Gelandang timnas Malaysia, Akram Mahinan, termasuk yang buka suara. Dia menegaskan bahwa Cheng Hoe bukan satu-satunya sosok yang bertanggung jawab atas kegagalan Malaysia di pentas Piala AFF 2020.
Pemain 28 tahun tersebut, yang absen dalam turnamen di Singapura karena cedera, mengatakan bahwa kritik yang diarahkan kepada Cheng Hoe tidak bisa dimengerti.
Dia meminta publik lebih paham dan melihat lebih jauh penyebab Malaysia gagal melangkah lebih jauh. Persiapan menjadi faktor utama.
"Pelatih tidak bisa mendapatkan pemain-pemain yang diinginkannya dan tim hanya persiapan selama dua atau tiga hari sebelum terbang ke Singapura," ujar Akram, yang bermain untuk Kuala Lumpur di Super League, dikutip dari The Star.
"Bahkan pelatih terbaik di dunia pun akan kesulitan dalam situasi tersebut."
"Pertanyaanku adalah, mengapa dia keluar? Mengapa bukan orang-orang di atas yang bertanggung jawab? Sampai kapan ini akan terus terjadi? Rasanya tidak adil."
Menurut Akram, Cheng Hoe merupakan pelatih yang sangat menuntuk kedisiplinan. Tetapi di luar lapangan, dia periang dan selalu menekankan perlunya bersikap positif.
Sementara itu kapten timnas Malaysia pada Piala AFF 2018 di mana mereka menjadi runner-up, Zaquan Adha Abdul Radzak, memberikan hormat kepada Cheng Hoe.
Striker 34 tahun ini mengatakan bahwa tantangan yang harus dihadapi seorang pelatih nasional tidak mudah. Cheng Hoe sudah bertanggung jawab dengan melepaskan jabatan setelah mereka gagal.
"Pelatih merasa bertanggung jawab atas hasil di Singapura dan percaya bahwa mundur menjadi langkah yang tepat. Untuk itu, anda harus menghormatinya karena dia menunjukkan tanggung jawab dan akuntabilitas," ujar pemain Negri Sembilan ini.
"Pelatih Tan adalah seseorang yang memahami pemain. Ketika dia memberi saya ban kapten, saya tahu tanggung jawab yang berat tetapi dia membuatnya mudah bagiku."
"Kami bisa berkomunikasi dengannya dan mengungkapkan pikiran kami tanpa masalah. Saya berharap yang terbaik baginya untuk ke depan."
D Kenny Pallaraj, juga berkomentar. Pemain timnas ini merasa tidak adil jika hanya pemain dan pelatih yang bertanggung jawab setiap kali tim tampil buruk.
Dia mengatakan, sudah saatnya para pemimpin di asosiasi sepak bola Malaysia bertanggung jawab.
"Pada 2018, kami memiliki persiapan hampir dua bulan sebelum pergi ke Piala AFF. Tahun itu kami mencapai final. Tahun lalu, kami memiliki waktu yang sangat singkat," ujar Kenny, yang terpaksa mundur dari skuad 2020 akibat cedera lutut.
"Sebelum pergi ke Singapura, pada Oktober, kami hanya melakukan pemanasan selama satu minggu di Yordania dan setelah itu, tidak banyak. Jadi ini tidak cukup."
Dia pun menyoroti fasilitas yang dimiliki timnas lain. Hal tersebut harus menjadi perhatian asosiasi sehingga tidak melulu menyalahkan pemain dan pelatih.
Memang, Malaysia gagal melanjutkan kiprahnya di pentas Piala AFF 2020 yang berlangsung di Singapura. Tergabung di Grup B, tim berjulukan Harimau Malaya ini hanya finis di peringkat ketiga.
Dari empat laga yang dilakoni, Malaysia menang dua kali melawan Kamboja (3-1) dan Laos (4-0), lalu kalah 0-3 dari Vietnam dan 1-4 dari Indonesia. Alhasil, Malaysia gagal ke semifinal.
https://bola.kompas.com/read/2022/01/04/18210068/pemain-malaysia-merasa-tak-adil-cheng-hoe-mundur-karena-gagal-di-piala-aff-2020