hari ini dengan rasa bangga dan senang, kami umumkan bahwa wonderkid PSIS jebolan Akademi PSIS, Pratama Arhan, resmi kami lepas ke klub Jepang, Tokyo Verdy," kata Yoyok Sukawi dikutip dari situs resmi PSIS. 

"Sesuai komitmen PSIS, Arhan kami lepas tanpa fee satu rupiah pun. Ini demi karier Arhan. Hal ini juga sebuah kebanggaan untuk PSIS karena jebolan akademinya bisa dilirik ke klub Jepang," ujar Yoyok Sukawi menambahkan.

Lulus dari BRI Liga 1

Transfer Arhan ke Tokyo Verdy tentu tak lepas dari bergulirnya kompetisi BRI Liga 1.

Atmosfer persaingan di BRI Liga 1 menjadi panggung bagi Arhan untuk meningkatkan kemampuannya dalam permainan di lapangan hijau.  

Nama Pratama Arhan mulai muncul saat pemain yang berposisi bek kiri tersebut tampil impresif bersama PSIS Semarang pada turnamen Piala Menpora 2021. 

Pada turnamen tersebut, Arhan tampil sebanyak empat laga dan mencatat dua gol serta satu asisst. 

Pratama Arhan kemudian menjadi langganan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, di berbagai ajang tim nasional. 

Teranyar, Pratama Arhan menjadi salah satu tulang punggung timnas saat tampil pada Piala AFF 2020 yang digelar di Singapura pada 2021 lalu. 

Pada ajang tersebut, dia mencatatkan enam penampilan dengan mencetak dua gol dan dua assist.

Pemain bertinggi badan 172 cm tersebut sukses mengantarkan Indonesia ke final. Namun, timnas gagal menjadi juara karena kalah dari Thailand. 

Terlepas dari itu, Pratama Arhan meraih gelar pemain muda terbaik pada Piala AFF 2020. 

Untuk musim ini di BRI Liga 1, bersama PSIS, Arhan telah mencatatkan tujuh penampilan. Dia membukukan 2 tekel, 23 interceptions, 7 clearances, dan 228 umpan. 

Sebagai pemain, Pratama Arhan memiliki talenta luar biasa. Dia tampil disiplin dan tanpa kompromi dalam memutus alur serangan lawan. 

Andai dilirik Liverpool

Selain itu, Pratama Arhan punya kemampuan spesial. Ia bisa melepaskan lemparan ke dalam yang jauh secara akurat dan menjadi senjata mematikan bagi lawan.  

Kemampuan lemparan yang dimiliki Arhan tersebut membuatnya disamakan dengan eks pemain Liga Inggris yang pernah berseragam Stoke City, Rory Delap.

Baru-baru ini, Timor Leste sudah merasakan "malapateka" akibat lemparan Pratama Arhan saat beruji coba melawan Indonesia di Bali pada 27 Januari lalu. 

Dalam pertandingan tersebut, Pratama Arhan dari sisi kanan pertahanan lawan mengambil lemparan ke dalam pada menit ke-77. 

Bola hasil lemparan Arhan menuju ke dalam kotak penalti dan berusaha dihalau kiper Georgino Jose.

Namun, sang kiper tidak sempurna menghalau bola sehingga si kulit bulat masuk ke gawang timnya sendiri. 

Aksi Pratama Arhan tersebut menyempurnakan penampilan yang sebelumnya mampu mencetak gol dari titik putih. 

Punya kemampuan melempar jauh merupakan kerja keras Arhan dalam mengasah keterampilannya tersebut. 

"Soal lemparan ke dalam yang jauh saya belajar sendiri dan memang sudah lama sekitar tahun 2017. Saya melakukannya hingga sekarang," kata Arhan. 

Arhan menunjukkan tekad luar biasa agar memiliki kemampuan dan punya senjata mematikan dari dirinya. 

Berbeda dengan Arhan, klub sebesar Liverpool bahkan harus mengangkat Thomas Gronnemark sebagai pelatih throw-in.

Dia menjadi pelatih pertama yang mengambil spesialisasi pakar lemparan ke dalam.  

Pria asal Denmark tersebut bertugas melatih pasukan Juergen Klopp itu dalam mengeksekusi lemparan ke dalam.   

Menurut dia, lemparan ke dalam bukan hanya saja memberikan bola kepada rekan setim.

Namun, ini cara efektif memulihkan penguasaan bola dan keluar dari tekanan lawan, inisiator serangan balik, hingga sumber penciptaan gol seperti dari situasi bola mati. 

Berjiwa Bushido

Tentunya, Pratama Arhan dilarang puas dengan pencapaian dan kemampuannya saat ini. Peringatan tersebut disampaikan legenda tim nasional Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto. 

Legenda yang akrab disapa Kurus tersebut menilai tantangan paling berat bagi Arhan justru baru segera dimulai. 

Pemain muda asal Semarang tersebut harus cepat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya. 

Selain itu, ada berbagai tantangan yang akan dihadapi Pratama Arham seperti bahasa, makanan, minuman, dan budaya yang pastinya berbeda dengan Indonesia. 

Arhan diharapkan bisa lebih baik dari pendahulunya, Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly, yang memiliki karier singkat saat berkarier di Negeri Matahari Terbit tersebut. 

Karena itu, Arhan harus bisa menjadi samurai berjiwa Bushido.

Dalam semangat Bushido, seorang samurai diharapkan menjalani pelatihan spiritual guna menaklukkan dirinya sendiri.

Dengan menaklukkan diri sendirilah, seseorang bisa menaklukkan orang lain.

Kekuatan timbul dari kemenangan dalam disiplin diri. Justru kekuatan yang diperoleh dengan cara inilah yang dapat menaklukkan sekaligus mengundang rasa hormat pihak-pihak lain.

Nilai lain dari ajaran Bushido adalah soal bersikap total dalam mengerjakan sesuatu. Total dalam mengabdi, dalam kesetiaan, dalam segala hal menjalani kehidupan.

Karena itu, ajaran Bushido bisa menjadi senjata Pratama Arhan dalam menaklukkan Jepang. Itsumo ganbatte, Pratama Arhan...

https://bola.kompas.com/read/2022/02/17/18300068/buah-bri-liga-1-pratama-arhan-dan-jiwa-samurai

Terkini Lainnya

Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Liga Indonesia
Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Badminton
Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Sports
Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Timnas Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Badminton
Gregoria Akhirnya Menang atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Gregoria Akhirnya Menang atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Badminton
Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Timnas Indonesia
Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Timnas Indonesia
Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Liga Inggris
Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke