Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Alasan Diego Michiels Solusi dan Sesuai Ciri Khas Arema FC

Dia direkrut dengan status bebas transfer setelah memutuskan mengundurkan diri dari Borneo FC pada awal April kemarin.

"Ya, Arema FC secara resmi menjalin kesepakatan dengan Diego Michiels yang akan memperkuat tim Singo Edan untuk musim kompetisi 2021," kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji.

Kehadirannya disebut sebagai pemain yang tepat pada waktu yang tepat untuk Arema FC.

Sebab, sosok Diego Michiels tidak hanya menambah kekuatan, tetapi juga "menyediakan" solusi sejumlah masalah tim.

1. Solusi stok lini belakang yang menipis

Seperti diketahui, Arema FC sedang terbelit masalah stok pemain bertahan. 

Selepas mundurnya Ikhwan Ciptady ke Sriwijaya FC, posisi center back hanya menyisakan Bagas Adi Nugroho, Ikhfanul Alam, dan satu pemain asing yang hingga kini belum ada kabarnya.

Sementara itu, sektor fullback cuma bisa mengandalkan Johan Ahmat Farizi, Didik Aryanto, dan Rizky Febrianto.

Memang ada beberapa pemain muda dari akademi yang dipromosikan, tetapi untuk menghadapi kompetisi resmi dirasa cukup riskan.

Kehadiran Diego Michiels diharapkan menambah opsi Eduardo Almeida dalam meracik strategi.

Selain dikenal dikenal sebagai full back kanan yang tangguh, pemain 30 tahun tersebut juga dikenal sebagai pemain versatile atau multiposisi.

Dia beberapa kali tampil apik sebagai bek tengah, bek sayap, hingga gelandang bertahan saat masih bermain di timnas U23.

Begitu pula saat bermain di timnas senior dan Borneo FC, dia kerap menjadi pilihan saat posisi center back kekurangan pemain.

2. Sosok kapten yang dibutuhkan Arema FC

Semenjak kepergian Hamka Hamzah dan Hendro Siswanto, Arema FC kehilangan sosok pemimpin dalam tim. Selama ini, tugas kapten diserahkan secara bergulir kepada Johan Ahmat Farizi, Dendi Santoso, dan Bagas Adi Nugroho.

Ketiganya mampu menjalankan tugasnya dengan bagus, tetapi masih belum bisa menggantikan sosok kapten karismatik yang dibutuhkan.

Padahal, peran kapten sangat vital untuk memastikan koordinasi antarpemain berjalan dengan baik sepanjang pertandingan. 

Diego Michiels mungkin sosok baru bagi penggawa-penggawa Arema, tetapi pengalamannya menjadi kapten di Borneo FC bisa menjadi pertimbangan utama.

Selain itu dia, dikenal sebagai pemain yang "bengal" semasa mudanya. Citranya kemudian perlahan berubah setelah mengemban ban kapten di Borneo FC.

Perjalanannya tersebut diyakini membuatnya layak memimpin penggawa-penggawa Arema FC yang punya karakter keras dan ngeyel.

3. Sarat pengalaman 

Segi pengalaman Diego tidak perlu diragukan lagi.

Sejak meniti karier di Indonesia pada tahun 2011, pemain kelahiran Deventer 8 Agustus 1990 tersebut selalu berhasil menarik minat tim-tim besar, mulai dari Pelita Jaya, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, dan terakhir Borneo FC.

Dia juga banyak pengalaman bermain di timnas U23 Indonesia dan timnas senior.

Selain itu, Diego Michiels bukanlah orang baru di Arema. Dia pernah membela Arema (Cronus) pada medio musim 2012 dengan status pemain pinjaman dari Pelita Jaya.

Dia satu angkatan dengan dua senior Arema FC Johan Ahmad Farizi dan Dendi Santoso.

Ketiganya dulu juga menjadi bagian timnas U23 SEA Games 2013 di Myanmar. Tak ayal jika Diego Michiels terlihat begitu akrab dalam sesi latihan perdananya.

Dengan segudang pengalamannya, Diego Michiels diharapkan mampu menularkan ilmunya kepada pemain-pemain muda Arema FC.

Nilai plusnya lagi, Diego Michiels punya karakter pekerja keras yang lugas dan tanpa kompromi.

Hal itu, sesuai dengan ciri khas gaya permainan Singo Edan sehingga bisa jadi role model di dalam lapangan bagi penggawa Arema FC yang kini banyak diisi pemain muda akademi.

https://bola.kompas.com/read/2021/06/15/12200088/3-alasan-diego-michiels-solusi-dan-sesuai-ciri-khas-arema-fc

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke