Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Piala AFF, Piala Dunia Bangsa Asia Tenggara...

"PIALA DUNIA bangsa Asia Tenggara memang Piala AFF, bro," sergah Freddie Arifin, pentolan Ultras Malaya, sekitar 8 tahun yang lalu. Saya ingat betul sore itu di Kuala Lumpur saya sedang memuji Thailand yang konsisten serta Vietnam yang terus menguat.

Sementara saya saat itu yakin bahwa kedua negara ini punya peluang bicara lebih jauh dari sekadar regional, Freddie berpendapat sebaliknya.

"Bisa jadi bangsa kita ini memang paling belakang dari berbagai segi, peradaban bahkan teknologi," katanya sembari tertawa dan menghabiskan kopinya yang makin dingin.

Ini adalah catatan pertama saya sepanjang gelaran AFF 2020 ini, gelaran ini entah mengapa tidak terlalu menarik perhatian saya yang selalu menyebut diri sebagai "Penganut Sepak Bola".

Mungkin saya jenuh dengan besarnya harapan yang selalu diangankan oleh bangsa saya, mungkin juga saya sudah tidak percaya lagi bahwa orang kita beneran bisa bermain sepak bola.

Pemain tim nasional masih kena omel akibat tak mampu passing atau berstamina buruk. Liga kita menyajikan pertandingan yang jika disaksikan tanpa rasa cinta pada permainan ini mungkin akan selalu berlangsung membosankan. Menyaksikannya secara langsung adalah pilihan terbaik, tetapi situasi pandemi sama sekali tidak membolehkannya.

Pertandingan awal grup kita terjadi ketika saya sedang berada di Banjarmasin. Sore itu kebetulan produksi teaser project kami sedang break.

Saya bahkan lupa bahwa Indonesia bertanding sore itu, seisi kafe sepertinya pun tak peduli. Kebetulan saja pemilik kafe yang konon salah satu putra alm H Sulaiman tetap menayangkan pertandingan Indonesia vs Kamboja lewat layar lebar.

Pertandingan yang jika kita sudah terbiasa menonton Liga Eropa di televisi akan terlihat biasa saja, tetapi menjadi istimewa karena yang bermain negara sendiri dengan hasil akhir kemenangan 4-2.

Dasar Penganut Sepak Bola, semalas-malasnya saya, akhirnya setiap pertandingan pun tetap saya saksikan dan kali ini saya menemukan Indonesia yang berusaha keras bermain dengan skema. Terlihat pelatih Shin Tae-yong memilih starting XI-nya berdasarkan kebutuhan taktik dan skema yang diinginkan.

Saat bertarung dengan Vietnam dan kita disebut sebagai "A good example on how playing against the attacking Vietnam," oleh komentator di siaran streaming saya melihat pemain Indonesia yang disiplin dan terus berusaha berlari.

Sebuah rekaman video menunjukkan seperti apa pemahaman Shin Tae-yong terhadap permainan. Dengan jeli, ia menyebut bek kiri Malaysia tak mampu menendang dengan kaki kiri, Dion Cools, yang digocek sedikit akan mudah tertinggal, termasuk permintaan untuk terus menjaga jarak dengan baik dengan lawan.

Pelatih yang sepanjang era kepelatihannya di tim nasional kita selalu dipenuhi drama ini memang seolah ingin memberi tahu kita bagaimana cara bersepak bola dengan baik. Ia memilih para pemain bukan karena catatan statistik dari si pemain. Dia tidak memilih penyerang yang produktif di liga.

Komentator Singapura sampai sibuk membahas ketidakhadiran Ilija Spasojevic (striker Bali United) atau pemain top lainnya di dalam tim ini. Pemain paling top dalam skuad macam Evan Dimas bahkan sama sekali tidak punya jaminan akan terus berada di Starting XI tim jika ia bukan dari strategi awal permainan.

Ketika melawan Malaysia, saya baru sadar betapa mudanya tim ini. Kapten Asnawi Mangkualam—yang mungkin adalah satu-satunya pemain yang paham secara langsung makian apa yang dikeluarkan oleh Shin Tae-yong—baru berusia 22 tahun, Witan seingat saya masih 20 tahun, dan seterusnya.

Saya melihat pemain Malaysia menjadi tampak tua di hadapan anak-anak muda yang baru melewati masa abege. Shin Tae-yong seperti sadar betapa repotnya mengurus pemain senior, apalagi jika sudah berstatus bintang.

Ia mungkin sadar bahwa anak-anak muda ini bukan hanya potensial, melainkan juga masih punya kemauan untuk dibentuk dan yang paling penting ia sadar bahwa Manchester City atau Perancis 1998 juga tidak punya penyerang produktif dalam tim mereka untuk bisa menjadi juara.

Ketika bangsa Indonesia yang jago menonton sepak bola itu mempertanyakan produktivitas para penyerang, mereka seolah sudah menihilkan sekaligus melupakan esensi dari permainan sepak bola... kerja sama tim!

Malam ini, saya berniat duduk santai menyaksikan negara saya menghadapi Thailand yang selalu impresif dalam setiap penampilan mereka di turnamen ini. Saya berharap akhirnya pada era kehidupan, saya bisa merasakan negeri ini memenangi "Piala Dunianya Bangsa Asia Tenggara" karena Piala Asia, saat ini rasanya masih jauh sekali dari pandangan...

https://bola.kompas.com/read/2021/12/29/16100028/piala-aff-piala-dunia-bangsa-asia-tenggara-

Terkini Lainnya

Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Timnas Indonesia
Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Timnas Indonesia
Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Liga Indonesia
Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Badminton
Paulo Henrique Lalui Musim Sulit, Tutup Liga 1 dengan Gol buat Persebaya

Paulo Henrique Lalui Musim Sulit, Tutup Liga 1 dengan Gol buat Persebaya

Liga Indonesia
Hasil Timnas U17 Putri Indonesia Vs Filipina: Claudia Scheunemann Cetak Gol, Garuda Pertiwi Tumbang

Hasil Timnas U17 Putri Indonesia Vs Filipina: Claudia Scheunemann Cetak Gol, Garuda Pertiwi Tumbang

Timnas Indonesia
Ketika STY Kalahkan Guinea 3-0 dan Singkirkan Argentina...

Ketika STY Kalahkan Guinea 3-0 dan Singkirkan Argentina...

Timnas Indonesia
VAR di Championship Series, Aspek Fisik Jadi Sorotan Persib

VAR di Championship Series, Aspek Fisik Jadi Sorotan Persib

Liga Indonesia
Ubah Cara Pikir Persib Lawan Bali United, Upaya Akhiri Tren Negatif

Ubah Cara Pikir Persib Lawan Bali United, Upaya Akhiri Tren Negatif

Liga Indonesia
Jadwal Indonesia di Piala Asia U17 Putri 2024, Lawan Filipina Malam Ini

Jadwal Indonesia di Piala Asia U17 Putri 2024, Lawan Filipina Malam Ini

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri, Garuda Pertiwi Bertekad Terbang Tinggi

Piala Asia U17 Putri, Garuda Pertiwi Bertekad Terbang Tinggi

Timnas Indonesia
Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Liga Indonesia
4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

Liga Indonesia
Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke