KOMPAS.com - Nomor 10 Barcelona selalu jadi korban saat Presiden Joan Laporta memulai revolusi. Lantas, bagaimana nasib Lionel Messi?
Joan Laporta berandil dalam dua “revolusi” besar yang pernah terjadi di tubuh Barcelona.
Dua momen revolusi tersebut selalu memakan korban pemain nomor 10 Barcelona.
Revolusi ketiga di bawah kepemimpinan Joan Laporta sebagai Presiden Barcelona diyakini akan terjadi pada akhir musim 2020-2021.
Nasib Lionel Messi, si pemakai nomor 10 Barcelona terkini pun menjadi sebuah pertanyaan.
Sebelum diangkat sebagai Presiden Barcelona pada 7 Maret 2021 silam, Joan Laporta sebelumnya pernah jadi orang nomor satu di klub kebanggaan masyarakat Catalan.
Periode pertama Joan Laporta memimpin Blaugrana, julukan Barcelona, terjadi pada rentang 2003 hingga 2010.
Segera setelah jadi Presiden, Laporta langsung melakukan revolusi dengan cara merombak skuad.
Di awal era kepemimpinan Laporta pada 2003, Barcelona melepas total 12 nama, termasuk pemakai nomor 10 asal Argentina Juan Roman Riquelme, yang dipersilakan melalui masa peminjaman ke Villarreal.
Beberapa pemain yang dilepas Barca kala itu selain Riquelme antara lain, Roberto Bonano, Robert Enke, Philippe Cristanval, Frank de Boer, Gaizka Mendieta, dan Geovanni.
Nomor 10 lantas diberikan kepada rekrutan anyar Ronaldinho, yang bak jadi menara dari proyek Laporta.
Revolusi ala Laporta berbuah manis dengan lahirnya gelar LaLiga 2004-2005 yang mengakhiri lima tahun puasa trofi Barcelona.
Kesuksesan berlanjut dengan hadirnya titel Liga Champions pada 2006.
Pada 2008, Laporta kembali menjalankan revolusi. Ronaldinho yang dianggap sudah melewati masa emas dibukakan pintu pergi ke AC Milan.
Ronaldinho melangkah keluar Stadion Camp Nou bersama sejumlah nama besar lain semodel Edmilson, Lilian Thuram, Gianluca Zambrotta, Giovanni dos Santos, dan Deco.
Kepergian Ronaldinho kala itu membukakan jalan Lionel Messi untuk merekah. Benar saja, Messi tumbuh menjadi protagonis utama dan mengantar Barca kepada pencapaian treble bersejarah pada 2008-2009.
Lilitan hutang dan situasi pandemi Covid-19 yang tak bersahabat terhadap neraca keuangan Barcelona disebut memaksa Laporta untuk mencanangkan revolusi ketiga pada akhir 2020-2021.
Mundo Deportivo beberapa waktu silam menyebut ada 7 nama yang siap dilego Barcelona.
Mereka adalah Neto, Samuel Umtiti, Junior Firpo, Philippe Coutinho, Martin Braithwaite, Miralem Pjanic, dan Matheus Fernandes.
Menilik daftar itu, revolusi ketiga Laporta di Barcelona disinyalir tak akan memakan korban nomor 10 lagi.
Memastikan Messi terus berada di Barcelona memang jadi satu hal yang dijanjikan Laporta dalam kampanyenya sebelum terpilih sebagai Presiden tahun ini.
Laporta diberitakan menyiapkan proposal kontrak berdurasi tiga tahun buat Messi dengan nilai mencapai 75 juta euro (sekitar 1,3 triliun rupiah) per musim.
Sementara itu, Messi diberitakan akan memberikan petunjuk terkait masa depannya pada Sabtu (22/5/2021), saat sang megabintang dijadwalkan melakoni sesi interviu eksklusif dengan media Argentina, Ole.
Ini kali pertama dalam rentang 5 bulan terakhir Messi mau buka suara ke media selain Barca TV.
Adapun kontrak Messi bersama Barcelona kini tinggal tersisa sebulan lagi, persisnya sampai 30 Juni nanti.
https://bola.kompas.com/read/2021/05/21/11000038/revolusi-laporta-selalu-makan-korban-nomor-10-barcelona-nasib-messi-